Part 23

11.8K 460 15
                                    

Jam dinding baru menunjukkan pukul 08.30 pagi. Dimana biasanya, di pagi hari minggu ini anak-anak remaja masih setia berbaring di atas kasurnya, ditambah lagi dengan turunnya hujan di luar, membuat mereka semakin malas beranjak bangun dari tempat tidurnya.

Tetapi, hal itu tidak berlaku bagi Rennaline. walaupun hari ini adalah hari minggu, gadis itu tidak mau bermalas-malasan di atas kasur.

Gadis itu sudah mandi dan menampilkan wajahnya yang sangat segar, bahkan sekarang ia sedang membaca buku pelajarannya sambil ditemani secangkir susu coklat hangat miliknya yang berada di atas meja.

Matanya fokus membaca buku pelajaran yang ada di hadapannya, hingga ia merasakan ponselnya yang berada di atas meja bergetar, dan membuat fokusnya tidak lagi kearah bukunya, melainkan kearah ponselnya.

Kak Arsen is calling...

Rennaline mengernyit sebentar sebelum menggeser ikon hijau yang ada di layar ponselnya, lalu menempelkan benda pipih itu di telinga kirinya.

"Halo?"

"Rennaline?" Sahut Arsen di sebrang sana.

"Iya kak?"

"Nanti sore lo sibuk?"

"Ngga kak, kenapa ya?"

"Bisa temenin gue beli sepatu sore ini?"

"Bisa kok."

"Oke, nanti sore gue jemput."

"Iya, tapi jemputnya di depan minimarket biasa aja ya?" Pinta Rennalime.

"Hm..oke"

***

Rennaline sedang duduk di kursi yang ada di depan minimarket, memainkan ponselnya sembari menunggu Arsen datang.

Rennaline terlalu fokus memainkan ponselnya, hingga ia tidak sadar bahwa Arsen ternyata sudah datang dan sedang berdiri di sampingnya.

Arsen diam, melihat Rennaline yang masih asik dengan ponselnya, ia menyentuh pundak gadis itu. Refleks Rennaline menoleh. "Eh?"

"Asik banget mainin ponselnya, sampai-sampai lo gak sadar gue udah berdiri di samping lo dari tadi."

Rennaline nyengir sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan menuju ke tempat pusat perbelanjaan.

"Kak Arsen, nyari sepatu sekolah?" Tanya Rennaline.

Mereka berjalan berdampingan, masuk ke dalam toko yang menjual berbagai macam sepatu.

"Bukan."

"Terus?"

"Nyari sepatu futsal, Ren."

Rennaline manggut-manggut.

Arsen sibuk melihat-lihat sepatu yang terpajang di sana. Begitu juga dengan Rennaline, gadis itu juga ikut melihat-lihat sepatu yang berjejer di sana.

Kali aja ada yang cocok buat Dhiran, batinnya.

"Rennaline." Arsen memanggilnya, Rennaline pun menoleh.

Arsen memperlihatkan 2 pasang sepatu di tangannya. Di tangan kanannya ada sepasang separu berwarna biru, dan di tangan kirinya ada sepasang sepatu berwarna merah. "Menurut lo bagus yang mana?"

Rennaline memperhatikan sepatu yang ada di tangan Arsen secara bergantian. "Yang biru bagus Kak." Tapi, kemudian ia lanjut berbicara lagi. "Tapi, yang merah juga bagus."

I Fall In Love With Playboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang