Part 21

12.6K 492 6
                                    

Vote sebelum membaca
Happy Reading...

***

Beberapa pegawai di Royal Group dibuat kalang kabut. Ronald Charles, selaku CEO Royal Group menyuruh semua pegawainya untuk sesegera mungkin menyelesaikan proses perpindah tanganan Ashwin Group.

Steve yang baru saja datang, langsung menuju di mana ruangan Ronald berada.

"Bagaimana? Sudah tahu dimana keberadaan Kathrine?"

"Tunggu sebentar." Ronald menyahut, lalu mengambil ponselnya yang berada di saku celana. Ia mendial sebuah nomor, lalu menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

"Halo pak?" Ucap lelaki itu di sebrang sana.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan di mana keberadaan Kathrine?"

Lelaki yang berada di seberang sana terdengar sedikit meringis, lalu berucap. "Maaf pak, untuk saat ini kamu belum menemukan di mana dia berada. Sepertinya dia ahli menyembunyikan diri. Tapi, kami tetap akan berusaha untuk mencari keberadaannya."

Ronald menghela napas. "Baiklah, kalau kau sudah menemukannya, segera hubungi aku." Ronald langsung memutuskan telponnya.

"Bagaimana?" Steve tampak khawatir.

"Dia, tidak berhasil ditemukan." Ronald menarik napasnya dalam, dan menghembuskan napasnya perlahan. "Menurut mereka, Kathrine sangat baik dalam menyembunyikan diri."

"Sepertinya wanita itu memang berniat untuk membalas dendam, ia bahkan menyembunyikan keberadaannya!"

"Kalau dia berniat untuk membalas dendam, kenapa juga ia baru akan melakukannya sekarang?"

"Tentu saja karena dia menunggu suaminya keluar dari penjara! Dan akan menjalankan aksi balas dendamnya bersama!" Steve geram. Ia mencoba untuk tidak terlalu emosi, lalu ia memilih untuk menenangkan diri dengan keluar daru ruangan.

"Kalau begitu, aku permisi. Masih banyak hal yang harus aku kerjakan."

Steve berjalan keluar dari ruangan Ronals dengan wajahnya yang gusar.

***

Dari tadi pagi Rennaline selalu cemberut. Dhiran sampai bosan melihat wajahnya begitu, dan ia juga tampak bingung. Kenapa Rennaline cemberut seharian ini?

"Gila ya lo, gak cape apa cemberut terus dari tadi pagi?"

Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga, Dhiran sedang asik menonton tv ditemani Rennaline yang duduk di sampingnya. Tetapi, gadis itu tidak ikut menonton tv, ia hanya diam dengan wajahnya yang cemberut.

"Lo kenapa sih?" Dhiran kesal, gara-gara Rennaline ia jadi tidak fokus menontn tv. Rennaline yang sedari tadi cemberut dan sebentar-sebentar melihat ponselnya membuatnya tidak fokus.

Rennaline menghela napas. "Pak Steve gak bales pesan dari gue. Kayaknya Pak Steve sibuk banget deh."

Dhiran memutar bola matanya malas. "Yaamoun, cuman gara-gara Pak Steve gak bales pesan lo doang, cemberutnya udah hampir seharian."

"Suka-suka gue dong. Mau cemberut seharian kek, setahunan kek, ya suka-suka gue lah."

Anna datang dari arah dapur menuju ruang keluarga dengan sebuah nampan di tangannya.

"Aduh, ada apa sih kalian ini?" Tanya Anna usai meletakkan nampan yang ia bawa tadi ke atas meja.

"Si Rennaline bun, dari pagi cemberut mulu gara-gara Pak Steve gak bales pesan dia." Dhiran menjawab.

I Fall In Love With Playboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang