Part 13

14K 569 7
                                    

Dhiran menaiki ninja merah kesayangannya, dan mulai melajukan motornya menuju sebuah minimarket yang berada di dekat café flannery.

Setelah memakan waktu 10 menit di perjalanan, akhirnya Dhiran smapai di tempat tujuan. Di sana ia melihat Rennaline sedang duduk sambil meminum minumannya.

"Ayo pulang."

Rennaline yang tadi asik meminum minumannya itu, mengarahkan arah pandangannya ke sumber suara. Dilihatnya Dhiran sudah datang, dan ada tepat di depannya.

Rennaline membuang kaleng minuman tadi ke tempat sampah, dan mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja, kemudian berjalan menghampiri Dhiran.

"Ayuk," ujarnya menaiki motor Dhiran.

Dhiran pun menstater mptprnya, kemudian menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Saat di perjalanan, tiba-tiba saja Rennaline memukul bahu Dhiran, yang tentu saja membuat Dhiran terkejut, "kenapa si?!"

"Itu seriusan keluarga Evelyn datang ke rumah?"

"Yaa serius lahh."

"Kok bisa?"

"Ntar gue ceritain pas di rumah."

Rennaline hanya mengangguk, yang dapat dilihat oleh Dhiran melalui pantulan kaca spion motornya.

Yang Rennaline inginkan saat ini hanya satu, ia ingin cepat-cepat sampai ke rumah. Ia sangat tidak sabar mendengar cerita dari Dhiran, mengenai Evelyn.

Tidak lama setelahnya, mereka sampai di rumah keluarga Charles. Dan langsung melangkah masuk ke dalam rumah.

Dhiran menaiki anak tangga, bermaksud menuju kamarnya. Tapi, langkah kakinya terhenti untuk menaiki tangga tatkala Rennaline tiba-tiba memegang tangan Dhiran.

"Eh? Mau kemana? Ceritain dulu." Ujarnya dengan tangannya yang masih memegang tangan Dhiran.

"Mau ke kamar, lo ikut gue aja ke kamar. Ntar gue ceritain."

Rennaline langsung menggeleng dan melepaskan tangannya yang sebelumnya memegang tangan Dhiran. "Gak ah, kesannya jadi horror kalau gue berduaan sama lo di kamar."

Dhiran memutarkan bola matanya, "dipikir gue setan apa pake horror segala. Gue cogan ini." Ujarnya dengan bangga.

"Apa kata lo deh. Pokoknya sekarang ceritain." Pinta Rennaline.

"Kita ke ruang keluarga. Gue ceritain di sana."

Dhiran menuruni anak tangga yang sebelumnya sempat ia naiki, kemudian menuju ruang keluarga, diikuti oleh Rennaline di belakangnya. Dhiran duduk di atas sofa, begitu juga dengan Rennaline. Gadis itu juga ikut duduk tepat di samping Dhiran, dimana bisa dikatakan jarak duduk antara Rennaline dan Dhiran hampir tidak ada.

"Sudah pulang Rennaline?" Tanya Anna, yang membuat dua remaja itu menoleh kearah Anna.

Rennaline mengangguk sambil tersenyum, "iya. Sudah bun."

"Kayaknya kalian makin dekat aja nihh." Ujar Anna menggoda keduanya, kemudian wanita itu berjalan menuju dapur.

Sadar akan maksud ucapan Anna, Rennaline langsung memberik jarak duduk antara dirinya dengan Dhiran. Bisa-bisa ia tidak sadar bahwa ia tadi duduk sangat dekat dengan Dhiran.

Rennaline menatap Dhiran, "jadi?"

"Kayaknya bonyok Evelyn temen lama Ayah, Bunda, sama Pak steve deh?"

"Pak Steve juga? Kok bisa?" Tanya Rennaline dengan wajah bingung campur penasaran.

"Itu sih masih dugaan gue ya. Tapi sih kayaknya iya, dilihat dari percakapan mereka?"

I Fall In Love With Playboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang