Part 19

12.6K 519 7
                                    

Silahkan klik tanda 🌟 terlebih dahulu, sebelum membaca~

Happy Reading..

***

Rennaline merebahkan dirinya diatas kasur setelah melakukan kegiatannya sebelum tidur. Ia meresa lelah hari ini setelah seharian jalan bersama Dhiran, tetapi ia juga merasa senang bersamaan.

Entahlah, ia hanya merasa sangat senang jalan bersama Dhiran, walaupun di awal-awal mereka sempat saling canggung.

Ia mencek ponselnya sebentar sebelum tidur. Ternyata ada 2 pesan line dari Dhiran.

Dhiran : Mata empat

Dhiran : thanks for today :)

Rennaline terensyum kecil membaca pesan dari Dhiran. Lalu, tangannya mengetik untk membalas pesan dari Dhiran tadi.

Rennaline : ya, sama-sama.

Rennaline meletakkan ponselnya di atas nakas, mematikan lampu, dan tidur.

***

Dhiran dari tadi sibuk memperhatikan ponselnya, ia menunggu balasan pesan dari Rennaline. tapi, dari tadi pesan balasan itu tidak muncul juga.

Drtt...

Dengan secepat kilat Dhiran membuka aplikasi chat Line, dan membaca pesan balasan dari Rennaline.

Rennaline : ya, sama-sama.

Dhiran mengerutkan dahinya. "Ebusett, balasannya gitu doang?"

Dhiran sedikit terkejut saat melihat pesan balasan dari Rennaline barusan. Pesannya begitu singkat, padahal Dhiran sudah berekspetasi bahwa Rennaline akan membalas dengan pesan yang panjang beserta ucapan terimakasih karena sudah pergi jalan-jalan bersamanya. Tetapi realita tak seindah ekspetasinya, Rennaline hanya membalas pesannya dengan begitu singkat.

Karena merasa lelah, Dhiran memilih untuk memajamkan matanya dan masuk ke dalam dunia mimpinya.

Keesokan paginya, Dhiran sudah sangat rapi dengan seragam sekolahnya. Ia keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar sebelah, lebih tepatnya ia menuju ke kamar Rennaline.

Dhiran mengetuk pintu kamar Rennaline. "Ren." Panggilnya dari luar.

"Masuk aja Dhira, pintunya gak dikunci kok." Sahut Rennaline dari dalam kamar.

Setelah mendengar sahutan dari Rennaline tadi, Dhiran membuka pinta dan msuk ke dalam, ia pun duduk di atas kasur Rennaline.

"Tumbenan lo kesini, ngapain?" Tanya Rennaline, tangannya masih sibuk mengepang rambutnya.

"Ya nggak ngapa-ngapain."

Layar ponsel Rennaline menyala, ada notif dari line muncul. Dhiran yang melihat pun langsung mengambil ponsel itu, dan membuka isi pesan line yang masuk.

Kak Arsen: mau gue jemput?

Setelah membaca pesan dari Arsen, Dhiran langsung menghapus pesan itu dan mengembalikan ponsel Rennaline ke atas nakas.

"Ren, tadi ada pesan masuk dari Arsen. Tapi udah gue hapus pesannya."

Rennaline menghentikkan aktivitas mengepang rambutnya, ia menatap Dhiran dengan kerutan di dahinya. "Kok dihapus sih?"

Kadang Rennaline suka geregetan dengan kelakuan Dhiran yang suka seenak jidat. Seperti sekarang ini, ia membuka ponsel Rennaline tanpa ijin kepada sang pemilik, ditambah lagi ia seenaknya saja menghapus pesan dari Arsen.

I Fall In Love With Playboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang