Part 11

15.7K 534 0
                                    

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, setelah merasa tersiksa dengan pelajaran matematika yang bagi sebagian murid adalah mata pelajaran yang sulit dan juga membosankan. Bahkan Rennaline dan Evelyn pun merasa bosan saat pelajaran matematika tadi, tidak tampak seperti mereka biasanya, yang selalu semangat dalam belajar.

"Huahhh, akhirnya bel bunyi juga. Udah bosan setengah mati gue." Ujar Astrid, ya walaupun sebenarnya semua mata pelajaran terasa bosan baginya.

Evelyn membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, setelahnya ia menghampiri Rennaline.

"Lo kerja hari ini?" Tanyanya sambil memperhatikan Rennaline yang sibuk membereskan buku-bukunya.

Rennaline diam, cewe itu masih sibuk membereskan bukunya dan tidak menjawab pertanyaan Evelyn barusan.

Merasa jengkel karena tidak mendapat respon, Evelyn memutarkan bola matanya, dan berujar lagi. "Nyett, kalo ditanya tuh dijawab."

"Hah? Apaan?" Rennaline menyahut dengan sedikit terkejut, rupanya cewek itu melamun sambil membereskan bukunya, hingga tak sadar jika Evelyn bertanya sesuatu padanya.

"Lo kerja gak hari ini? Kalo lo libur, mending kita jalan?" Ajak Evelyn. Dirinya berharap, semoga sahabatnya itu tidak bekerja hari ini, sehingga mereka bisa pergi jalan-jalan bersama. Sudah lama mereka tidak jalan bersama, mengingat Rennaline selalu sibuk bekerja.

Ajakan dari Evelyn barusan membuat Rennaline menyeringai, ini adalah kesempatan bagus! Rennaline akan menjadikan jalan-jalan bersama Evelyn sebagai alasan kenapa ia tidak pulang bersama Dhiran hari ini.

Saat sibuk membereskan buku-bukunya tadi, Rennaline melamun memikirkan alasan apa yang tepat untuk tidak pulang bersama Dhiran hari ini. Sebenarnya, Dhiran juga ogah pulang bersama Rennaline, tapi Dhiran bisa apa jika Bundanya yang memaksa? Kalau menolak, bisa-bisa semua fasilitas dirinya diambil bunda lagi.

Saat berangkat tadi pagi, Rennaline berangkat lebih dulu dari pada Dhiran. Ia beralasan pada bunda, jika ada ulangan hari ini dan harus belajar lagi di sekolah, bunda pun mempercayainya.

Dan sekarang, saat bingung mencari asalan apa yang tepat untuk tidak pulang bersama Dhiran, ajakan jalan-jalan dari Evelyn barusan adalah alasan yang tepat.

"Kenapa lo jadi nyeringai gitu? Ditanya bukannya dijawab, malah nyeringai gak jelas." Tutur Evelyn menatap aneh sahabatnya itu.

"Eh? Gue gak kerja kok hari ini. Yuk ah kita jalan."

Mereka berjalan bersamaan menuju gerbang sekolah, saat berjalan tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil nama Rennaline dari belakang.

Rennaline pun menoleh, "ada apa kak?" tanyanya setelah tahu jika Arsen lah yang memanggilnya barusan.

"Lo kerja hari ini?"

"Ngga, kenapa kak?"

"Bisa temenin gue ke toko buku gak?" Pinta Arsen dengan penuh harap, berharap bahwa gadis di depannya itu akan menerima ajakannya.

Rennaline merasa senang, dan sekaligus bingung. Ia senang, karena Arsen yang notabanennya adalah gebetannya mengajak dirinya untuk pergi ke toko buku bersama. Tapi, di sisi lain ia juga bingung, apakah ia harus menerima ajakan Arsen yang mungkin tidak datang dua kali? Atau lebih memilih jalan-jalan bersama sahabatnya.

Rennaline melihat kearah Eveleyn, sahabatnya itu mengangguk-angguk memberikan kode agar ia menerima ajakan dari Arsen.

Setelah berpikir sebentar, Rennaline pun menjawab. "Maaf kak, gue.. gak bisa. Soalnya gue udah ada janji sama Evelyn, mungkin lain waktu?."

I Fall In Love With Playboy [END]Where stories live. Discover now