Part 16

14.4K 537 12
                                    

"Stop!"

Ucapan Rennaline yang tiba-tiba membuat Dhiran menginjak rem secara mendadak.

"Astaga! Kenapa lagi sih?" Tanya Dhiran menoleh kearah Rennaline yang duduk di kursi penumpang.

Rennaline membuka pintu mobil, "gue turun di sini aja. Gue gamau ya berurusan sama fans-fans alay lo."

Rennaline keluar dari dalam mobil, dan mulai menutup pintu mobil yang sebelumnya terbuka. Tetapi, sebelum pintu mobil itu benar-benar tertutup, Dhiran sempa berujar. "Oke, lo hati-hati ya."

Dhiran pun melajukan mobilnya meninggalkan Rennaline yang masih asik berjalan kaki menuju sekolah.

Sesampai di parkiran sekolah, Dhiran bertemu dengan Elsa yang sedang asik berbincang-bincang dengan Astrid. Sial, kenapa juga ia harus bertemu dengan Elsa sepagi ini? Padahal ia sudah mati-matian menghindar dari cewek itu.

"Dhiran!"

Suara cempreng milik Elsa sontak membuat Dhiran menoleh kearahnya.

Dhiran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "em, ada apa ya?"

Sadar akan ada pembicaraan pribadi antara Elsa dan Dhiran, Astrid pun memilih untuk menuju kelas terlebih dahulu.

"Sa, gue ke kelas duluan ya?" Tanyanya, yang diangguki langsung oleh Elsa. Astrid pun berjalan meninggalkan mereka berdua.

Tangan Elsa menarik tangan Dhiran, kemudian menggenggamnya, "waktu itu kamu Cuma bercanda kan? Iya kan?"

Dhiran melepaskan tangan Elsa pelan dari tangannya, "gue serius Elsa." Sahutnya lembut.

"Aku gamau Dhiran! Aku gamau!" Ucap Elsa, nada bicaranya mulai meninggi.

"Udahlah Sa, lo jangan egois. Lagian lo udah tahu kan kalau gue gak pernah pacaran lama sama orang?"

"Coba kamu kasih alasan ke aku, kenapa kamu tiba-tiba aja mutusin aku?!"

"Disuruh bunda," Dhiran menyahut enteng, yang lantas membuat Elsa terbelalak.

Elsa terkejut dengan jawaban Dhiran, matanya masih terbelalak. Tapi, ia tidak percaya bahwa bunda Anna menyuruh Dhiran memutusinya, Elsa merasa itu adalah akal-akalan Dhiran saja.

"Bohong!"

Dhiran memijit pelipisnya pelan, "kenapa juga gue harus bohong? Udah lah, terserah lo aja mau percaya apa nggak."

Mata Dhiran menyipit tatkala melihat sosok Rennaline yang sudah tiba di depan gerbang. "Kalau gitu gue duluan." Ujarnya berjalan menuju gerbang dan meninggalkan Elsa di parkiran.

Dhiran ikut berjalan di samping Rennaline, "capek kan lo? Siapa suruh tadi minta turunin di pinggir jalan."

Rennaline menaikkan alis kirinya, ia sedikit mendongak menatap Dhiran yang lebih tinggi darinya. "Sok tau banget. Sana lo jauh-jauh, gue risih ya diliatin cewek-cewek gara-gara jalan bareng sama lo."

Rennaline melajukan langkah kakinya, tidak ingin berjalan sejajar dengan Dhiran. Ia rishi dengan situasi sekitar yang menatap tajam dirinya.

Dhiran berjalan menuju kelasnya, dilihatnya ada Kevin yang sedang asik berbicara dengan Alvin.

"Baru datang bos?" Ucap Alvin menyadari kedatangan Dhiran.

Dhiran meletakkan ranselnya ke atas meja, "yoi."

"Dhir, lo dicariin sama nyokap tuh." Ujar Kevin

"Iya, katanya lo udah lama gak main ke rumah." Sambung Alvin.

"Jadi? Nyokap lo berdua kangen gitu sama gue? Yaudah, pulang sekolah gue ke rumah kalian dahh."

***

I Fall In Love With Playboy [END]Where stories live. Discover now