Part 7

16.9K 652 7
                                    

"Apa? Dijodohin sama dia?! Dhiran gak mau!" Sahut Dhiran kesal, usai mendengar ucapan Anna, bahwa dirinya akan dijodohkan dengan Rennaline.

"Di sekolah Dhiran masih banyak cewek-cewek cantik yang ngantri jadi pacar Dhiran, kenapa juga Dhiran mau dijodohin sama cewek jelek culun kaya dia?"

Rennaline yang jengkel mendengar dirinya dihina oleh Dhiran, angkat bicara. "Heh! Lo pikir gue mau gitu dijodohin sama playboy kayak lo? Gue juga ogah!"

Steve, Ronald, dan Anna hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dua anak muda itu.

"Jadi, Rennaline. Kamu gak mau nih dijodohin sama anak tante?" Anna bertanya.

Rennaline menggeleng, dengan matanya masih menatap sinis kearah Dhiran. "Maaf tante. Saya gak mau. Anak tante itu playboy, terus sok kagantengan. Saya gak mau dijodohin sama orang kayak dia."

Anna menghembuskan napas dengan perlahan. "Yasudah, nanti kalau kamu tiba-tiba berubah pikiran, mau dijodohin sama Dhiran. Kamu tinggal bilang aja sama tante, atau kalau mau kamu bisa bilang langsung sama Dhiran."

Tidak mendengarkan apa yang diucapkan Anna, Rennaline malah menatap kearah Steve. "Pak Steve, Renna mau pulang. Sekarang." Ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar dari ruang makan.

Steve berucap pamit dan juga mengucapkan permintaan maafnya atas perbuatan Rennaline yang langsung melenggang pergi tanpa pamit kepada Ronald dan Anna.

Suasana di ruang makan menjadi hening, Anna marah dengan kelakuan anaknya yang menolak untuk dijodohkan.

Ronald mendengus, "lihat Dhiran. Bunda mu jadi ngambek gara-gara kamu."

"Kok jadi gara-gara Dhiran? Itu hak Dhiran dong nolak permintaan aneh bunda. Lagian masih banyak cewe cantik, kenapa juga harus dia?" Dhiran masih tidak habis pikir.

Anna yang diam dari tadi, angkat bicara dengan mengucapkan kalimat mematikan bagi Dhiran. "Kalau kamu gamau dijodohin sama Rennaline, fasilitas kamu bakalan bunda ambil! Kartu kredit, ATM kamu bakalan bunda blokir, mobil sama motor disita! Uang jajan dipotong setengah!" Ucap Anna mengancam.

Mata Dhiran terbelalak mendengar ancaman mematikan dari bundanya itu. "Ta..tapi bun-"

Belum sempat Dhiran menyelesaikan ucapannya, Anna sudah terlebih dahulu memotong ucapannya. "Gaada tapi-tapian kamu harus mau dijodohin sama Rennaline, dan kamu harus bujuk dia biar mau dijodohin sama kamu, kalau kamu ga mau kehilangan semua fasilitas kamu."

Dhiran serasa mati di tempat mendengar ancaman-ancaman Bundanya itu, ia yakin sekali ancaman bunda nya itu adalah nyata bukan sekedar ancaman main-main.

***

Didalam mobil, Rennaline mendengus kesal. Ia sama sekali tak menyangka pertemuan makan malam ini, malah membicarakan perjodohan yang tak masuk akal sama sekali. Dirinya dan Dhiran? Hanya membayangkannya saja rasanya tak sanggup. Apalagi jika benar-benar terjadi?

Ia menolak Dhiran bukan tanpa alasan. Dhiran itu manusia super Playboy mana mungkin Rennaline dengan lapang dada menerima cowok Playboy jadi tunangan dan suami masa depannya.

Suasana di perjalanan sangat hening. Rennaline terlalu sibuk berkutat dengan pemikirannya. Hingga tak sadar jika Steve sedari tadi memperhatikannya.

"Non yakin nolak perjodohan itu?" Tanya Steve tiba-tiba dengan tangannya yang masih sibuk menyetir.

Suara Steve yang terdengar tiba-tiba membuat Rennaline tersadar, jika ia sudah terlalu lama berkutat dengan pemikirannya sendiri. "Iya Pak. Aku gak suka sama Dhiran." Terangnya.

I Fall In Love With Playboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang