15. KEMBALI

40 13 20
                                    

"Merli!!!" teriakku lantas menghampirinya.

Kulihat Akbar segera ingin membunuh Siren namun sayangnya dia sudah kabur. Mungkin karena Akbar lengah melihat Merli pingsan secara tiba-tiba setelah memamerkan senyum bahwa dia menang.

"Kenapa Merli?! Aku tidak bisa melihatnya!" sahut Rafa meronta.

Akbar segera melepas tali ikatan di tubuh Rafa dan menolong yang lain kemudian menghampiri Merli.

"Merli bangun!" aku menepuk pipi kanan-kirinya.

Tetapi nihil. Dia tetap terpejam. Tubuhnya kemudian terasa dingin. Sangat dingin hingga kulitnya terlihat pucat.

Tidak lama. Mulutnya mengeluarkan darah. Hidungnya juga. Aku terus memanggilnya agar dia bangun. Mila dan Rani sampai menangis melihat Merli.

"Akbar dia kenapa?!" tanyaku masih berusaha membangunkan Merli.

"Celaka Rendra! Ada yang rusak di tubuhnya!" ujar Akbar berdecak kesal sembari mengelus dahi Merli.

Kami terdiam. Melihat wajah Akbar seakan dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Rafa sudah ada pada kami namun sekarang masalah ada pada Merli.

"Niat nipu malah tertipu, hahaha!"

"K-kamu!!!" pekik Akbar lantas berdiri.

Cimeries kulihat perlahan bangun. Tanpa kepala. Beberapa saat tubuhnya mengambil kepalanya dan memasangkannya seperti memasang kepala boneka. Tersambung begitu saja dengan darah di sekujur tubuhnya.

"Kamu masih hidup?!!" pekik Setyo kesal lantas menghampirinya.

"Jangan ikut campur!" ujar Cimeries.

BLAAR!!!

"Setyo!!"

Satu lagi teman kami terbunuh. Hanya sekejap mata, Setyo dilemparnya dengan cambuknya ke arah dinding hingga tubuhnya hanjur bersama dinding yang terhantam olehnya.

"Aku bawa temanmu lagi, sampai jumpa,"

"Tidak! Rafa!!" Teriakku mencoba berlari mengenggam tangan Rafa yang dia ulurkan padaku. Tetapi dia hilang bersama Cimeries.

WILAYAH TAK TENTUजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें