Part 1 (The Death Angel)

17.3K 731 6
                                    

Seorang pria berlari secepat mungkin tanpa arah dalam gelapnya hutan, tidak peduli dengan tubuhnya yang penuh luka dan darah yang terus mengalir keluar.

Suara debuman tubuhnya ketika tersandung akar-akar pohon yang mencuat terdengar begitu keras dalam kesunyian hutan, ia mencoba bangun untuk kembali melanjutkan pelariannya, namun ia tahu usahanya sia-sia ketika suara tulang kakinya retak terdengar begitu memilukan. Ia merangkak sambil memegangi luka tusukan di perutnya yang terus mengeluarkan darah. Menyedihkan memang, dengan tubuh yang penuh luka dan kaki yang retak ia masih melakukan usaha pelariannya, berharap ia masih bisa menjauh.

Suara langkah sepatu terdengar begitu samar namun pasti, pria itu menatap ke depan dengan tatapan takut.

Dia datang!, batinnya menyerukan ketakutannya, pikirannya berteriak padanya untuk segera pergi, berlari secepat mungkin namun tubuhnya diam tak berkutik, tak berani melihat ke belakang karna ketakutan sudah-ah mungkin lebih tepatnya- semakin menyelimuti dirinya. Keduanya hening, tidak ada yang membuka suara, hanya suara nafas yang tersengal-sengal dari pria itu yang terdengar.

“Merepotkan,” ucap sosok tersebut yang ternyata seorang perempuan sambil berkacak pinggang. Pria itu menunggu apa yang akan dilakukan perempuan itu padanya, berbagai argumen mengenai cara kematiannya muncul begitu saja, namun apa yang ditunggu tak kunjung datang. Entah apa yang merasuki pikirannya, ia memilih berbalik dan duduk, menatap perempuan di hadapannya dengan sisa keangkuhannya, “Apa maumu? Aku sudah berikan senjata itu, kau harus melepaskanku.”

Perempuan itu berjongkok lalu melepaskan stiletto kirinya, “I told you before.” perempuan itu berdiri sambil memutar-mutar stilettonya dan menatap tajam pria di depannya yang seolah-seolah tak mengerti apa yang dia inginkan.

Ha ha ha, kau pikir aku bodoh? Aku takkan memberitahumu. Kalau kau mau tahu cara kerja dan cara memusnahkan senjata itu, kau harus membiarkanku hidup, jalang” pria itu menatap perempuan di hadapannya remeh, ketakutan yang sebelumnya ada kini berubah, kembali ke sifat angkuhnya, tanpa peduli bahwa kini ia dalam posisi diambang kematian.

“6 menit yang lalu kau berlari ketakutan menghindariku dan sekarang apa kau baru saja berunding? Atau mengancamku?”

“Menurutmu?” tantang pria itu sambil mengangkat kepalanya, mencoba menutupi ketakutannya ketika mata perempuan dihadapannya itu berkilat marah. Perempuan itu menarik heelnya lepas dari stiletto yang dipegangnya, dan muncullah pisau kecil dari heel itu.

“Pergilah ke neraka!” ucap perempuan itu dan melempar pisaunya hingga menancap di kening pria itu, membiarkan pemilik kepala itu tewas dengan mata yang membelalak ketakutan, tanpa punya waktu untuk sadar bahwa malaikat maut sudah menjemputnya, perempuan itu, The Death Angel.

Perempuan itu menarik keluar pisau yang menancap di kening pria itu tanpa perasaan apapun lalu kembali dipasangkan pada stilettonya, membuat darah pria itu menetes keluar dari celah stilettonya. Ia memeriksa jas pria itu, merogoh setiap kantung dan selipan di pakaian pria itu, mencari sesuatu yang mungkin bisa menjadi informasi untuknya. Nihil! Tidak ada apapun di pria itu selain darah. Nafasnya seketika memberat melihat tangannya penuh dengan darah pria itu, aroma darah manusia yang begitu memikat. Ia menutup matanya berusaha mengatur nafasnya kembali normal, “Jangan sekarang.”

“Kau ini! Kan sudah kubilang jangan dibunuh, Z!” seorang wanita pucat menghampirinya dengan tertatih. Perempuan yang dipanggil Z itu menghampirinya bersikap seolah tak ada yang terjadi, “Diamlah! Kau terluka parah, siapa juga yang menyuruhmu mengikutiku.”

Wanita itu mendengus mendengar perkataan sahabatnya yang begitu berbelas kasihan, “Tapi aku ini vampir,” ucapnya mencoba membela diri. “Mau malaikat sekalipun, kalau terluka ya sakit. Apa lagi lukanya karna senjata sialan itu,” ucapnya sambil memapah wanita yang merupakan sehabat sekaligus rekannya itu.

“kita pulang, V”

o00o
15072017
Re: 200618

Yo! Yo! Yo! Aku kembali dengan cerita baru yang masih fresh dari otakku sekitar enam atau tujuh bulan yang lalu, hehe.

Gimana?? Maapkeun hayati yang typo bertebaran dan tentunya, entahlah.

Intinya, terima kasih sudah mau membaca kisah ini, jadiiiii

DON'T FORGET! Vote Comment atau apalah namanya, itu akan membuatku semakin bersemangat untuk up lebih cepat, hehe.

See yaa at next part~

Best regards,

Emma

Mate MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang