Part 35 (Searching)

3.6K 296 15
                                    

Devian terus mengetukkan kakinya dilantai tidak sabaran, membuat R mendelik kesal melihat Devian yang bisa merusak konsentrasi E, "Bisakah kau diam?," ucapnya membuat Devian menatapnya tajam dan tidak menggubris ucapan R.

"Dev, aku kesulitan menghubunginya, seperti ada pembatas yang menghalangi," mindlink Alvian, membuat Devian mengerutkan keningnya bingung akan keadaan matenya.

"Lakukan apapun untuk menemukannya Al!," Devian menggeram marah dalam mindlinknya.

"Aku pasti melakukannya Dev! Tidak perlu memerintahkanku," Balas Alvian dingin, kesal karena Devian mengatakan seolah-olah ia tidak peduli terhadap mate mereka.

Kerutan di dahi Devian semakin dalam begitu melihat E langsung merapikan barang-barangnya, belum sempat ia bertanya, laki-laki bermata biru itu sudah lebih dulu menyuarakan kebingungan yang sama, "Kau menemukan Z?," Tanya O dengan mata berbinar walau ia tidak tahu akan jawaban yang dilontarkan rekannya itu.

"Kita tidak perlu khawatir, terakhir aku melacaknya ada di perbatasan sar- mengarah ke barat gunung Hermon." ucapan E membuat para agent menghela napas lega dengan berbagai ucapan kelegaan keluar dari mulut mereka.

Devian mencekal lengan E, membuat wanita itu terpaksa menghadap Devian, "Apa yang di lakukannya di sana? Apa dia baik-baik saja?," Tanya Devian membuat I hanya bisa memutar bola matanya jengah dengan sikap King Alpha itu.

C menepuk bahu kanan Devian pelan, "Z berada ditempat yang paling aman untuknya," ucapnya mencoba meyakinkan werewolf di depannya untuk tidak khawatir.

Hal itu membuat emosi Devian tersulut, bukannya senang bahwa matenya baik-baik saja, Devian merasa perkataan C seolah-seolah mengatakan bahwa tempatnya tidak aman untuk matenya itu, tempat yang paling aman untuk matenya adalah di sisinya, tidak ada yang lain.

Devian melepaskan cekalannya pada E dan kemudian mencengkram tangan C yang berada di bahunya, "Kau tidak akan mengerti sebelum kau menemukan matemu," desis Devian lalu melepaskan cengkramannya kasar, pergi meninggalkan para agent.

"Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran," ucap Devian sambil menutup pintunya keras, membuat para agent hanya bisa menggelengkan kepala mereka lelah, seharusnya sedari awal mereka membawa Z ke markas untuk diobati, agar masalah seperti ini tidak berkepanjangan.

"JASON!!!," mindlink Devian keras, membuat sang pendengar terlonjak kaget dari kegiatannya melatih warrior akibat mindlink Kingnya itu.

"Ada-," ucapan Jason terpotong dengan alpha tone kingnya yang sudah lebih dulu memerintahkannya.

"Ke ruanganku, sekarang." Suara Devian yang terdengar begitu menyeramkan, membuat Jason langusung melesat pergi meninggalkan para warrior yang kebingungan. Kingnya dalam keadaan tidak baik, dan Jason tidak punya waktu hanya untuk sekadar berpamitan, waktunya menentukan nyawanya.

"Ya King" ucap Jason tepat setelah berhenti di belakang Kingnya yang tengah memandangi lautan luas dibalik jendela.

"Aku ada urusan, siapkan segalanya. Aku titipkan semuanya padamu, termasuk Lilia selama Arthur tidak ada," ucap Devian lalu berlalu melewati Jason yang masih bertanya-tanya kemana Kingnya itu akan pergi, "mungkin akan lama," tambah Devian lalu menghilang di balik pintu, meninggalkan Jason yang kebingungan mendengar ucapan Kingnya yang seolah-olah menyiratkan tidak akan pernah kembali.

Devian melangkahkan kakinya mantap, masuk ke dalam portal yang telah ia buat di kamarnya. Kakinya mendarat dengan sempurna di atas tanah basah, ia mendongakkan kepalanya ke langit, melihat bulan sabit yang sudah muncul di atas kepalanya.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru hutan, berbeda dengan hutan di dunia Immortal yang pohon-pohonnya sangat besar, hutan di dunia Mortal pohonnya tidak sampai setengah dari pohon di dunianya, tetapi untuk ketenangan, hutan dunia Mortallah yang terbaik.

Mate MissionWhere stories live. Discover now