Part 27 (Out of Control)

4.5K 371 9
                                    

Hitam dan putih tidak dapat bersatu, abu-abu, begitulah orang menganggap penyatuan hitam dan putih itu, tapi hal itu tidak berlaku baginya, ia tidak putih, tapi juga tidak hitam, bukan abu-abu.

Dia putih kehitaman.

Sosok kegelapan itu merentangkan tangannya lebar untuk menerima tubuh tidak sadarkan dirinya, wajah para tetua begitu senang melihat penantian lama mereka akhirnya akan berakhir dengan mulus, tanpa tahu bahwa mereka sudah melakukan kesalahan besar.

Ledakan sangat besar kembali terjadi, debu bertebaran dimana-mana mengurangi penglihatan siapapun disana, dengan samar cahaya merah berkobar bak lidah api yang membakar mangsanya, dengan tiba-tiba debu itu turun kembali ke tanah seolah hal sebelumnya hanyalah sihir semata.

Mata para tetua membelalak lebar melihat sosok yang berdiri tegap dengan tatapan setajam elang, sedangkan sosok kegelapan itu sudah berhasil mengeluarkan separuh tubuhnya dengan menggenggam kaki sosok itu, Anya.

Anya menatap sosok tergelap itu dengan tatapan merendahkan, membuat sosok tergelap itu menatapnya dengan amarah dan benci, tahu arti tatapan itu.

"Jangan menyentuhku, makhluk menjijikkan," ucapnya membuat sosok tergelap itu mengeratkan pegangannya sampai berhasil menancapkan kuku-kuku hitamnya ke kaki Anya, karena demi apapun ia tidak ingin kembali ke dunia hampa itu.

"Anya deLloyd, tunjukkan rasa hormatmu," ucap kakeknya dengan tegas, menunjukkan mata semerah darah dan aura kepemimpinan bangsa demon, berniat menundukkan sang cucu, sedangkan Anya hanya menatapnya remeh dan mendecih.

"Enyahlah," ucap Anya pada sosok tergelap itu, kemudian menghantam sosok itu dengan sekali pukul, diikuti dengan teriakan tidak terima para tetua yang langsung menyerangnya bersamaan. Anya membungkuk menahan serangan para tetua dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya berada ditanah, memaksa sosok tergelap itu untuk ke tempat yang seharusnya, dan menutup lingkar sihir yang di buat para tetua sebelumnya.

Tanah itu menjadi basah dengan darah yang mengalir keluar dari kakinya akibat sosok tergelap itu mencengkram kakinya kuat, meninggalkan bekas cakaran yang sangat dalam. Ia melihat darahnya sendiri terbuang sia-sia membuat jiwa demonnya semakin menguar, tertawa cekikikan sambil tetap menahan serangan para tetua, ia mendongakkan kepalanya, menatap satu persatu mata para tetua yang menatapnya dengan marah, "Anya? I am Z. The Death Angel."

Ia melesat cepat ke atas, membuat para tetua terlempar ke segala arah. Ia menghampiri salah satu tetua, lalu melepaskan tudungnya, "Hmmm, elementor? Well, tidak buruk." ucapnya begitu melihat pria di genggamannya adalah kaum elementor yang terkenal akan rasa darahnya yang segar di kalangan kaum demon, sambil terbang tanpa arah, ia menghisap darah tetua itu sampai habis, lalu menjatuhkannya begitu tidak ada darah dalam tubuh itu.

"Tidak, aku lapar," Ia membatalkan niatnya membuang musuhnya, kembali ke arah mayat kering sang musuh, ia menarik kerah musuhnya dan menatapnya dengan teliti, "Singkirkan tanganmu darinya, Iblis" ucap salah satu tetua dengan bola sihir berwarna ungu pekat di tangannya dan langsung melemparkannya pada Anya.

Ia melebarkan telapak tangannya, memunculkan tameng transparan yang melindunginya, tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari tetua yang sudah mati itu, ia mengelus rahang kering itu, lalu menusuk mata tetua itu dengan kuku tajamnya dan menariknya keluar tanpa hambatan, ia memperhatikan bola mata yang memiliki manik hijau itu, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya, mengunyahnya hingga menimbulkan suara patahan dan decakkan, seolah ia tengah mengunyah es batu. Matanya menatap langit hitam, menerka-nerka rasa seperti apa yang di keluarkan mata itu hingga banyak kaum sejenisnya sangat menyukainya, hingga senyuman mengembang dengan lebar di wajahnya.

"Aku tidak mau mengakuinya, tapi mereka benar. Elementor memang makanan terbaik." ucapnya dengan ekspresi wajah gadis polos yang baru merasakan manisnya permen kapas untuk pertama kalinya.

Mate MissionWhere stories live. Discover now