Part 33 (Devian Anger)

3.7K 310 4
                                    

Devian menatap pria dihadapannya nyalang, dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun, ia mencengkram leher pria bermata abu-abu itu kuat, tidak peduli akan ancaman yang dilontarkan para agent, tidak peduli tatapan marah dari makhluk beragam kaum di sekitarnya.

"Lepaskan C atau Lilia akan mati, keputusan ada di tanganmu Alpha" ucap V akhirnya membuka suara setelah puluhan ancaman yang dilontarkan rekannya tidak digubris, hanya karena Z meninggalkannya karena tidak bisa menerima apa yang mereka lakukan, Hell! Bukan hanya dia yang terkena imbasnya. Tangan kanan V mengepal, persiapan instruksi pada E untuk melepaskan gas racun di kamar yang dihuni oleh Lilia saat ini, adik Devian.

"Sekali lagi, dan kau akan kehilangan Liliamu" ucap V tetap menatap Devian, sedangkan E dengan jantung berdebar dan telapak tangan yang berkeringat sudah bersiap untuk menekan 'transporter' pada layar hologramnya untuk mengirim gas racun ke kamar Lilia, demi mayones! Ia akan membunuh adik dari King of Alpha, siapkanlah tubuhmu untuk penyiksaan bawah tanah E, 'Aku bersumpah tidak akan memakan mayones selama sebulan jika aku tidak harus membunuh adik king itu, oh ya ampun!' batin E sambil menyeka keringat yang membasahi keningnya dengan tangannya yang lain

"Satu... dua... tiga"

Bruk!

Tepat pada hitungan ketiga, Devian melepas cengkramannya, membuat C langsung memegangi lehernya yang perih dan maraup napas sebanyak-banyaknya. Devian membalikkan tubuhnya, menatap satu-satunya agent yang berhasil mengancamnya dengan tajam, "Kalian tidak bisa menghentikanku" ucapnya lalu pergi meninggalkan para agent di ruangan mereka dengan kecepatan werewolfnya.

Ia membuka pintu ruang kerjanya kasar, hingga menimbulkan bunyi debuman yang keras ketika pintu itu kembali tertutup, "Arrgghhh!" Ia mengerang keras sambil terus memukul tembok di sampingnya hingga menimbulkan retakan dalam yang telah bercampur dengan darah dari jari-jarinya.

Kepalanya kini hanya dipenuhi oleh gadis bermanik hitam itu, satu-satunya gadis yang berhasil membuatnya kehilangan akal, satu-satunya gadis yang pernah ia sentuh selama ini, yang berhasil membuatnya bisa merasakan sakitnya merindu hanya dengan sikap dingin dari perlakuan matenya itu.

Ia jatuh terduduk dengan punggung yang bersandar di dinding ruangannya, masih dengan airmata yang mengalir, ia memijat keningnya pelan ketika rasa pusing dan lelah yang berlebihan menderanya, 'Ini bukan rasa sakitku.... Sial! Sesuatu terjadi padanya!' batinnya begitu sadar akan apa yang dirasakannya, ia langsung pergi kembali ke tempat dimana ia meninggalkan para agent, ia harus melakukan sesuatu!

"Kita harus menemukannya Dev! Sesuatu terjadi padanya!" mindlink Alvian terus menerus meraung mengkhawatirkan matenya itu, membuat rasa pusing yang di rasakan Devian semakin menjadi.

"Aku tahu! Diamlah, kau membuatku tambah pusing. Lebih baik kau fokus menemukan Z melalui mindlinkmu!" balas Devian ketika ingat akan kenyataan bahwa ia sudah terikat dengan Z secara darah, tentu Alvian bisa mengetahui keberadaan mate mereka dengan pikirannya.

Alvian langsung memutuskan mindlinknya dan mulai mencoba menghubungi Z dengan maindlinknya. Devian langsung membuka pintu kasar, membuat E terjengkit kaget kecuali agent lainnya yang sudah tahu dari indra tajam mereka.

Devian menatap para agent yang sibuk merapikan barang-barang mereka, 'Apa mereka gila? Rekannya hilang dan mereka akan kembali?' batinnya marah melihat sikap para agent yang terlihat kelewat santai.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak boleh kembali" ucap Devian dengan nada yang begitu rendah, sedangkan para agent hanya menatapnya sekilas dan kembali melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda.

C berdeham, berusaha mengurangi rasa sakit di lehernya ketika ia berbicara akibat cengkraman Devian yang tidak main-main, "Misi kami di sini sudah selesai, King. Kami harus kembali" ucap C masih berdiri tegap menatap Devian, seolah tidak ada yang terjadi di antara mereka sebelumnya.

"Kalian tidak akan kemana-mana, sebelum kalian menemukan Z" ucap Devian membuat para agent menghela napas lelah melihat keposesifan king itu yang semakin lama semakin jadi, Z tidak akan suka jika tahu hal ini.

"Dia bukan anak kecil tak berdaya yang perlu kau cemaskan" ucap I dengan lidah tajamnya itu dan mulai kembali mengepak senjata-senjatanya. Devian mengepalkan tangannya kuat, hingga buku jarinya memutih, dia tidak akan berhenti sebelum menemukan matenya.

"Sesuatu terjadi padanya" ucap Devian membuat para agent berhenti dari kegiatan mereka dan mulai menatap satu-satunya orang yang bisa merasakan keadaan rekan mereka. V langsung berjalan menghampiri Devian, hingga jarak diantara mereka hanya tiga puluh senti meter, dengan hak yang dipakainya membuatnya tidak terlalu pendek berhadapan dengan Devian, ia menatap Devian tajam.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya V dengan cemas, jika saja jantungnya masih berdetak mungkin mereka semua bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak cepat karena takut dengan apa yang keluar dari mulut pria arogan dihadapannya.

Devian menelan salivanya berat, jika saja Z masih berada di dunia immortal ia tidak perlu mengajak para agent brengsek itu, warriornya akan dengan mudah menemukannya. Tapi ini tidak, ia bisa merasakan Z berada di dunia mortal, terlalu lama untuk warriornya bisa menemukan matenya, terlebih dengan kemampuan matenya yang bisa terbang itu. Sial, dia merasa tidak bisa melakukan apapun untuk matenya.

"Sebelumnya pusing dan lelah berlebihan, tapi sekarang berbeda, ada rasa...," Devian menggantung kata-katanya, merasa tidak yakin dengan apa yang dirasakannya sekarang ketika mengingat seberapa tangguh matenya itu, "benci yang menyakitkan dan takut yang mendalam" ucapnya menatap ekspresi para agent yang melihatnya kaget dan tegang.

Devian sadar akan perubahan raut wajah para agent, hal itu phn membuatnya mengerang dan mengacak rambutnya frustasi, "Katakan padaku, apa yang kalian sembunyikan tentang mateku!" ucapnya dengan nada tinggi, ia merasa marah dan benci pada dirinya, ia buta tentang matenya sendiri. Ia adalah matenya, tapi ia merasa tidak berguna untuk matenya.

'Sial! Seandainya ada banyak data tentangmu, sayang'

o00o
12012018

Ciao my luv reader!!! mianhae sudah memphpkan kalian untuk update yang lama ini, tapi percayalah aku begitu mencintai kalian dari lubuk hatiku yang paling dalam dengan segenap jiwa dan ragaku #ea #halah #Emmastress

Karena aku sudah memphpkan kalian, part ini aku up leeeeebihhhhh paaannnjangggggg, apalagi yang merindukan babang Devian nih, biar rasa rindu kalian terpuashkan #ah

Emma lagi suka pake hashtag nih hehe

Sooo,like usually, don't forget to vote or comment, my beloved reader 😘😘

Best regards,

Emma

Mate MissionWhere stories live. Discover now