Part 25 (The Elders of Darkness)

4.6K 345 19
                                    

Ia memejamkan matanya sejenak, memfokuskan dirinya pada perubahan dirinya yang seutuhnya, seiring berjalannya waktu, tubuhnya semakin dingin bagaikan mayat, rambut hitam ikalnya berubah menjadi lurus dan perlahan memanjang hingga ke pinggulnya, pakaian hitam ketatnya perlahan berubah menjadi gaun hitam usang namun tidak menghilangkan sisi anggunnya.

Bunyi retakan terdengar dari dinding pertahanan itu, menandakan dinding itu hancur lebur diikuti dengan mengembangnya sepasang sayap hitam kelam di balik punggungnya, tepat saat para necro berlari menghampirinya ia mengepakkan sayapnya melesat ke langit malam, dari atas ia membuka matanya, memperlihatkan mata merah darahnya yang semakin membara penuh akan sarat membunuh, menjilati bibirnya bagaikan predator yang kelaparan melihat mangsa, ia tersenyum sinis melihat ratusan necro yang terus bertambah di bawahnya.

Tawanya melengking bagaikan perempuan iblis yang baru saja mendapatkan kebebasannya, ia melesat ke bawah, tempat dimana para necro siap menghabisinya, bersamaan dengan monster necro yang mengayun-ayunkan tangannya, mencoba menangkapnya dengan sepasang tangan menjijikan itu, dengan mudah dan cepat ia menghindar dan melalui serangan yang diberikan para necro padanya dengan mudah.

Ia merentangkan tangannya mengeluarkan kuku yang lebih panjang dari sebelumnya dan lebih tajam lalu kembali melesat keatas, menghilang dibalik awan gelap yang menjadi satu-satunya pemandangan langit malam itu, dan dalam sekejap mata ia kembali menuju para necro secepat kilat, menusuk dan menebas semua necro yang ada di hadapannya, ia tertawa hingga matanya menyipit, menandakan betapa bahagianya ia sekarang mendengar jeritan kemarahan dan kesakitan semu para necro.

Mengepakkan sayapnya pelan, ia memijakkan kakinya di atas tanah yang sudah penuh dengan darah busuk necro yang pastinya belum lama meninggal. Ia memandang hasil perbuatannya dengan senyum, 'seni' begitulah ia menyebutnya. Semua necro yang tergeletak begitu saja menandakan sang necromancer tidak mengendalikan mereka lagi, begitupula monster necro yang kini telah tewas 'lagi' dengan tubuh tercabik-cabik, "Mereka tidak ada apa-apanya,"

"Aku tahu kalian," timpalnya kembali, berbicara entah pada siapa di tengah area kosong, tidak sepenuhnya benar memang. Dari dalam kegelapan hutan, sosok-sosok berjubah hitam bermunculan, bagaikan pengikut sekte dalam pemujaan, mereka berdiri melingkari Anya, sedangkan ia hanya memiringkan kepalanya dengan sebelah alisnya yang terangkat, "ти си него (ti si nego)" ucap salah satu sosok tanpa memperlihatkan wujudnya, mereka bersembunyi dibalik jubah mereka, tidak membiarkan siapapun melihat wujud mereka berlima.

Anya memutar bola matanya jengah, pasalnya ini sudah kesekian kalinya ia bertemu tetua-tetua sekte dan mengatakan bahwa dia adalah dia, yang terpilih. "Kalian tidak akan mendapatkan apapun," balasnya seperti yang biasa dia katakan ketika berhadapan dengan mereka. Ia mengepakkan sayapnya, berniat terbang meninggalkan mereka. Dari awal pertemuan ia tidak pernah mau berurusan dengan pemuja-pemuja Lucifer, mengingat bagaimana ia sangat membenci iblis itu di masa lalu.

Suara debuman dan erangan kesakitan dari mulut Anya menjadi satu-satunya musik di area sepi itu,ia menekan jari-jarinya ditanah dan meremasnya dengan kuat, berusaha menekanamarahnya, belum saatnya.
"уште еднаш, нема да добиете ништо (ušte ednaš, nema da dobiete ništo)" Anya mengulang kembali kata-kata sebelumnya dalam bahasa mereka, memberi peringatan akhir kepada mereka bahwa mereka tidak akan mendapatkan apapun darinya.

"Господарот се врати (Gospodarot se vrati)" ucap tetua lainnya, membuat Z tertawa tidak percaya dengan perkataan tetua itu bahwa Lucifer telah bangkit, ia bangkit berdiri dengan bantuan sayapnya, lalu menatap kelima tetua itu bergantian dengan mata merahnya yang berkilat penuh amarah tertahan.

"Maka Sang Kuasa tidak akan membiarkannya" Ucap Z dengan hati-hati, sadar bahwa makhluk terkutuk sepertinya tidak pantas menyebutkan nama Sang Kuasa dengan mulut kotornya itu.

Para tetua tertawa sampai membungkuk mendengar penuturan Anya yang ambigu, salah seorang tetua melepaskan tudungnya, memperlihatkan wajah dengan sedikit keriput dan rambut yang telah di cukur habis, memperlihatkan tato yang menandakan bahwa ia memiliki kuasa sebagai tetua kelompok mereka, "Sudah kubilang, jangan pernah menampakkan wajahmu dihadapanku, kakek" ucap Z dengan lidah kaku memanggil sebutan pria yang pernah menjadi kakeknya itu, salah! Dia tidak pernah menyebut pria tua itu kakeknya jika bukan karena kebaikan hati mendiang ayahnya.

"Sang kuasa mana yang kau maksud cucuku? Luciferlah sang kuasa," ucap 'mantan' kakeknya menghiraukan perkataan Anya sebelumnya, dengan senyum penuh memuja, pria itu membayangkan kehormatan tinggi yang akan di dapatnya dari Lucifer karena telah membantunya bangkit dan menguasai tahta Sang Kuasa yang dielu-elukan manusia sok suci yang selalu di kasihi-Nya itu.

"Kalau begitu, kita akan melihat kembali kekalahan sang kuasamu sebelum mencapai Sang Kuasa."

o00o
21122017
Re: 13072018

Mulmed: Z Black Dress

ти си него (ti si nego) kau adalah dia.

уште еднаш, нема да добиете ништо (ušte ednaš, nema da dobiete ništo) sekali lagi, kalian tidak akan mendapatkan apapun.

Господарот се врати (Gospodarot se vrati) Tuan telah kembali.

Best regards,

Emma

Mate MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang