Part 36 (Meet)

4.5K 358 28
                                    

Anya terus berguling tidak nyaman di ranjangnya, pasalnya ini sudah ketiga kalinya ia terbangun malam ini, "Argghh!" ia memukul selimutnya kesal dengan pikiran yang menggila dan penuh dengan Devian, Devian, dan Devian.

Aku benar-benar akan membunuhnya karena membuatku menderita seperti ini, batinnya menatap ke jendela sambil menggigiti kukunya.

dan setelah itu aku akan mati tersiksa karna kehausan.

"Calvin akan menggodaku habis-habisan jika tahu ini," gumamnya masih menggigiti kukunya, "ah! Sudahlah!" ia kembali merebahkan dirinya, mengambil bantal dengan kasar untuk menutupi kepalanya, berharap hal itu dapat membuatnya tertidur.

Tarik napas...hembuskan... tutup mata dan jangan berpikir, tidurlah...tidur... batinnya berusaha membuatnya tertidur.

Tidak ada suara apapun yang terdengar selain suara burung hantu maupun jangkrik yang bersautan, "Arrgh!!! Sialan, sialan, sialan!" Ia melempar selimut dan bantalnya asal, ia menghentak-hentakkan tubuhnya hingga menimbulkan decitan ranjangnya yang bergoyang akibat ulahnya.

"Astaga!!! Aku bisa gila lama-lama" ia menarik rambutnya keras, dengan tubuh bawahnya di atas ranjang, dan tubuh atasnya berada di bawah ranjang. Ia membuka matanya, menatap kolong ranjang yang gelap, hingga pikiran menyeramkan memasuki kepalanya, membuatnya terlonjak kaget dan duduk menempelkan punggungnya di papan ranjang, menjauhi kolong lemari.

Si mesum itu... bisa-bisanya dia memberikanku kasur berkolong, batinnya kini menyumpah serapahi Asher yang dengan sengaja menempatkannya di kamar dengan ranjang berkolong. Laki-laki itu tahu benar bahwa ia takut dengan hal mistis seperti ini, dan laki-laki itu memanfaatkannya dengan baik untuk menyiksanya.

Selamat datang di neraka, batinnya setelah menyadari apa yang terjadi padanya hari ini, kini kesempatannya untuk tidur tenang pupus sudah setelah mendapat tambahan penyiksaan dari ranjang berkolongnya ini. Ia langsung menyelimuti tubuhnya sampai ke leher, dengan ujung selimut yang ia lipat dan gulung dengan kaki, hingga tidak ada kesempatan bagi makhluk-makhluk tak kasat mata itu untuk menarik selimutnya atau memasuki tangan mereka ke dalam selimut seperti di film-film horror yang pernah di tontonnya.

Demi kacang polong! Aku akan mati sebentar lagi, batinnya. Ia mengeratkan pelukannya pada guling dengan mata yang menatap seluruh isi kamarnya was-was.

Krrieett

Anya langsung menatap jendelanya horror begitu jendela itu mengeluarkan suara decitan, ia langsung merapalkan doa-doa yang pernah ayahnya ajarkan dengan tatapan masih menatap seisi kamarnya was-was.

"Brengsek." suara decitan itu kembali terdengar, membuatnya harus berkali-kali menelan salivanya berat, dengan keberanian seujung kuku, ia melirik pinggir kasurnya was-was, memastikan tidak ada yang menyentuh kakinya nanti, setelah meyakinkan diri, ia mendaratkan kakinya di lantai dengan jarak yang cukup jauh dari ranjangnya lalu dengan cepat berlari menjauhi ranjangnya.

Ia mengambil tongkat baseball yang tidak jauh darinya, dan berjalan mendekati jendela dengan tongkat baseball yang sudah ia acungkan ke depan. Merasa sudah dalam jarak aman, ia mendorong-dorong tongkat itu ke arah jendela, memaksa jendela itu terbuka sepenuhnya hingga akhirnya menimbulkan suara decitan yang cukup keras. Hembusan angin yang cukup kencang langsung menerpa tubuhnya, diikuti dengan hawa dingin yang menusuk.

Menelan saliva berat, ia mengibas-ngibaskan tongkatnya keluar jendela, memastikan tidak ada yang muncul di depannya tiba-tiba. Ia mengendus-endus sekitarnya begitu mencium aroma Devian samar-samar, "Aku sudah gila rupanya," gumamnya lalu menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pemikiran bodoh bahwa King of Alpha itu mau meninggalkan wilayahnya hanya untuk menemuinya.

Mate MissionΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα