Part 30 (Disappointed)

4.2K 375 15
                                    

Suasana berubah menjadi tegang dan panas begitu Anya melontarkan pertanyaan yang sudah ditunggu-tunggu para rekannya semenjak keputusan itu dibuat. V berusaha tidak mempedulikan ucapan Anya dan kembali melahap makanan dipiringnya dengan suapan besar dan cepat, membuat Anya mendelik kesal melihat kelakuan sahabatnya jika tertangkap basah olehnya, "Berhenti memakannya. Jangan berpura-pura lagi, V" ucapnya membuat tubuh wanita vampire itu menegang.

"Karena tidak ada yang mengeluarkan suara. Katakan padaku, ada apa O?" Tanya Anya langsung membuat pria bermata biru itu kembali gelagapan dan langsung meminum minumannya, berusaha menghindari tatapan tajam dari Anya, "kau tidak bisa membohongiku, O" tambahnya, dan yang didapatkannya tetap hanya kebungkaman dari rekan-rekannya.

Moodnya yang sebelumnya baik-baik saja-sedikit gelisah mungkin- kini menjadi hancur karena kebungkaman rekan-rekannya, tentu saja hal ini membuat amarahnya tersulut, hell! Dia bukanlah Demon penyabar, sedikit, dan kesabarannya sudah habis.

"Apa tidak ada yang mau memberitahu ku?" ucapnya keras dan penuh marah, ia mengepalkan tangannya kuat, yang dapat dipastikan buku jarinya mulai memutih.

"Hanya hal kecil yang dipermasalahkan," ucap Devian yang akhirnya lelah dengan kebungkamannya melihat matenya mulai penuh dengan amarah.

Anya menatap Devian, meminta penjelasan yang menjadi pertanyaannya saat ini, "Aku melakukan transplantasi darah padamu saat sekarat," ucap Devian santai dan memasukkan potongan daging asap terakhir ke mulutnya.

Jantung Anya seakan berhenti sejenak mendengar penuturan Devian, mendecih tidak percaya, ia menatap pria beraroma lemon itu dengan tatapan jenakanya, "Aku tidak dalam mode baik untuk bercan-"

"Apa aku terlihat bercanda, mate?" ucap Devian menatap mata hitam kelam yang selalu membuatnya rindu itu. Jantung Anya kembali berdebar ketika Devian menatapnya begitu intens, seolah ia baru saja ditelanjangi dengan tatapan itu.

"Ti... tidak mungkin" gumamnya sambil meremas dada kirinya, mereka sedang melakoni komedi untuk merayakan kemenangan bukan? Tentu saja! Kenapa kau tidak menyadarinya Anya? Ah, sial. Kau tertipu.

Ia tertawa dengan kaku, membuat semua mata memandangnya aneh, sedangkan I hanya menggelangkan kepalanya melihat kejadian yang sudah diprediksinya itu, "Kau yang melakukannya, C?" Ia menatap C tajam dengan mata kirinya yang kini berubah menjadi merah.

"Maaf Z... aku terpaksa, saat itu ka-" ucapannya terpotong begitu hantaman keras dari tinju Anya mengenai pipi kanannya, membuatnya terlempar dengan kursi yang sudah bobrok karena ikut terbanting.

"Kau... kau mengenalku, C" ucap Anya dengan mata yang berkaca-kaca, bagaimana bisa temannya itu membiarkan matenya memberikan darahnya padanya? Ini bencana dalam hidupnya! Ikatan seperti ini masuk dalam daftar terakhir dalam hidupnya, bahkan mungkin belum masuk daftar itu. Tidak! Sekarang itu sudah masuk dalam daftar hidup utamanya untuk bertahan hidup.

Sial.

Dengan mata berkaca-kaca yang berusaha di tahannya, Anya menelan salivanya berat, ia mengeluarkan sayapnya, bukan sayap hitam, melainkan sayap putih dengan bulu-bulu yang terlihat begitu lembut, membuat Devian, Jason dan para Omega yang melihatnya menatap dirinya dengan penuh kagum dan memuja.

Ia membalikkan badannya, hendak berjalan keluar meninggalkan pack house, belum sempat ia melangkahkan kakinya, tangan yang begitu hangat mencekal tangan kanannya, membuatnya menghentikan langkahnya dan terpaksa melihat pemilik tangan yang begitu ingin dia sentuh sekarang, "Lepaskan," desisnya tajam, berusaha sekuat mungkin terlihat kuat di depan Devian, walau jauh sebenarnya ia sudah tidak sanggup lagi memerankan perannya sebagai Z.

"Kau mau kemana?" Tanya Devian sarat akan ketegasan, sedangkan Anya hanya mendelik kesal melihat wajah pria yang ingin sekali ia kecup dan raba itu, "Not your business, Sir" jawabnya dan membalas tatapannya tak kalah tajam.

Devian mengeratkan pegangannya, berharap perempuan di hadapannya tidak pergi menjauh darinya, ia benar-benar membutuhkan matenya saat ini, "Jangan pergi," lirihnya dengan raut wajah yang melunak, membalas tatapan tajam Anya dengan tatapan memohon, sarat akan kasih.

Anya berusaha mengeraskan hatinya, tidak ingin melunak dengan tatapan memohon itu, ia menepis cekalan tangan Devian dengan paksa, tak peduli tindakannya itu melukai tangannya atau tidak, dengan kaki yang sudah tidak menginjak lantai, ia memalingkan wajahnya, "Apa pedulimu," ucapnya seperti pernyataan lalu melesat keluar pack house dengan meninggalkan helaian sayap putihnya yang menghilang ketika menyentuh benda lain.

"Aku peduli, sangat peduli, sayang."

o00o
31122017
Re: 24072018


Wah wah wahhhhh sudah mau tahun baruuuu! Selamat akhir tahun 2017 readers!!! adakah yang ingin menyampaikan harapan, kritik maupun saran untuk cerita ini di tahun depan??? silahkan komen!!!

Well, kalian pasti tau kan kemana Z akan pergi? dan si Ex-Lord of Darkness Calvin de Luke akan kembalii (tapi ngga tau di part berapa) karena setelah part ini, akan ada banyak kejutan dari kisah hidup Z atau Anya deLlnaquin (bener ngga yaa tulisannya?) Moore bersama matenya Devian.

Sooo, Please don't forget to click star or comment!!! 😀😀 Bye bye and see yaa in 2018 my beloved readers 😙😙😉😉😉

Best regards,

Emma

Mate MissionWhere stories live. Discover now