Part 2 (King of Alpha)

8.9K 569 3
                                    

Ruang pertemuan Dark Moon Pack sudah di duduki oleh 6 orang pria yang berdampingan dengan seorang lainnya berdiri di belakang mereka. Tatapan amarah, cemas, dan tegang terlihat begitu jelas di mata mereka, hingga pintu utama terbuka menampilkan sosok pria yang begitu berwibawa membuat ruangan itu seketika semakin mencekam.

Semua orang yang ada di dalam menunduk hormat padanya, tidak ada satupun yang berani menatapnya, ya dia adalah King of Alpha, Devian. Devian menganggukan kepalanya dan duduk di kursi utama pertemuan itu, kursi besar berbalut emas dengan ukiran-ukiran rumit berbagai hal mengenai bangsa Werewolf.

Seorang pria berambut coklat, dengan wajah yang penuh dengan luka cakar bekas pertarungan berdiri, kemudian membungkuk setelah ia menatap Kingnya, “Alpha, jumlah luna yang diculik semakin bertambah, kini sudah tiga luna yang diculik, hanya empat luna yang masih berhasil kami lindungi, kemungkinan mereka akan menjadi sasaran berikutnya.”

“Mungkin maksud anda tiga Alpha Andrew, karna King belum menemukan matenya.” seorang pria menyela tanpa menunjukkan rasa takut terhadap Devian, dia Alpha Duke, salah satu Alpha tertua yang sangat menentang Devian menjadi King, semua makhluk immortal tahu itu. Sudah bagaikan rahasia publik bagaimana kerasnya Duke menentang Devian yang masih seumur jagung menjadi King of Alpha.

Devian pun tidak menyangkal perkataan Duke, mengingat umurnya sudah mencapai 94 tahun dan ia belum menemukan matenya sama sekali, dia takkan menggubris pria itu, toh ia juga sudah terlalu lelah menghadapi ocehan tak berguna Alpha itu, “Alpha Andrew dan Alpha Jack saya akan mengirimkan petarung terbaik untuk melindungi luna kalian dan yang lainnya, saya akan terus membantu menemukan luna kalian. Saya rasa cukup untuk hari ini.”

Devian pun berdiri, tanpa menunggu balasan penghormatan ia melesat pergi meninggalkan gedung yang dirancang khusus untuk pertemuan, disusul dengan betanya Jason. Mereka berlari dengan kecepatan supranatural mereka untuk kembali ke gedung belakang, istana sesungguhnya.

“Jas, katakan pada Alpha Arthur untuk membawa Luna Lilia ke sini. Aku tidak mau sesuatu terjadi pada adikku” Devian memerintah betanya, memastikan bahwa satu-satunyna keluarga yang dimilikinya tetap aman.

Ia langsung masuk ke kamarnya tak peduli dengan jawaban apa yang dikeluarkan dari betanya, karena baginya apapun perintahnya merupakan kewajiban bagi werewolf manapun. Ia merebahkan diri di ranjangnya menggunakan tangannya sebagai bantalan, bukan… bukan karena ia begitu miskin tidak memiliki bantal, hanya saja rasanya begitu nyaman menggunakan tangannya untuk saat ini sambil terus menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong.

Bangun, dan cari mate kita,” ucap Alvian, wolf gila yang bersemayam di tubuhnya. Devian hanya memutar bola matanya dan mendengus mendengar wolfnya yang sangat suka menuntut itu, “Haruskah?”

Kau ini mulai tua bangka, aku tak mau bertemu dengan mateku saat kau sudah bau tanah, Dev,” balas Alvian karena humannya-Devian- berhenti mencari matenya sejak 20 tahun silam, menyerah dan hanya berharap matenyalah yang menemukannya. Umurnya memang terbilang tua, tapi perawakannya sebagai pria manusia berumur 25 tahun membuat masih terbilang muda, well harus dikatakan bahwa itu salah satu kelebihan werewolf, pertumbuhan fisik mereka akan terhenti jika werewolf tersebut sudah mencapai tahap dewasa, setelah itu mereka akan hidup abadi sampai waktu mereka memutuskan untuk beristirahat, “Brengsek.”

Aku mendengarmu,” sindir Alvian mendengar Devian mengumpatnya, terkadang rasanya ia ingin sekali membunuh Devian agar ia bisa keluar dari tubuhnya dan pergi mencari matenya sendiri, itu mustahil. “Akan lebih baik jika dia tidak bersama kita untuk saat ini Al, aku tak mau ia hilang seperti lainnya.”

“Devian,” panggil Jason yang masuk tiba-tiba ke kamarnya dengan senyum di wajahnya yang dibalas dengan dehaman oleh Devian, ia duduk dan menatap Jason sambil menaikkan sebelah alisnya. Tidak ada keformalan jika hanya mereka berdua, memutus batas-batas status mereka dan kembali selayaknya sepasang sahabat, Devian si dingin dan Jason si panjang sabar.

“Kurasa aku tahu siapa yang bisa membantu kita. Kudengar mereka tak pernah gagal”

o00o
18072017
Re: 200618

Aloha ma kind readers, click vote yaa 😊 comment juga boleh~

Best regards,

Emma

Mate MissionWhere stories live. Discover now