Part 28 (Recognition)

4.3K 360 16
                                    

Anya mempercepat larinya yang terkadang membuat dirinya jatuh tersungkur karena terlalu memaksakan keadaannya. Ia mendongakkan kepala begitu melihat pagar tinggi menjulang di hadapannya, Dark Moon Pack.

Para warrior yang berjaga langsung menghampiri begitu melihatnya dalam kondisi tidak baik, "Nona, apa anda baik-baik saja? Alpha terus-menerus marah dan memanggil anda," Tanya salah satu warrior sambil memegang bahunya, berniat menolongnya.

Ia menepis tangan warrior itu, tanpa menggubris pertanyaan warrior itu, ia berjalan meninggalkan mereka yang khawatir. Ia membuka pintu besar di hadapannya kuat, hingga tanpa sadar ia justru terlihat mendobrak pintu itu, well tidak sepenuhnya salah. Matanya menelusuri semua yang ada di ruangan itu, hingga matanya bertemu dengan mata coklat yang penuh amarah seketika berubah menjadi tatapan penuh kekhawatiran, "Apa yang terjadi padamu, kau baik-baik saja? Kau seharusnya tidak menghipnotisku!" ucap Devian tanpa henti sambil menghampirinya.

Ia menepis kedua tangan Devian yang berusaha menyentuhnya lalu berjalan dengan cepat melalui Devian kearah Duke, seolah rasa sakit dan lelah yang dirasakan sebelumnya telah hilang. Ia langsung melempar tinjunya tepat dirahang kanan pria itu, membuatnya jungkir balik sebelum tubuhnya terlempar ke arah lain diiringi dengan pekikkan kaget para luna.

"Kau... kau menggagalkan rencananya! Kau membuatku menghancurkan semua yang ada di sana!" Teriak Anya berjalan menghampiri Duke dengan penuh amarah, sedangkan semua yang ada di sana tidak ada yang bergeming dari tempatnya ketika melihat kemarahannya.

Anya melompat lalu menerjang Duke dengan tinjunya, ia menduduki perut Duke sambil memegang kerah pria itu lalu memukul wajah Duke terus menerus, tanpa peduli wajah pria di depannya sudah penuh dengan lebam dan darah, melampiaskan kemarahannya pada pria yang sudah membuatnya menghancurkan alam.

Seorang wanita berlari menghampiri mereka berdua, dengan keberanian yang ada, wanita itu memegang tangan Anya yang terus-menerus memukuli suaminya, wanita itu menangis terisak terus memohon padanya untuk memaafkan perbuatan suaminya.

Anya menghentikan pukulannya, kepalanya yang penuh amarah langsung melebur mendengar istri pria dihadapannya menangisi pria tidak berotak itu, "Karena kau, para luna dalam bahaya," ucapnya lalu berdiri meninggalkan pria itu, namun teriakan para luna kembali terdengar begitu Anya membalikkan badannya dan membanting tubuh Duke kelantai, mengakibatkan retak pada lantai itu.

Anya berjalan menghampiri Luna Naya yang menatapnya takut, wajahnya yang sebelumnya penuh amarah kini berubah menjadi sayu ketika menatap luna dihadapannya, tubuh tegang luna itu berubah menjadi rileks ketika melihat perubahan wajah Anya yang bersahabat. Ia bersimpuh dihadapan Luna Naya lalu menggenggam kedua tangan luna itu, "Maaf aku melukaimu Luna Naya," ucapnya lalu menyalurkan kekuatannya yang tersisa ke tubuh Luna Naya, menyebabkan luna itu merasakan aliran hangat yang didapat saat tangannya digengam oleh Anya, dan dengan perlahan luka dan lelah yang ada ditubuhnya perlahan menutup dan menghilang tanpa meninggalkan bekas.

Anya bangkit berdiri saat merasa keadaan Luna Naya sudah lebih baik dari sebelumnya, ia menatap V dengan tatapan yang sulit diartikan, "Sudah selesai," ucapnya dan saat itu juga tubuhnya ambruk ke lantai, tidak sadarkan diri.

Devian yang panik langsung meraih tubuh Anya, meletakkan kepala perempuan itu di pangkuannya, "Hey... Z, sayang... sadarlah, buka matamu," belum sempat Devian melihat mata hitam itu terbuka, tubuhnya sudah dilempar oleh R membuatnya menggeram marah karena dipisahkan dari matenya.

"O! Bawa Z ke ruangan!" Ucap R lalu memberikan tubuh tak sadarkan diri itu pada O.

"Lepaskan dia! dokter akan datang." ucap Devian lalu berjalan mendekati O, mencoba meraih matenya kembali namun R langsung menarik tubuh Devian menjauh dari O, memberikan ruang untuk rekannya itu membawa Anya masuk agar diobati oleh C, "Grrr, lepaskan! Aku harus melihatnya!" geram Devian lalu melempar R ke sembarang arah dan berjalan menyusul O dengan matanya yang sudah berubah keemasan, sedangkan para luna dan alpha yang ada disana hanya diam menonton, tidak berani ikut campur dengan kemarahan King of Alpha mereka.

Mate MissionWhere stories live. Discover now