Part 31 (Zoey)

4.1K 334 14
                                    

Anya terus mengepakkan sayap putihnya menuju perbatasan dunia immortal dan mortal, mendarat perlahan hingga kakinya menyentuh tanah, dengan napas tersengal ia jatuh bersimpuh sambil memegangi dada kirinya. Semenjak kepergiannya dari pack house, rasa sesak dan kehilangan menyelimuti hatinya, oh sial! bahkan saat ini gelar Death Angel yang di sandangnya tidak pantas saat ini.

Memukul dada keras, ia terus bergumam, "Berhenti! Berhenti." berharap hal itu bisa menghentikan perasaan yang menyelimutinya. Lelah dengan perasaan yang tak kunjung hilang, ia memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak kemudian menghela napasnya pelan, terus begitu sampai akhirnya mata kirinya yang berwarna merah kembali hitam seperti seharusnya.

Ia bangkit berdiri lalu mulai melangkahkan kakinya keluar dari perbatasan, hingga pemandangan hutan dengan pohon yang lebih kecil menyapanya, ia menghirup udara di sekitarnya banyak-banyak, menyesapi aroma yang ditinggalkannya cukup lama, "Pantas saja ayah mencintai alam ini, suasananya begitu tenang" gumamnya lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda dengan pelan.

Ia berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya di kantung celananya, sambil sesekali bersiul, berusaha menenangkan dirinya dengan masalah pribadinya sampai menunggu matahari terbenam sebelum ia mulai kembali melanjutkan perjalanannya dengan sayap.

"Patah hati nona?" suara wanita begitu rendah menyapanya, Ia mendongakkan kepalanya ke atas, menatap sosok perempuan bersayap hitam dengan jengkel. Rival sejatinya datang di saat yang tepat. Hebat!

Perempuam itu melompat dari batang pohon dengan sempurna tanpa suara berkat bantuan sayapnya itu, kemudian menghilangkan sayapnya sambil menyeringai. Anya memutar bola matanya kesal melihat wanita di hadapannya itu, well sepertinya jiwa iblis wanita itu mulai mendominasi, pikirnya.

Perempuan itu mengejar Anya yang berjalan melaluinya, membuat mereka berjalan beriringan, "Mau cerita?" tanyanya sambil menubrukkan bahu kanannya pada bahu kiri Anya, membuatnya sedikit terhuyung ke kanan akibat benturan pelan dari rivalnya itu.

Anya mendengus kesal melihat kelakuan rival sejatinya itu, "Apa yang membuat mutan sepertimu perhatian padaku?" balas Anya dengan sarkas lalu berjalan lebih cepat meninggalkan perempuan yang seharusnya lebih tua 20 tahun darinya itu sedang mendelik kesal.

Anya menatap perempuan itu melotot penuh dengan kekesalannya ketika perempuan itu memukul kepalanya keras dan menatapnya dengan wajah polos tanpa dosa itu, oh ya ampun! bagaimana bisa Sang Kuasa menciptakan manusia berwajah polos seperti itu? Entah hukuman apa yang di berikan Sang Kuasa pada wanita dihadapannya jika tahu manusia polosnya telah menjadi mutan iblis, ah mungkin saja tidak ada hukuman yang diberikan jika melihat wajah polos itu.

"Tuhan tidak pilih kasih Anya, sekalipun dengan wajah polosku." ucapnya santai seakan membaca pikiranku sambil memuji dirinya sendiri, ikut bergaya sepertinya lalu berjalan mendahuluinya, membuat Anya hanya bisa menghela napasnya lelah.

Langkahnya terhenti begitu perempuan di hadapannya berhenti mendadak, lalu berbalik untuk menatapnya dengan mata memincing, oh sial! dia tidak pernah bisa menghindar dari tatapan menyelidik perempuan di hadapannya.

"Demi kacang polong! berhenti menatapku seperti itu Zoey!" Makinya tidak tahan terus menerus ditatap lalu berjalan mendahului rivalnya, perempuan bernama Zoey itu merangkulkan tangan kanannya ke pundak Anya dengan kasar, membuatnya lagi-lagi harus menatap Zoey dengan tatapan membunuh yang tentunya tidak mempengaruhi perempuan kasar itu, "Aku tidak mengerti dengan hubungan kita, sebentar rival, sebentar bercengkrama layaknya sahabat sehidup semati. Ckckck. Jadi, mau cerita padaku?" Tanya Zoey lagi terus menuntut jawaban.

Anya menghela napasnya lelah, lalu menatap Zoey dengan tatapan ragu, astaga! Zoey akan menertawainya habis-habisan jika tahu hal ini, seorang Anya kini terperangkap dalam kukungan cinta seumur hidup. Menelan saliva pelan, ia mulai mengeluarkan suara pelan seolah berbisik dengan cepat, sangat pelan hingga Zoey harus mencerna kata-katanya begitu lama, "Akuterikatdenganmateku."

"Aaaaaaa...," ucap Zoey sambil menatap langit-langit, memperlihatkan dirinya tengah berpikir keras dengan garis-garis kerutan kecil di keningnya, "aku tidak mengerti," tambahnya lagi dengan menatap Anya polos sambil memajukan bibirnya, bagaikan anak kecil yang kehilangan balonnya.

Anya mengacak rambutnya kesal, demi apapun! Kehadiran Zoey membuatnya semakin frustasi dengan masalah hidupnya kini. Ia menatap rivalnya itu dengan rahang yang terkatup rapat, berusaha untuk tidak memakinya dengan sumpah serapah, "Kau bisa memakiku nanti, sekarang siapkan Archielmu, Anya" Ucap Zoey dengan tatapan tajam, rahang yang mengatup keras, dan kuku yang memanjang, siap bertarung..

o00o
04012018
Re: 14082018

Well well well, HAPPY NEW YEAR FOR ALL OF YOU!!! wahhhh thank you so much buat kalian semua yang sudah mengapresiasi cerita ini, buat para voters, commentator until silent readers, thank you so much! karena tanpa kalian sadari, membuatku semakin yakin bahwa ceritaku cukup disenangi banyak pembaca.

Soooo, like usually, Don't forget to vote or comment my luv readers!! Bye bye and see yaa in the next part with all AnyaDevian's surprise!!! 🤗🤗🤗

Best regards,

Emma

Mate MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang