Part 6 (Ellis Jealous)

5.6K 393 4
                                    

Ini adalah hari terakhirnya sebelum si penyihir itu tahu siapa dia yang sebenarnya. Tidak boleh gagal. Ia berjalan menghampiri Sergio yang sedang berbicara ‘bisnis’ mereka dengan Ellis dan dua pengkhianat lainnya, Gregory si werewolf pemimpin Rogue bagian tergelap Brazil dan Hans si Elementor the ripper. Leah memeluk Sergio dari belakang dan mengusap lembut tangannya di dada bidang Sergio.

“Aah…,” Desah Sergio tanpa malu di depan rekannya itu. “Kau selalu saja sibuk,” bisik Leah sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Sergio menariknya ke pangkuannya dan mencium Leah liar tanpa peduli tatapan sinis dari Ellis, rekannya? Oh bahkan mereka sering melakukannya.

Deruan napas Leah begitu cepat akibat terlalu lama berciuman membuat Leah sulit bernafas, berbeda dengan Sergio yang seorang vampire. Sergio tersenyum melihat Leah, kemudian mengecup bibirnya singkat dan kemudian menurunkan Leah dari pangkuannya. “Tunggu di sini, sayang.”

Sergio pergi bersama dua rekan lainnya, mengantarkan rekannya kembali dengan cara hormat sebagaimana harusnya, meninggalkan Ellis dan Leah berdua di ruangan itu.

Ellis menatap Leah tajam, emosinya sudah mencapai batas ketika melihat bagaimana mulusnya Leah menggoda Sergio, ia menelan salivanya pelan, berusaha untuk tidak menggunakan kekuatannya untuk membunuhnya-mungkin tidak hari ini- tapi bagaimanapun juga perempuan jalang di depannya memang harus di beri pelajaran.

“Aku tahu kamu menyukai Sergio.” Leah membuka pembicaraan sambil memakan strawberry yang memang di siapkan Sergio untuknya, khusus untuknya tentu. Ellis hanya mengangkat sebelah alisnya “Brani skali jalang ini bicara padaku”

“Menjauhlah, Sergio milikku. Kamu tidak pantas bersamanya” tetap, Leah tetap memakan strawberrynya santai tanpa melihat Ellis.

“Jangan lupa kau hanya jalang di sini,” Sarkas Ellis tidak mau kalah, ia memilih mengambil segelas anggur merah di meja, meminumnya perlahan sampai habis dengan menahan dirinya untuk tidak melepaskan rambut hitam di depannya dari kepala.

“Yah.. setidaknya Sergio mencintaiku, kami saling mencintai. Tak seperti kamu yang selalu membayangkan Sergio saat bercinta dengan pria lacurmu.” Leah kini menatap Ellis remeh, tidak ada ketakutan di matanya membuat Ellis yang sedari tadi menahan amarahnya mulai tersulut.

Suara kaca yang hancur terdengar begitu memekikkan, Ellis menghancurkan piring strawberry Leah dengan sihirnya, membuat pipi kanan Leah tergores oleh pecahan kaca tanpa di sengaja-atau mungkin tidak-.

Ia mengangkat tangannya lalu ayunkannya ke arah dinding tepat disebelah kanannya dan dalam sekejap Leah terlempar dari posisinya menabrak dinding tersebut.

Pftt... pfftt.. ha.. ha.. ha Ellis aku tahu kamu penyihir, tapi bisakah kamu mengontrol emosimu? Aku dengar penyihir yang hebat itu bisa mengontrol emosinya, Oops! Maaf aku lupa, kamu kan bukan penyihir hebat! kamu hanya penyihir lemah, yang berlindung di belakang Sergio dan teman-teman supernya.”

Ellis yang merasa direndahkan pun marah dan ia pun mengangkat tangan kirinya seolah-olah ia tengah menggenggam, membuat tubuh Leah terangkat dan mendekat ke arahnya dengan sihirnya. Ellis menatap wajah perempuan di hadapannya dengki, bagaimana bisa wanita hina dihadapannya menghinanya lemah? Padahal dengan sangat jelas bahwa ialah yang melindungi rekan-rekannya dari musuh-musuh diluar sana.

Elis menampar Leah berkali-kali sekuat tenaganya, melampiaskan kebenciannya selama ini, kemarahannya dan kecemburuannya ketika melihat Sergio lebih memilih Leah dibandingkan ia yang sudah sangat jelas mengorbankan segalanya untuk pria itu. Ellis tersenyum penuh kemenangan ketika mendengar ringisan dan tangisan Leah, itulah yang di harapkannya, membuat wanita di hadapannya tahu posisinya, menunjukkan kekuatan yang tak di miliki manusia di hadapannya.

“Coba katakan sekali lagi,” ucap Ellis sambil mengangkat kepalanya angkuh.

“Aku mencintai Sergio.” Ucapan Leah begitu lirih, ia hanya bisa menggerakkan kakinya yang melayang dengan tangan mencoba meraih tubuh Ellis, berharap bisa lepas dari cekikkan nenek sihir di hadapannya.

Ellis kembali menampar Leah untuk yang kesekian kalinya, ada perasaan senang saat tangan mulusnya itu menampar wajah kotor Leah dengan kuat, “Jawaban yang salah, ulangi.”

“Tapi A.. aku mencintai Sergio, Ellis. Ku mohon lepaskan aku.” Leah memohon, menatapnya dengan mata yang penuh deraian air mata permohonan, membuat Ellis tersenyum senang melihatnya.

“Pergi dari sini. Jika kau berani menemui Sergio lagi maka-“

“Maka apa? Kau akan membunuhnya? Atau menyiksanya?” Suara Sergio terdengar begitu menusuk, membuat tubuh Ellis bergetar sesaat.

“Se..Sergio?” Sergio melempar Ellis ke arah pintu, membuat pintu itu terlepas dari engselnya. Sudah cukup ia melihat wanitanya terluka, ia sudah berada di balik pintu sejak Ellis menampar wanitanya, tidak ia sangka teman kepercayaannya sanggup menyakiti wanita yang sudah sangat jelas mulai ia cintai itu. Ia berjalan menghampiri Leah, mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah karena robek dan kemudian mengecap jarinya, merasakan darah manis Leah yang begitu menggodanya sejak awal pertemuan mereka. Matanya berkilat merah saat merasakan darah itu, tanpa menunggu lagi ia langsung menggendong Leah bridal style dan menatap Ellis yang masih terbatuk-batuk.

“Menyingkirlah dari hadapanku.”

“Sergio kau salah paham,” ucap Ellis menghampiri Sergio, menatap pria yang begitu ia cntai dengan tatapan terluka.

“Sekali lagi kau menyakiti kekasihku, aku takkan segan-segan menyiksamu, Ellis.” Sergio pergi melewati pintu lainnya, membawa Leah kembali ke kamarnya dan mengobati luka-lukanya.

“Maaf.” lirih Leah

“untuk apa minta maaf? Kau tidak bersalah.”

“kau dan Ellis sangat dekat, aku hanya peng-“ ucapan Leah terpotong ketika Sergio mengecup bibirnya, “Kau segalanya Leah.”

“Eh? Ah...” Leah memalingkan wajahnya, mencoba menutupi wajahnya yang merona. Sergio yang melihat itupun tertawa, ia menangkupkan wajah Leah, menatap mata hitam kelam Leah “Aku mencintaimu Leah Walker, kau.Milikku.”

“Gio.. aku hanya manusia dan kau vampire. Bagaimana kalau teman supermu yang lain-“ Sergio memeluknya erat membuat ia terpaksa harus menahan ucapannya, Sergio memasukkan wajahnya di ceruk leher kekasihnya itu dan menghirup aroma darahnya dalam, “Gregory dan Hans tidak akan berani melakukannya.”

“Aku tahu, tapi bagaimana dengan yang lain? Teman sesama vampiremu mungkin? Mereka bisa saja tidak tahan dengan darahku.” Sergio melepas pelukannya, menatap Leah sambil menaikkan sebelah alisnya, “Aku akan melindungimu, tidak akan ada yang menyakitimu, sekalipun Madone dan Johan”

Gotcha! Kena kau Sergio, but i need more!

Sergio mulai mencium bibir Leah kasar, sambil perlahan ia memasukkan tangannya ke dalam dress Leah mengelus punggungnya lembut-ah salah lebih tepatnya mencari pengait bra Leah dan kemudian melepasnya. Leah paham apa yang diinginkan Sergio, tapi tidak! Dia tidak bisa memberikannya karna Sergio belum meminum MD Illusionnya.

“Ah.. Gio jangan sekarang, kumohon. Tubuhku masih sakit.” Sergio mengehentikan perbuatannya, menatap Leah dan kemudian mengecup bibir Leah.

“Kau benar, tidurlah.” Sergio tetap memeluk Leah, membiarkannya tidur telungkup di dadanya lalu menarik selimut menutupi keduanya.

o00o
060817

Re: 200618

Best regards,

Emma

Mate MissionWhere stories live. Discover now