Tiga : Wynter is ...

208K 7.7K 165
                                    

***

Berengsek itu punya tingkatan. Ada yang sangat bajingan, bajingan saja, dan sedikit bajingan. Seavey Sean sepertinya berada di tingkatan tengah, antara bajingan dan tidak.

Fakta bahwa Seavey seorang pecandu seks tak membuat dia mengambil kesempatan menyakiti Ayana ketika perempuan itu mabuk. Seavey bahkan menunggu sampai Ayana sadar.

"Sepertinya kau punya masalah. Apa yang terjadi sampai kau melampiaskan semua itu pada alkohol?" tanya Seavey Sean.

Setahu pria itu, Ayana bukanlah wanita yang suka menghabiskan waktu dengan alkohol. Sifat itu sangat bukan Ayana. Sebelum Ayana bekerja, Seavey sempat membaca portofolio wanita itu.

Ayana merasa malu. Apa yang telah ia ucapkan saat mabuk begitu menggelikan walau hanya sekadar diingat sebentar. Bagaimana mungkin dia menawarkan tubuhnya pada Seavey. "Aku diputuskan oleh pacarku."

Ayana jujur. Buat apa dia menyembunyikan hal itu. Lagipula Justin hanya akan menjadi masa lalunya. Seavey pun tak tahu siapa Justin. Sepertinya bukan masalah besar.

Seavey mengangkat alisnya. "Apa dia sangat tampan sampai kau merasa tidak rela melepasnya?" Ayana langsung mengalihkan pandangan  tepat dari mata biru tuan rumahnya. Sedikit tersindir dengan ucapan lelaki itu. Ayana menyela, "Paling tidak Justin tidak tergila-gila akan seks!"

Mendadak rasa gugup Ayana pada Seavey menghilang. Keakraban ini terasa aneh bagi Ayana. Apalagi kemarin, ia melihat jelas betapa berengseknya pria itu pada perempuan bernama Summer.  Mungkin bajingan dan pelacur memang jodoh yang serasi. Lagipula, si Summer tampaknya menyukai dipermainkan.

"Oh, Justin namanya."

Seavey mangguk-mangguk, mengabaikan sindiran Ayana terhadapnya tadi. "Apa alkohol sudah membuat kau melupakan dia? Maksudku adalah rasa sakit bisa sembuh melalui tindakan-tindakan tak wajar."

Seavey tersenyum miring. Ia mengejek kata-katanya sendiri. Rasanya aneh berbicara santai dengan perempuan,

Ayana memerlukan waktu mencerna kalimat lelaki itu. "Apa teori itu berlaku untuk bajingan seksual? Apa dengan menyiksa perempuan rasa sakitmu hilang?"

Ayana hanya menebak kalau Seavey seperti Christian Grey. Seavey mengerutkan dahinya kemudian menatap serius ke arah Ayana. "Sepertinya pertanyaan ini sudah melampaui batas antara tuan rumah dan agen pembersih." Ayana harus menahan malu ketika menyimak kalimat lelaki itu.

Menutup mulut, berdiri, memainkan jari-jemari. Ayana salah tingkah.  "Maaf atas kelancanganku," katanya gagap. Di seberang sofa, Seavey malah sumringah. Ia tidak sadar kalau dia sudah jatuh dalam pesona seorang agen pembersih rumah.

Ayana mengusap lehernya, gugup. Suasana hening sesaat. Ayana menyadari kesalahannya. Dia berucap, "Maaf telah merepotkan kau, karena diriku kau harus ke bar. Karena aku kau tidak jadi membawa perempuan lagi. Kau pasti kesepian. Aku janji hal ini tidak akan terulang lagi." Kata-kata itu menggelitik di telinga Ayana. Seperti sedang mengucapkan hal konyol yang tidak ingin dia katakan.

Ayana pamit masuk ke kamarnya sebelum Seavey berteriak, "Mulai hari ini, aku tidak tinggal di rumah. Aku rasa kau akan terganggu kalau aku melakukan hal itu di rumah. Terakhir kali, kau tampak tak nyaman saat melihat aku bersama  Summer!"

Despacito (Ayana And The Bastard Billionaire)Where stories live. Discover now