L.T 38 : Girls VS Aïden

3.2K 225 3
                                    

***

Cara paling baik untuk menguji kesetiaan adalah berada jauh dari pasangan. Hubungan jarak jauh merupakan ujian terberat dalam cinta. Dan inilah kisah empat gadis yang mencoba melakukannya: Justine Archer, Miley Sean Smith, Yoana Middleson, dan Scarlette Kim. Mereka berada di apartemen yang sama di Paris.

"Aïden kembali."

"Apa maksudmu?" Yoana yang sedang menonton film Prancis seketika menekan tombol pause di laptop saat Miley mengumumkan. "Dia ada di sini. Satu-satunya teman sekolah yang kita kenal di Paris." jelas Miley murung. Yoana membelalak seakan tak percaya apa yang ia dengar.

"Apa? Ini berita buruk. Aku selalu punya firasat aneh jika ada Aïden." Scarlette melipat tangannya di depan dada. Ia sangat tidak menyukai Aïden sejak dulu. "Aïden itu sangat berbahaya. Kalian masih ingat apa yang ia lakukan pada Miley? Dia tidak boleh dekat dengan kita." tegas Yoana.

Miley membenarkan kalimat Yoana. Alasan awal dirinya sekolah di Paris adalah untuk merasakan ketenangan. Tapi jika ada Aïden, itu sama sekali tak membuat hidupnya tenang. "Kita tidak boleh berprasangka buruk pada Aïden. Mungkin ini hanya kebetulan. Maksudku Aïden tidak merencanakan apa-apa." tukas Justine.

"Hei, jangan menatapku seperti itu. Maaf kalau aku salah bicara. Aku hanya tak ingin ada prasangka." Justine buru-buru membela diri ketika teman-temannya melototinya. Yoana memutar bola matanya. "Jangan membela Aïden di depanku. Aku tidak suka." katanya. Ia menekan tombol lanjut di laptop sehingga film yang ia tonton terputar kembali.

"Kalian bicaralah, aku bisa mendengar kalian sambil nonton." kata Yoana. Scarlette dan Justine mengintip film apa yang diputar Yoana. "Astaga, kau nonton Fifty Shades Freed?" Justine berseru ketika melihat pria berewok ala Jamie Dornan di layar laptop.

Scarlette menyela, "Aku rasa bukan Fifty Shades Freed. Aku lebih yakin kau Yoana membuka situs porno. Kau jorok sekali, Yoana." Scarlette berujar sambil membalikkan tubuhnya. Yoana merasa tindakan itu berlebihan. "Aku tidak buka video porno. Lagian ini hanya film Prancis. Hanya kebetulan ada adegan itu-nya. Dan juga kalian tidak usah bertingkah naif. Suatu hari kalian melakukan yang semacam itu. Justine, apa kau akan menolak jika Miles mengajakmu begituan? Scarlette, apa kau akan menolak kalau Zhou atau Mike mengajakmu begituan? Tentusaja tidak, karena aku tidak pernah menolak Gabriel."

Justine bungkam, ia mengangkat tangannya seraya berkata. "Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Aku akan memesan makanan Thailand untuk makan siang." katanya kemudian berlalu. Di ranjang, Miley tidak mengatakan apapun. Ia masih memikirkan Ian sehingga tidak bisa berkomentar. Jiwanya terasa hampa. Ian bahkan belum memberikan kucing yang dijanjikan untuknya.

"Apa kau bisa tidak menyebut nama Michael? Kau tadi menyebut namanya." Scarlette dan Yoana masih melanjutkan perdebatan mereka. Mengabaikan Miley yang tengah berpikir. "Kenapa kalau aku menyebut namanya? Bukankah kau memang masih mencintainya? Kau bilang cintamu hanya untuk Mike 'kan?" Yoana terbahak. Scarlette langsung membekap mulut gadis itu. 

"Miley, apa kau mendengar yang diucapkan Yoana?" teriak Scarlette. Miley terperanjat, ia terbangun dari lamunanya. Ia sama sekali tidak tahu apa terjadi antara Scarlette dan Yoana. "Ya. Kurasa aku mendengarnya."

Scarlette melepaskan bekapan di mulut Yoana. Scarlette mengerang sambil berujar, "Jangan katakan apapun pada Mike. Kumohon, dia sudah bahagia dengan Aurel. Aku tidak mau jadi pengganggu." Sampai saat ini Scarlette masih mengagumi Michael. Ruang di hatinya terlalu banyak untuk Michael.

Miley terkejut. "Apa yang tidak boleh kukatakan pada, Mike? Bukankah kalian sedang membicarakan Film? Fifty Shades Freed?" Miley memandangi Scarlette dan Yoana bergiliran. Scarlette bernapas lega sebab tahu Miley tak dengar apa-apa. "Serius, kau hanya ingat kami berdebat tentang film?" Miley mengangguk.

Yoana menghela napas. Ia bangkit berdiri, berpindah tempat di samping Miley. "Hei, apa yang kaupikirkan? Apa kau masih memikirkan tentang kehadiran Aïden di Paris? Jika benar, maka kau hanya perlu yakin bahwa kita mampu menghadapi cowok itu." Yoana tahu betul betapa bencinya Miley terhadap Aïden. Mereka sama-sama mantan Aïden. Rasa tidak suka di dalam hati mereka pun masih ada.

Miley menyelipkan rambutnya di telinga. Ia melihat wajah tulus Yoana. Wajah itu mengisyaratkan persahabatan mereka yang luar biasa. Inilah kehidupan mereka yang sebenarnya. Bertahan hidup tanpa cowok. "Bukan itu. Ini masalah cowok. Aku memikirkan Ian."

Yoana bersimpati. Sedetik kemudian ia berseru. "Aku baru ingat kalau Miles minggu ini akan datang bersama anak-anak cowok. Ian, Zhou, Gabriel, dan Ian pasti akan ke Paris. Naik pesawat jet pribadi. Tenang saja, mereka akan datang." cetus Yoana. Scarlette tidak terlalu semangat. "Zhou punya urusan lain. Dia tidak akan ikut."

"Mungkin Mike bisa menggantikan? Maafkan aku jika aku salah ucap." Justine menambahkan. Akan menyenangkan jika para cowok mengunjungi mereka. Itu ide yang sangat brilian. "Jadi saranku, Miley. Tak usah ingat Aïden di sini. Anggap saja kita tak punya urusan dengan dia." Yoana sepakat dengan pemikiran itu.

"Kekuatan wanita. Lagipula Aïden tak akan berani mengganggu kita. Dan hei Justine. Apa kau sudah bilang ke Miles untuk menjenguk kita minggu ini? Dia pacaramu, dialah yang memutuskan." teriak Yoana. Justine ragu bicara, pasalnya Miles belum pernah meneleponnya.

"Aku akan memberitahunya. Dia harusnya tak sibuk." Justine berdecit. Ia mengambil ponselnya kemudian melihat-lihat layar ponselnya. Tak ada tanda-tanda Miles akan menelepon. Apakah semua pasangan akan putus? Hubungan Miley sudah menunjukkan tanda-tandanya. Sejauh ini Miles dan Justine baik-baik saja. Hanya ada rasa curiga, yang sebenarnya tidak perlu dicurigai. Miles orang yang bisa dipercaya. Kelemahannya terletak pada teman-temannya. Miles bisa lupa pacaranya jika sedang nongkrong dengan temannya.

Perasaan takut Justine terbantahkan ketika Miles melakukan panggilan video. Miles memakai baju lengan pendek warna biru muda. Dia baru mandi, itu bisa dilihat dari rambutnya yang basah. Miles tersenyum ketika bertanya, "Bagaimana keadaan di sana? Kau menyukainya?"

Justine menggebu-gebu. "Kami baik-baik saja. Dan aku pun sangat suka Paris. Aku bisa lihat menara eiffel di apartemen setiap malam. Ternyata lebih cantik kalau malam hari." jelasnya. Binar matanya terang ketika memandangi mata Miles.

"Bagaimana kehidupan kampusmu?" Giliran Justine bertanya. Miles kelihatan tidak enak membicarakannya, namun ia tetap mengatakannya. "Semuanya berjalan seperti rencana. Tapi--, aku harus mengatakan ini karena aku tidak mau membohongimu apalagi merahasiakan sesuatu."

Miles menghela napas. "Patricia menemuiku. Kami mengobrol di kafe, hanya untuk menyapa. Kuharap kau tidak cemburu. Aku sudah bilang ke Patricia kalau aku punya pacar. Dia minta nomorku tapi tidak kuberikan. Semoga kamu memahaminya."

Justine mengangguk. Miles tidak bohong, itu melegakan. "Keputusan yang bagus. Aku tidak marah sama sekali. Oh ya, apa tidak ada hadiah untukku atau pun untuk Miley?" Justine berusaha mencari topik baru.

"Benar. Ada hadiah untuk Miley. Ian membelikan kucing untuknya. Aku harus memanggilnya apa? Kurasa kucingnya cewek." Justine menoleh ke arah Miley. "Miles bilang ada hadiah kucing dari Ian. Kau mau memberinya nama siapa?" Miley bersemangat. Ia sangat menantikan kabar Ian.

"Panggil dia Ariana saja. Apa Ian ada di sana?" tanya Miley. Miles menggeleng. Ia menambahkan kucing itu dikirim lewat jasa pengantar, katanya Ian terlalu sibuk. "Ada surat untukmu tapi belum kubaca karena itu privasi kalian. Bersabarlah, aku pasti akan ke sana membawa barang ini. Akan kuajak Ian juga." Miles memberitahu.

Yoana amat bahagia. Saking bahagianya, ia berjoget di depan kamera. Justine mengarahkan kamera ke wajahnya. "Aku tidak sabar menunggumu. Jangan lama-lama." pinta Justine. Miles menyanggupinya. Mereka mengakhiri panggilan setelah puas melampiaskan rasa rindu. Lega rasanya setelah mendapat kabar dari orang tersayang.

See u next time!

Instagram

erwingg__ dan sastrabisu

Despacito (Ayana And The Bastard Billionaire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang