L.T 22 : The Aureliest App (2)

8.3K 542 29
                                    

Ini Gabel yang suka Yoana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Gabel yang suka Yoana. Temennya Justine di New Utrech High School. Dia keren 'kan? Miles mah kalah... Happy reading. Jangan lupa vote-nya.

***

Aplikasi perusak sistem smartphone bernama The Aureliest app menjadi sangat populer dan banyak dibincangkan di grup sekolah James Madison. Beberapa di antara yang menjadi korban adalah musuh dari Stephanie, Vievienne dan tentusaja Aurelie. Miles geleng kepala saat membaca obrolan itu di grup. Dia barusaja menemani Justine membeli ponsel baru dan tiga puluh menit lalu mereka datang ke teknisi ponsel untuk memperbaiki ponsel jadul Justine. Katanya butuh tiga hari untuk memperbaikinya. Justine bilang tidak masalah yang penting foto maupun video tak terhapus di ponselnya.

"Dari mana gadis sialan itu belajar  pemrograman? Bagaimana bisa dia membuat toko telepon genggam ramai pembeli. Apa Ayahnya Aurel bergerak di bidang perusahaan telekomunikasi?" Miles bertanya-tanya seiring Justine menghela napas lelah di sampingnya.

"Entahlah. Ayahnya Aurel pengacara. Gadis sialan itu mungkin pendendam." Miles tertawa keras-keras ketika mendengar Justine mengatakan kata umpatan. "Kau mulai berani menggunakan kata-kata kasar. Kedengarannya lucu kalau kau yang berkata seperti itu." jelas Miles. Justine menyandarkan kepalanya di kursi mobil.

"Aku terlalu marah padanya. Wajar jika aku memanggilnya sialan. Aurel sangat keterlaluan. Dia merusak ponselku. Dia nyaris menghapus semua kenangan indah di teleponku itu." Justine sedang menyalakan ponsel barunya ketika Miles memegang wajahnya dengan tatapan tajam. "Kenangan indah? Apa di dalam galeri HP-mu ada foto cinta pertamamu?" Justine mendengus.

"Tentu saja ada. Kaulah cinta pertamaku!" Miles lega mendengarnya. Senyum lebar terukir di wajah pria itu. Sementara Justine malah menyadari sesuatu. Ada hal yang belum dia ketahui mengenai seorang Miles. "Siapa cinta pertamamu, Miles?" Betapa cinta pertama begitu berarti bagi seorang cowok. Justine yakin bila Miles belum bisa melupakan cewek itu.

"Ada apa denganmu, Justine? Apa itu penting sekarang?" tanya Miles santai. Ia tetap fokus mengendarai limusinnya. Bagi Miles itu sangat sepele tapi bagi Justine itu sangat penting untuk diketahui. "Apa kalian pernah berhubungan seks? Kau dan Aurel pernah melakukannya. Jadi kurasa kau juga sudah melakukannya bersama cinta pertamamu." Miles merasa tidak nyaman dengan pembicaraan Justine. Dia menepikan mobil di pinggir jalan.

"Mereka cuma masa laluku, Justine. Aku tahu aku dulu berengsek tapi percayalah kali ini aku tidak seperti itu lagi." Miles enggan membahas masa lalunya. Rasanya aneh membicarakan dirinya yang begitu buruk. "Jika mereka hanya masa lalu maka tidakkah kau harus memberitahuku? Siapa cinta pertamamu?" Miles merasa terpojok, mau tak mau ia harus menjawabnya. Miles mengingat masa kecilnya dengan Justine. Saat itu dia tidak mencintai Justine. Apakah itu disebut cinta pertama? Sepertinya bukan semacam itu. Miles mengingat cewek pertama yang ia kencani.

"Namanya Patricia Albert. Aku mengencaninya saat kelas delapan." Wajah Justine mendadak murung. Miles menghela napas frustasi. Dia merasa telah mengatakan hal yang salah. Semua yang dilakukannya membuatnya berada di pihak bersalah. "Kau tidak perlu cemas, Justine! Aku sudah melupakannya. Lagipula dia berada di Meksiko sekarang. Aku hanya mencintaimu." tegas Miles.

Justine menoleh ke arah Miles dengan tatapan serius. "Apa kalian berhubungan seks?" Miles bergeming dengan mimik jengkel. Mengapa Justine terus bertanya hal semacam itu. Pandangan Justine mendesak jawaban padanya. "Bagaimana menurutmu? Hari ini kau aneh sekali, Justine!" Kali ini Miles kesal dengan pertanyaan-pertanyaan aneh Justine.

"Haa.. kalian melakukannya rupanya." Justine terdengar agak sedih. Miles melajukan mobil kembali. Dia benar-benar tak tahan melihat Justine memasang wajah muram. "Kau marah karena itu? Kalau begitu ayo lakukan bersama! Aku tidak suka melihatmu murung." Setelah mengucapkan itu, Justine langsung memukuli lengan Miles membuat cowok itu mengaduh keras-keras.

"Kau akan menang banyak kalau begitu!" Justine mendadak jadi kesal. Miles terbahak-bahak. "Makanya jangan membahas hal semacam itu lagi! Jika kau terus membahasnya maka aku akan tergoda dan byurr... kau akan tenggelam bersama pil kontrasepsi!" Ucapan Miles semakin membuat Justine geli. Ia memukuli lengan Miles lebih keras dari sebelumnya. Miles menyerah.

"Maafkan aku. Untuk segala kesalahanku, aku minta maaf. Aku tidak bisa melewati hari-hariku jika kau marah. Jangan marah lagi ya." Miles membujuk, dan itulah yang diharapkan oleh Justine. Seringkali rayuan dibutuhkan untuk menyenangkan hati. Justine percaya kata-kata semacam itu. "Kau tidak marah lagi 'kan?" Justine tidak membalas jadi Miles memberikan kecupan di pipi gadis itu. Justine senyum-senyum malu. Membuat Miles berpikir Justine sudah memaafkannya.

Tak terasa kebersamaan membuat mereka sampai di sekolah lebih cepat dari biasanya. Miles turun dari limusinnya dengan menggenggam tangan Justine. Mereka berjalan di lorong sekolah penuh percaya diri seolah dunia milik mereka berdua. Ketika Miles dan Justine sampai di depan loker mereka, Tedd datang menghampiri. "Datanglah ke komunitas drama lain kali. Kalian adalah bagian dari kami." Tedd menatap Justine dan Miles penuh harap.

"Akan kuusahakan." Justine menjawabnya tak sepenuh hati. Komunitas drama membuatnya kecewa. Dia tidak akan datang ke komunitas itu lagi. "Baguslah. Aku tetap menunggu kalian." kata Tedd kemudian berlalu melewati mereka. Miles mengambil beberapa buku bahasa Prancis. Madame Cavanaugh selalu menasehatinya untuk membawa buku bahasa Prancis. Kali ini, Miles tidak mau dinasihati lagi.

Miles baru akan beranjak pergi ketika Aurel dan anggota gengnya menghampirinya. "Hai, Miles!" sapa Aurel dan Miles memalingkan wajahnya. Aurel mengibas poni yang menutupi matanya. Ia melihat sinis ke arah Justine sebelum berkata, "Nanti malam ada pesta ulang di rumahku. Aïden ulang tahun, jadi aku membawakan undangan darinya. Aku harap kau datang."

Aïden mengirim pesan tadi pagi. Miles belum membacanya. Melihat Aurel membawakan undangan, mungkin benar Aïden ulang tahun. Miles mengambil undangan di tangan Aurel dengan kasar. "Aku tidak yakin akan datang kalau ada kau. Aku akan mempertimbaangkannya. Paling tidak, aku harus membuat kau cemburu melihatku bersama Justine di pesta dansa." Mata Aurel memerah. Ia tidak mampu menyembunyikan rasa kesalnya.

"Ayo, Justine!" Miles menggandeng tangan Justine seperti seorang pangeran. Pemandangan itu tentusaja membuat Aurel terluka semakin banyak. Aurel masih kesal ketika Yoana muncul di hadapannya. Yoana lebih semangat hari ini. Yoana barusaja membeli spagetti. Dan melihat Aurel di depan lokernya membuatnya muak. Yoana masih ingat ketika Aurel dan teman-temannya menyiramnya di toilet wanita.

Yoana menuangkan spagetti beserta saus-sausnya ke kepala Aurel. Stephanie dan Vivienne ingin memegang tangan Yoana namun Scarlette muncul dengan raket listrik. Betapa Scarlette terlihat begitu menakutkan pagi ini. "Apa yang kaulakukan!" kesal Aurel. Yoana tersenyum sinis. "Aku ingin kau paham kalau kau bukan penguasa di sini! Setidaknya memberimu pelajaran. Sekarang kau tampil dengan sensasi The Aureliest App? Aku terkesan, Aurel! Sayangnya aku tidak menginstal aplikasi bervirusmu itu." Aurel merasa jijik melihat rambutnya dipenuhi saus. Rambutnya bau vetsin. 

"Tunggu saja pembalasanku, Yoana!" Aurel hendak pergi dari lokernya. Namun Yoana tidak membiarkannya pergi. Setidaknya dia memberi tamparan di pipi sebelum berhasil meninggalkan Aurel. Ada CCTV yang mengamati. Yoana tahu akan ada hukuman dari guru tapi dia tak peduli. Setidaknya ia memberi hukuman pada gadis selicik Aurel. Terkadang sekolah mengecewakan. Beginilah cara bertahan di sekolah, jika kau lemah maka kau akan menjadi mangsa empuk. Berani menegakkan kebenaran, dan menghukum mereka yang suka menindas.

Sampai ketemu di pesta Aïden!

Follow IG

@sastrabisu dan @erwingg__

Despacito (Ayana And The Bastard Billionaire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang