L.T 16 : Yoana's Secret

16.1K 789 52
                                    

***

Kebenaran itu samar. Hanya sedikit kesalahan saja kita bisa memercayai sebuah kebohongan. Kebenaran itu mutlak sebab kebenaran adalah benar. Percayalah pada kebenaran yang terbukti terbukti lewat fakta bukan dugaan.

Miley belum sepenuhnya meyakini kebenaran yang menimpanya. Ada banyak pertanyaan yang membuatnya meragu. Sampai akhirnya Miley memutuskan untuk menemui kakak Ivanna di Metropolitan Detension Center. Salah satu penjara di Brooklyn.

Ian Aguires kakak Ivanna sampai saat ini belum ada yang menjenguknya. Polisi menjelaskannya ketika Miley menunggu pria itu. Ada kaca berukuran besar yang membatasi mereka, beberapa lubang dibuat di ketinggian 20 sentimeter kaca. Ada juga telepon yang digunakan untuk bicara dengan tahanan. Letak benda itu berada di samping tempat duduk.

"Oh, dia sudah datang!" Polisi di samping Miley memberitahukan. Miley segera mendongak, menyaksikan lelaki biadab yang sudah menodainya. Tatapan bengis Ian begitu menghakimi Miley. Tatapan itu mampu membuat tubuh Miley terguncang. Bayangan saat kejadian di hotel tempo hari membuatnya takut. "Gunakan telepon jika kau ingin bicara." jelas Polisi wanita bertopi. Miley mengangguk.

Di seberang kaca, Ian terlihat santai menaruh telepon di telinganya. Sangat berbeda dengan Miley. Gadis itu harus meyakinkan dirinya beberapa kali baru bisa mengucapkan satu dua kata kepada Ian. "Kenapa harus aku? Kenapa harus aku?" Sedikit guncangan menggema saat Miley menanyakannya. Miley tidak peduli seberapa konyol pertanyaannya.

"Sebab kaulah penyebab Ivanna mati. Apa kau sudah lupa?" Ian balik bertanya sambil tersenyum miring. Miley kehabisan kata-kata. Ada banyak kalimat yang tersusun di kepalanya namun lidahnya malu untuk berucap. Bahkan untuk menegakkan harga dirinya saja ia tak mampu.

Miley meneguk ludahnya. Ia menggigit bibirnya sekilas sebelum berhasil bertanya lagi. "Apa kau bahagia telah berhasil menghancurkan hidupku?" Miley merasakan tubuhnya merinding ketika menanyakannya. Ia memandangi Ian sekuat tenaga. Tampak, pria itu membeku seperti tak menduga pertanyaan Miley.

"Seharusnya aku membencimu... tapi perasaan itu terkalahkan oleh rasa bersalahku pada Ivanna. Aku tidak tahu seperti apa rasa sakit Ivanna terhadapku." Miley menahan air matanya yang akan mengalir tanpa ia harapkan. "Aku hanya ingin kau tahu kalau aku juga peduli pada Ivanna. Aku bahkan hadir saat pemakamannya dulu jika kau ingin tahu."

Ian mendengus, "Selagi kau hidup, kau tidak akan merasakan bagaimana menderitanya Ivanna." tegas Ian. Pernyataan itu memukul Miley sangat keras. Sejak tadi hanya tatapan kebencian Ian yang bisa ia saksikan. "Aku tahu sakit hati Ivanna jauh lebih parah ketimbang aku. Tapi kau juga harus tahu jika aku juga tersakiti di sini. Kau harus tahu bahwa sulit bagiku bersosialisasi setelah kasus ini. Banyak yang mengirim pesan kasar padaku tapi aku mengabaikannnya. Media sudah merilis beritanya. Dan akulah yang paling disalahkan. Keberadaanmu dipenjara kini terbayarkan. Semua orang menyalahkan Miley. Karena memang akulah yang salah."

Miley bercermin di mata Ian. Ada banyak duka di mata lelaki itu. Dan Miley ada di dalam sana. "Aku rasa aku akan menyusul Ivanna berikutnya." Miley putus asa. Jika nyawa harus dibayar nyawa maka Miley akan membayarnya dengan bunuh diri juga.

Tatapan tajam Ian berubah. Pria itu melemah. Sedikit simpati ia berkata, "Kau tidak harus mati untuk menebus kesalahanmu. Kau hanya akan menyakiti saudara-saudaramu. Kejahatan tidak akan berhenti jika satu masalah menciptakan masalah baru. Aku tahu persis rasanya ditinggalkan." Meski Ian mengatakannya datar. Miley tetap bisa menangkap rasa peduli pria itu padanya.

Miley diam beberapa saat. "Aku tahu kau pria yang baik, Ian. Kau perlu meyakinkan dirimu beberapa tahun untuk membalas dendam. Kau adalah pria penyayang. Ivanna pasti bahagia memilikimu." Miley tidak bisa membohongi pemikirannya. Walau ketakutan pada pria masih menghantuinya, namun ia masih percaya bahwa masih ada pria yang baik. Ian adalah pria yang baik hanya saja ia melangkah di jalan yang salah.

Despacito (Ayana And The Bastard Billionaire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang