L.T 28 : Somenthing different (1)

7.4K 470 19
                                    

***

Cantik itu relatif. Penyataan itu benar namun banyak yang tidak membenarkannya. Miley salah satunya. Miley sampai di rumah ketika ayahnya sedang sibuk membaca dokumen di ruang kerjanya. Miley tidak mau menunggu waktu lama. Jika ke Los Angeles bisa membuatnya cantik maka Miley rela melakukan apapun. Los Angeles adalah dunia hollywood, di sana banyak penata rias terkenal.

"Daddy, apa aku mengganggu?" Miley bertanya sambil melipat bibirnya. Ia mendekati ayahnya dengan semangat luar biasa. Dia memeluk ayahnya dan memberikan beberapa ciuman. "Ada apa ini? Tumben sekali masuk ruang kerja Dad sambil memberikan ciuman? Kau butuh bantuan, benar?" Seavey menebak-nebak.

Miley menyelipkan rambutnya di telinga sambil sumringah. "Aku butuh uang, Dad. Belakangan ini aku mengalami hal berat di sekolah. Aku mau ke salon Los Angeles untuk perawatan tubuh. Aku boleh melakukannya, 'kan?" Miley mengedipkan matanya. Dia yakin bisa secantik Ariana Grande bila melakukan perawatan di LA.

Seavey menyernyit. "Apa salon di New York kurang bagus? Apa bedanya salon NY dan LA?" Miley menjelaskan kalau di LA lebih tren, lebih modern, LA pusat dari dunia hiburan. Semua yang dibutuhkan ada di sana. "Sepertinya Daddy tidak bisa mengizinkan. Dad tetap setuju kau di New York saja. Kau akan kuliah di Eropa, jadi Daddy tidak bisa mengizinkan kau keluar dari Brooklyn. Kau paham?" Miley seketika murung.

"Dad pelit sekali! Aku akan membujuk Mommy untuk mencari suami baru biar Daddy kesepian!" Miley kesal. Ia keluar dari ruangan ayahnya dengan langkah kasar. Seavey berteriak tidak terima tapi Miley tidak peduli. Bagaimana bisa anak itu mau ibunya berselingkuh dengan lelaki lain? Itu tidak dibenarkan dalam hukum mana pun di dunia.

Miley masuk ke kamar ibunya. Dia mendekati ibunya yang sedang bercermin. "Kulit Mommy terlihat kusam. Bagaimana kalau minggu besok kita ke salon? Aku tahu tempat yang bagus untuk perawatan." Miley antusias menjelaskan. "Benarkah? Tapi di dalam cermin tidak terlihat kusam. Mommy rasa Mommy sudah melakukan perawatan ekstra." Ayana tampak bingung. Kulitnya terlihat cerah tapi putrinya mengatakan sebaliknya.

Miley tidak kehabisan akal. Ia merogoh ponsel di sakunya lalu berkata, "Ayolah, Mom. Lihatlah komentar teman-temanku ketika aku memosting foto bersama Dad. Mereka semua tergila-gila akan ketampanan Dad. Maksudku Daddy bisa mendapatkan gadis muda jika Mommy tidak melakukan perawatan di LA." Miley memperkuat argumennya dengan memperlihatkan komentar teman-temannya mengenai ayahnya. Benar, teman-teman Miley menggilai Seavey.

"Di New York banyak salon yang bagus. Kenapa harus LA? Apa perawatan tubuh bisa sejauh itu?" Miley memeluk ibunya. "Cantik itu butuh perjuangan Mom. Lihat, kuku Mom terlihat mati. Rambut Mom juga harus dicat berwarna blonde. Daddy suka perempuan berambut pirang." Perjuangan Miley tidak sia-sia karena Ayana terhasut. Dia mengingat Summer, mantan pacar suaminya. Perempuan itu memang berambut pirang. Summer cinta pertama suaminya dan cinta pertama sulit dilupakan.

"Baiklah, besok kita ke LA!" Baru mengucapkan itu Seavey sudah muncul di ambang pintu. "Jangan dengarkan Miley, sayang. Dia hanya membicarakan omong kosong agar bisa terbang ke LA. Kau sudah dibohongi putrimu. Jangan hiraukan dia." kata Seavey yang langsung membuat Miley cemberut.

Ayana mendongaki putrinya. "Benar bahwa kau berbohong?" Miley mengangguk muram. "Aku hanya ingin tampil cantik. Apa itu salah? Kalau Daddy tidak mau keluarkan uang katakan saja. Tidak usah berbelit-belit seperti ini." Miley merasa harapannya tidak akan terwujud. Dia sudah ketahuan.

"Kau sudah cantik, Miley. Apa lagi yang diinginkan pria darimu? Jangan bilang kau mau oprasi payudara dan bokong? Itu tidak dibenarkan! Tidak ada hal semacam itu di keluarga Smith!" tegas Seavey curiga. Miley semakin kesal. "Siapa yang mau oprasi bokong? Aku cuma mau didandani ala Ariana Grande! Aku mau seperti dia. Sudahlah, Daddy tidak akan mengerti, Dad tidak bisa diandalkan." Kesal, Miley melangkah keluar dari kamar ibunya. Dia berjalan ke ruang tamu. Menghempaskan pantatnya di sofa kemudian melirik Justine dan Miles berpegangan tangan sambil menonton dongeng Rapunzel. Miley merebut remote televisi dan mematikan tv itu.

"Apa-apaan kau, Miley?" Miles merebut remote dan menyalakan tv kembali. "Kalau kau cemburu, hubungi saja, Aïden! Dia sedang patah hati karenamu. Bertanggung jawablah terhadapnya." kata Miles. Miley memutar bola matanya sambil menggeleng geli. Dia sudah melupakan Aïden.

"Kau tampak tidak baik-baik saja. Aku dan Miles akan Malibu dalam waktu dekat ini. Kau ikut saja kalau mau." tawar Justine. Miles mengajaknya kencan di pantai Malibu beberapa jam yang lalu. Dan itu adalah rencana yang bagus untuk bersenang-senang. "Hei, kalau dia ikut. Itu bukan kencan namanya! Tidak usah ajak dia. Miley lebih baik di rumah saja biar aman."

Miley menggeleng. "Kalian diizinkan ke California dan aku tidak? Ini tidak adil! Kenapa Daddy mau mengizinkan kalian jalan berdua? Apa karena kau anak tertua?" Miley hendak protes ke ayahnya tapi Miles mlembuatnya kehabisan kata-kata. "Mulai besok Aku magang di Smith Entreprise setiap weekend. Aku akan menghabiskan banyak waktu di kantor. Jadi, Daddy mengizinkan aku senang-senang setidaknya dua sampai tiga hari. Ketahuilah, aku dan Justine akan melewati hari-hari sulit setelah ke Malibu." jelas Miles.

Miley masih muram saat Justine bertanya. "Apa yang akan kaulakukan di LA? Apa kau ingin hadiah? Alat make-up?" Justine menatap serius ke arah Miley. "Aku mau ke salon LA." Miley suka membaca majalah wanita. Di sana ia menemukan rekomendasi salon yang berpusat di California. Jika bukan sekarang kapan lagi dia bisa ke sana.

"Percayalah, tanpa ke salon kau sudah cantik. Aku berani bertaruh Ian pasti menyukaimu." hibur Justine. Miley menggeleng tak pasti. "Ian suka cewek yang mirip Ariana Grande." sela Miley. Miles menertawainya dengan tawa yang kurang ajar. Tawa penuh hinaan.

"Astaga, Ian cowok seperti itu? Dia penggemar fanatik Ariana?" Justine penasaran. Sungguh, cowok tidak keren kalau mengidolakan artis. Apalagi terlalu fanatik. Itu terdengar aneh, apalagi Ian kelihatan macho. "Bukan seperti itu! Ian punya mantan mirip Ariana. Jadi kurasa aku harus berdandan ala Ariana." Miley memegangi lehernya malu. Ia sadar apa yang ia pikirkan terlalu konyol. Miles bahkan menertawainya sampai menangis.

"Kau pakai topeng Ariana saja, Miley!" saran Miles bercanda. Miley melempari Miles dengan bantal. "Ah, sudahlah. Kau memang tidak mengerti aku, Miles! Kau tidak seperti dulu lagi. Kau menyebalkan." Miley tidak punya tempat untuk pergi kecuali ke kamarnya. Ia merasa tidak disayangi. Sungguh, untuk memikat Ian, dia membutuhkan perjuangan luar biasa. Perjuangan besar untuk mendapatkan lelaki itu. Apakah cinta sesulit ini? Miley benar-benar kehilangan akal sehatnya.

See u next time!

Instagram

sstrabisu dan erwingg__

Despacito (Ayana And The Bastard Billionaire)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant