L.T 34 : Really, We got Married! (2)

9.3K 488 19
                                    

***

Pada akhirnya semua pasangan kembali ke tenda. Cewek-cewek memandang sinis ke arah Aïden yang tengah duduk dekat perapian. Aïden sudah merusak liburan ini, dan dia harus dijauhi. "Apa kau sungguh tidak mau minta maaf? Aku beri kau kesempatan. Minta maaf kepada Miley sekarang juga!" Ian tidak bisa tinggal diam jika melihat Aïden. Ian tidak suka gaya Aïden yang sok jagoan.

Aïden meringis. "Aku tidak pernah mendengarkan perintah seorang pencuri. Kau hanyalah pencuri. Kau mencuri Miley dariku." ejek Aïden. Ian hendak memukul Aïden. Namun dihalangi oleh Zhou. "Berkelahi tidak akan menyelesaikan masalah." katanya. Ian merasa ada sesuatu yang tak beres. Ia memandangi Zhou, Tedd, dan Gabriel secara bergiliran. Lalu ia pun berpikir bahwa mereka berubah. Sepertinya Ian tidak lagi dihormati. Sekarang dia dipandang sebagai cowok pedofil.

"Benar kata Zhou. Kau tidak harus mengotori tanganmu demi sampah seperti Aïden." Scarlette menambahkan. Ian mengusir perasaan curiganya terhadap teman cowoknya. Mungkin hanya prasangkanya saja yang menganggap mereka berubah. "Kali ini kau selamat, Aïden!" tegas Ian. Aïden tertawa mengejek.

Ian mendekati Miley dan mengantar gadis itu masuk ke dalam tenda cewek. Miley, Scarlette, dan Yoana berada satu tenda. Sementara Aurel dan Justine berada di tenda lain. Yoana dan Scarlette tidak mau berbagi tenda dengan Aurel. Tentusaja tidak. Aurel pernah menindas Yoana, dan Scarlette tidak bisa menerima Aurel sebagai pacar Michael. Hanya Justine yang mau membuka pintu maaf.

"Aku akan memimpikanmu. Jadi kau juga harus memimpikanku. Selamat malam." Miley mencium pipi Ian sebelum masuk ke dalam tenda. "Selamat malam." Ian mengacak rambut Miley sebentar lalu melangkah menuju tenda cowok. Miles, Michael, berada satu tenda dengan Aïden. Sementara Zhou, Tedd, dan Gabriel harus berbagi tenda dengan Ian. Ini tidak adil, teman setenda Ian harus berdesakan sementara teman setenda Miles tidak. Andai saja ada satu cowok lagi. Mungkin pembagian teman setenda ini akan terasa adil.

"Aku juga tidak nyaman satu tenda bersama Aïden. Tapi kurasa inilah pilihan yang tepat. Akan lebih huruk kalau kau dan Aïden satu tenda." Miles mencoba membuat Ian mengerti. "Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa tidur di tempat sempit. Waktu kelas 12 aku sering kemping bersama teman-temanku. Kurasa teman sekolahku sudah melupakan aku." Ian tidak pernah lagi mendengarkan kabar teman lamanya.

Miles memberikan senyuman. "Teman-temanku adalah temanmu juga." Ia menepuk pundak Ian lalu berjalan ke tendanya. Ian memikirkannya, dan itu tidak buruk. Mungkin memang teman Miles adalah temannya juga. Ian menghampiri tendanya dengan langkah cepat.

"Jika aku jadi Miley, aku tidak akan mencintai Ian. Pria itu jelas pedofil. Maksudku bagaimana bisa dia melepaskan Aïden demi cowok itu?" Suara Zhou terdengar dari dalam tenda. Apa yang dipikirkan Ian dari tadi ternyata benar. Teman-teman Miles tidak menghormatinya lagi. "Entahlah, aku lebih percaya Miley hanya ingin membuat Aïden cemburu." Gabriel tidak yakin mengucapkannya. Dia tidak enak membicarakan Ian dari belakang.

"Aku rasa Ian memberikan Miley banyak perangsang. Lihat, cowok itu terlihat bajingan." Tedd menambahkan. "Apa yang kaukatakan? Kau terlalu berlebihan menuduhnya. Mungkin ada sesuatu yang tidak kita ketahui. Tidur saja. Jika kau terus bicara Ian akan mendengarkan kita." Gabriel mengingatkan. Tedd dan Zhou tertawa geli.

"Biarkan saja dia mendengarnya. Agar dia tahu kalau dia adalah seorang pedofil." Tedd tertawa keras. Dan saat itulah Ian langsung membuka tenda. Membuat Tedd bungkam dengan tubuh gemetaran. "Aku sudah mendengarnya." Ian mengatakannya datar. Tedd berkeringat dingin. Ia berpikir bahwa Ian mungkin akan menonjoknya, tapi ternyata tidak. Ian malah masuk ke dalam tenda seperti tak ada beban.

"Berpikirlah sebelum bicara. Aku sedang baik hati. Jadi aku tidak menonjok kalian bertiga." Ian tidur tengkurap di samping Zhou, ia menjadikan dua tangannya sebagai bantal. "Tidurlah Tedd. Ian bilang tidak akan memukul kita." seru Zhou. Tedd mengepalkan tangan. Dia tidak mau terlihat lemah di depan Zhou, dan Gabriel yang jelas-jelas juniornya.

"Aku sudah memikirkan semuanya, Ian. Dan aku berpikir Aïden melakukan hal benar. Kau memang pedofil. Kau melecehkan gadis sekolahan. Harusnya Miley membencimu bukan membenci Aïden!" Zhou dan Gabriel merasa tidak tenang. Seharusnya Tedd tidak usah memancing amarah Ian. Tedd benar-benar cari mati. "Tedd, kau tidak usah memanas-manasi, Ian. Istirahat sajalah." kata Gabriel.

Tedd menyeringai. "Jujur sajalah, Zhou, Gabriel! Kau merasa jijik dengan Ian 'kan? Kau tidak usah berpura-pura membelanya. Kalian tidak suka dia berada di tenda kita. Kita semua ada di pihak Aïden. Ian bukan teman kita." Tedd membuat Ian tidak tahan. "Kalian berdua merasa seperti itu? Seperti yang dikatakan Tedd?" Gabriel dan Zhou tidak menjawab. Ian merasa kalau diam mereka adalah kata iya.

Ian mengembuskan napas. "Aku tidak mau bertengkar. Jadi, aku akan menuruti apa yang kalian mau. Aku tidur di luar." Ian bergegas keluar dari dalam tenda. Ian terlalu malas berkelahi. Bisa-bisa cewek-cewek tidak tidur semalaman kalau ia memilih bertengkar.

Ian memilih duduk di depan perapian. Angin malam membuat suhu udara menjadi dingin. Setidaknya berada di depan perapian membuat suhu tubuh Ian lebih baik. Ian akan berbaring sebelum Aïden muncul di hadapannya. "Mau apa kau? Aku tidak mau bertengkar. Tidur saja di tenda." Ian mengatakannya datar. Aïden mendengus, melempar kaleng bir ke arah Ian.

"Miles dan Mike terus menceramahiku. Aku tidak suka berada di tenda itu." Aïden berkata jujur. Ian melihat-lihat kaleng bir pemberian Aïden. Dia harus memastikan apakah itu bir sungguhan atau botol racun. "Aku rasa mereka sengaja merencanakan ini. Aku berada di tenda tim Aïden dan kau berada di tenda tim Ian. Apa mereka ingin kita berdamai? Jujur saja aku tidak akan mau berdamai denganmu. Dan jika aku Yesus maka aku tidak akan mengampuni dosamu padaku." Ian mencicipi bir pemberian Aïden. Dan itu bukan bir palsu, rasanya seperti vodka. Bagaimana bisa kaleng bir rasa vodka? Jelas sekali minuman itu berbeda rasa.

"Hei, kaupikir aku akan memaafkanmu? Tidak akan, Ian. Kau mencuri masa depanku. Dan asal kau tahu saja bir yang kuberikan padamu harus ada balasannya. Aku mau kau merelakan Miley tidur denganku sekali lagi." Ian geram seketika. Dia melempari Ian kaleng bir di tangannya. Mencengkeram kaos Aïden penuh emosi. "Sialan kau! Lihat saja, jika aku punya kesempatan maka aku akan menyiram tenggorokanmu dengan cairan asam!"

Aïden mendorong tubuh Ian. Tidak ada pertengkaran karena Ian sedang memadamkan emosinya. Mulut Aïden memang sialan. Dan Ian tidak mau terperangkap dalam mulut Aïden. "Bagaimana pun aku mengakui trik kotormu merebut Miley dariku." Aïden meneguk birnya lagi. Ian baru menyadari kalau Aïden sudah teler. Dia pasti merasa tersakiti. Ian tidak memerdulikan Aïden sampai cowok itu terjatuh di tanah. Ian mengerang, baginya ini sama saja dengan tidur setenda dengan Aïden. Sungguh kehidupan yang mengerikan.

Ketika Ian sibuk mengurusi Aïden, Miley justru mengurusi rencana agar ayahnya setuju dia dan Ian menikah. Miley menelepon di belakang tenda cewek. "Ada apa, Sayang? Kau kehabisan uang belanja di LA? Kalian semua baik-baik saja 'kan?" Miley menggigit bibirnya. Ia menoleh kanan dan kirinya.
"Bukan masalah itu, Dad. Semua orang baik-baik saja. Hanya--, aku mau bilang kepada Daddy kalau aku dan Ian berencana menikah. Pokoknya Daddy harus menyetujui jika aku dan Ian bertemu Daddy." Miley berharap ayahnya mengerti. "Kau pasti sedang mabuk, Sayang. Daddy akan telepon Michael untuk mengetahui keberadaanmu."

"Daddy aku sadar. Dengar, Aku tidak mabuk. Aku sedang kemping dan semua orang sudah tidur. Daddy, aku serius mau menikah dengan Ian. Berkeluarga dan punya anak."

"Tidak, tidak akan! Jangan konyol, Miley. Kau harus punya karir bagus sebelum menikah. Jika Ian menyukaimu maka dia akan bersedia menunggu." Sepertinya tidak ada dukungan untuk menikah. Miley memikirkan alasan yang tepat sampai ia berteriak. "Aku hamil! Daddy aku sedang hamil. Jadi aku harus menikah. Daddy kumohon jangan marah. Selamat tidur!" Miley langsung mematikan panggilannya. Dia tidak mau orang tuanya mengomelinya. Semoga ide ini berhasil.

See u next time

Instagram

Sastrabisu dan erwingg__








Despacito (Ayana And The Bastard Billionaire)Where stories live. Discover now