Bab 4 - Mawar-mawar Maximus (bagian 2)

220 21 0
                                    

Mohon maaf, edit seadanya :v

***

Jade Judy. Meski tumbuh tanpa figur seorang ayah, Jade tahu, ibunya telah berbuat banyak. Meski demikian, dalam hati Jade, dia masih memiliki kerinduan yang aneh. Dari kecil, Jade lebih banyak memiliki teman laki-laki. Semenjak SMP, Jade sering gonta-ganti pacar. Meski tinjunya lebih ramah dari senyumnya, cowok-cowok sepertinya tidak gentar. Memiliki pacar cantik dan tangguh macam Jade sudah memberi mereka kebanggaan.

Hari itu pun, Jade sedang main di bengkel Satria—seorang cowok yang bertahun-tahun diberi status TTM. Dengan senang hati, Satria akan memberi tahu Jade kalau ada mobil bermesin canggih ngamar di bengkelnya. Sambil mencuri-curi pegang, Satria akan menjelaskan bagian-bagian mesin pada cewek itu.

Tapi kali ini, belum sempat Satria menjelaskan, ponsel Jade lebih dulu berbunyi. Satria sempat melirik. Itu panggilan dari Eri—saudari yang sudah seperti kembar siam dengan Jade.

"Gawat! Ini gawat!"

"Iya, Ri? Ada apa? Apa desainku dikomplen lagi?" Jade sudah bersiap menghadapi Nyonya Nakatani yang mungkin sudah bersiap di ujung telepon. Akan tetapi, rupanya tidak ada Nyonya Nakatani di sana.

"Ini gawat banget, Jade," suara Eri terdengar lirih dan panik, "Ini lebih gawat dari masalah balap liarmu, Jade."

Apa Eri sedang PMS? Tidak biasanya Eri 4l4y bin lebay begini.

"Ngg, sekarang kau sedang ada di tempat Satria, kan? Coba tanya Satria, apa kita bisa pinjam mobilnya."

"Pinjam mobil? Sebenarnya ada masalah apa, sih?" Jade mulai tidak sabar, "Biasa ajalah. Kayaknya urusan sama Bli Ghostra pun nggak segininya, kali."

"Bukan dengan Bli Ghostra, mimih ratuuu!" Eri ikut-ikutan tidak sabar, "Maximus. Ini masalah dengan Maximus!"

"Maximus?" Jade mengerutkan alis, "Ri, sumpah, aku nggak pernah urusan sama orang Maximus! Jangan panik gitu, ah! Aku jadi ikutan waswas, nih!"

"Pokoknya pinjam mobil Satria! Sementara, diamlah dulu di sana. Nanti, jam sepuluh malam, kutunggu di pertigaan. Depan apotek."

Jade melirik Satria yang kini sudah menyengir. Pinjaman mobil artinya kencan. Tentu cowok itu senang sekali.

"Pokoknya pinjam dulu mobilnya Satria! Nanti aku jelaskan!" Eri menutup telepon. Jade pun mengerang kesal. Dengan sebal, dia meminjam Mitsubishi Gallant kesayangan Satria. Balasannya adalah menonton IT di bioskop. Horor. Film yang paling bikin Jade jij4y.

***

Usia Eri lebih tua sekitar hampir satu tahunan, namun postur Eri lebih kurus dan mungil dari Jade (yang memiliki tinggi badan 179 cm). Bisa dibilang Jade Judy cukup beruntung dianugerahi wajah menawan. Selain itu, Eri adalah tipe gadis kutu buku yang kurang menonjol. Malah, lebih sering terlewatkan. Jarang sekali ia mendapatkan masalah, walau terkadang tindakannya jauh lebih ekstrim ketimbang Jade. Singkatnya, jika Jade sering menyelesaikan masalah dengan tinjunya, Bagi Eri lebih mudah melukai orang dengan komentarnya yang pedas.

Jade adalah jagoan kampus. Ia sangat jangkung. Badannya terbentuk sempurna, hasil latihan dan bela diri pencak silat yang ditekuninya. Kulitnya sewarna tembaga, tidak pucat seperti kulit Eri, dan rambutnya coklat dipotong sebahu dengan layer berwarna keemasan. Dengan tubuh proporsional dan wajah eksotis, sudah banyak pria yang patah hatinya karena putus dari gadis itu. Mereka ini masih termasuk beruntung. Pria-pria lain yang berusaha menarik keuntungan dari Jade dalam nama cinta, mengalami patahan yang lebih kasat mata. Patah tulang.

Lucu juga, yang lihai dalam urusan beladiri dan laki-laki adalah Jade, namun malah Eri yang harus menjaga Jade.

Jade mengerutkan alis. Nama Maximus mendadak terdengar lebih horor dari badut jahat di IT. Sejak kapan ia berurusan dengan organisasi mafia macam Maximus? Jade menyomot ladrang terakhirnya dengan terburu-buru. Dia langsung merasakan kepingan pedas keripik itu menusuk bibirnya hingga nyaris berdarah.

[ FULL ] My Lovely GangsterWhere stories live. Discover now