Bab 26 - Terluka

87 11 1
                                    

Eri memejamkan mata, berharap dapat langsung menuju alam mimpi. Di sanalah satu-satunya ia tidak merana. Di sekitarnya sekarang tidak terdengar apa pun. Mansion Kuga di malam hari tak ubahnya seperti menara Rapunzel yang tinggi dan sunyi. Eri mematikan i-phone nya. Matanya masih sangat sulit dijinakkan.

Berapa lama lagi aku akan terkurung di sini? Eri mengeluh. Sudah lama sekali dia ingin kembali ke Indonesia. Ke Brown Sugar, bertemu Suster Judith, atau bergosip berdua dengan Jade Judy. Semua kehidupannya yang tenang kembali menggodanya untuk kembali.

Tok! Tok!

Aneh, pikir Eri, Tumben ada benda kena kaca alarmnya nggak bunyi!

Ia mendekati jendelanya. Pelan-pelan, Eri beringsut membuka jendela, dan menjulurkan kepalanya keluar. Angin dingin langsung menyapanya dengan tamparan keras. Eri melihat wajah yang dirindukannya sepanjang waktu telah menyambutnya disana.

"Sky?"

Cowok itu memberi tanda dengan menaruh telunjuknya di mulut, kemudian melompat masuk lewat jendela. Tampaknya tidak seorangpun dari penjaga yang mengetahui kedatangan Sky.

"Kenapa kau kemari?" kata Eri, setengah berbisik, "Kalau mereka tahu... kau bisa—"

"Tapi mereka kan tidak tahu," sela Sky acuh. Ia lantas mengamati sekeliling ruangan itu, bergumam tak jelas, kemudian ia mengulurkan tangannya pada gadis itu. Eri belum sempat bereaksi, saat tangan Sky menariknya, dan memeluk tubuhnya erat sekali, melompat keluar jendela, membungkuk-bungkuk menghindari lampu sorot petugas keamanan. Eri tak berani mengeluarkan suara, saat mereka menuju halaman belakang, dan berhasil menerobos jalan tersembunyi disana yang berujung di jalan kecil di belakang mansion. Sky benar-benar memastikan jalannya aman, sebelum menarik tangan Eri menuju motornya.

Sky menyodorkan sebuah helm pada Eri. Gadis itu menurut, memakai helm itu, dan menaiki motor Sky. Sky memacu motornya dengan kecepatan tinggi, namun Eri dapat merasakan kalau cowok itu menjalankan motornya sedikit lebih pelan. Angin musim gugur menerpa wajah Eri, dingin, sampai-sampai gadis itu harus memejamkan matanya. Tanpa sadar, ia memeluk Sky dengan erat. Merasakan, kenyamanan yang baru pertama kali ini ia rasakan. Entah sampai kapan, tapi Eri tak peduli. Ia akan tetap menginginkan kenyamanan ini, saat ia dapat mendengar denyut nadi Sky, dan kehangatan Sky menyelimutinya.

Cahaya lampu berwarna-warni menyambut mereka dari jalan layang di kota Tokyo. Sky menghentikan motornya tepat di dekat Rainbow Bridge. Eri menggantung helmnya di motor Sky, lalu ikut bersandar di palang jalan sebelah Sky. Eri menatapnya canggung. Keheningan menggantung di tengah mereka, sampai akhirnya mata biru Sky menjatuhkan tatapannya pada Eri.

"Bagaimana kau bisa kemari?"

"Entahlah..." Sky menjawab, "Aku sendiri tak tahu mengapa. Tapi mereka semua ada di sini. Jade, Hayden, Darius, Andhika..."

"Benarkah?" Eri tersenyum senang. Ini berita paling menggembirakan baginya. Sky memutar tubuh sehingga punggungnya menempel di langkan. Rambutnya beterbangan ditiup angin, dan matanya terlihat kelam, untuk sesaat memancarkan sorot kejam.

"Mengapa kau tidak berusaha lari darinya?"

Eri berpaling, melihat Sky, "Apa?"

"Mengapa kau tidak mengatakannya kepadaku? Kalau kau ada bersamanya? Apakah aku tak berhak mengetahuinya?"

Kedua Eri memanas, "Kau tahu sendiri keadaannya seperti apa. Apa aku bisa?"

Sky menunduk. Wajahnya masih mati tanpa perasaan.

"Apa kau tahu aku mencintai siapa? Kau tahu itu, kan? Tapi aku benar-benar lelah untuk bertahan."

"Pikir baik-baik sebelum mengatakan hal itu," Sky melipat kedua tangannya, menahan keinginannya memeluk Eri, "Kau tahu aku akan menahanmu dengan berbagai macam cara, walau pun itu artinya aku akan mengorbankan orang lain seperti Jade Judy. Apa kau mengerti?"

[ FULL ] My Lovely GangsterWhere stories live. Discover now