Bab 13 - Ronde Pertama

140 15 1
                                    

Mengapa perasaan Eri begitu sakit? Setiap kata yang diucapkan kedua orang itu terasa menusuk tepat di jantung Eri.

"Aku tidak ingin melihatnya,." Kalimat Sky itu dikatakan dengan mantap, tanpa sedikitpun keraguan.

Bahkan John Alexander terdiam mendengar ucapan Sky itu.

Eri memutar badan. Punggungnya menempel di dinding. Eri berdiri dekat sekali dengan pintu masuk kantor John Alexander. Pintu itu sedikit terbuka, menampakkan sosok Sky yang sedang berdebat dengan John Alexander.

Entah mengapa, segala sesuatu yang berhubungan dengan Maximus selalu tidak menyenangkan bagi Eri. Baik perdebatan di dalam, maupun seorang pemuda yang sudah siap sedia mengawal Eri ketika dia keluar dari gedung ini.

Sebenarnya, keberadaan pemuda kekar itulah sebab mengapa Eri datang kemari, ke kantor John Alexander. Dia sangat merasa tidak nyaman dengan segala macam bentuk pengawalan yang dirancangkan untuknya. Meski telah resmi menjadi putri angkat John Alexander, semua bentuk proteksi itu terlalu berlebihan bagi Eri.

"Dia tidak pantas berada disini," Sky mengetukkan jari ke atas meja, "Kau tahu itu dengan jelas."

"Aku menyuruhmu melindungi Eri. Bukan menyuruhnya pergi. Bahkan kalaupun itu ke tempat Dee, ibumu."

"Dia lebih pantas berada di butik Dee ketimbang disini," Sky mengeraskan nada bicaranya.

Eri mulai tidak menyukai kata 'dia'. Sebegitu buruknyakah nama Erika Valerie hingga Sky enggan menyebutkan?

Eri berusaha melihat John Alexander dari tempatnya berdiri, dan tidak berhasil. Yang dia tahu, situasi di dalam telah mulai memanas.

"Jadi kau berniat menentangku?"

"Kau selalu menyuruhku untuk melakukan segala kehendakmu," Sky menghela napas, "Aku tidak bisa menjaganya dari Kuga Kyouhei."

"Kau bisa, jika kau mau," John berkata.

"Mengapa tidak kau saja yang menjaganya?" Sky jelas jengkel, "Kau bisa tidak menerima permintaan Kuga, kan? Atau kau bisa—"

"Kau tahu aku terikat perjanjian itu," John Alexander menyela, "Perjanjian itu benar-benar melemahkan aku. Aku tak mungkin lagi menolak permintaan Kuga. Terlebih, jika Kuga mengancam akan mengatakan semua ini kepada Aryan. Kau tahu bagaimana dia... dengan sifatnya yang suka berperang, Aryan akan dengan senang hati membantu Kuga Kyouhei menghancurkan kita."

"Jadi karena itu kau memilih dia. Memilih Eri. Karena dia bukan anakmu? Karena dengan menyerahkannya kau akan tetap memiliki Jade di sisimu..."

John Alexander terdiam.

"You are the worst man in the world, Father ..." Sky menekankan kalimatnya tepat pada kata '' yang dibenci John Alexander. Tahu kalau John Alexander sangat terganggu dengan sebutan yang menurutnya tak pantas itu.

Eri menoleh tepat ketika John Alexander bangkit dari kursi. Dengan satu gerakan cepat, John melayangkan sebuah tinju ke bagian ulu hati Sky. Sambil menahan sakit, Sky menatap ayahnya dengan penuh kebencian. Yang paling buruk, kalimat yang keluar dari mulut pria itu terdengar terlalu jelas di telinga Eri.

"Aku tidak ingin Erika Valerie berada di dekatku!"

Dunia Eri seakan runtuh. Eri menyilangkan kedua tangan, memeluk tubuhnya sendiri. Setiap tulangnya bergemeletuk. Eri menggigil hingga ingin merosot ke lantai lalu menangis sekeras-kerasnya.

Kenyataan ini benar-benar menyiksa Eri. Dari John Alexander yang berniat menyerahkan Eri hanya karena dia tidak memiliki hubungan darah dengan Sang Ketua Maximus, hingga Sky yang kini bersikap seolah Eri adalah benda yang paling menjijikkan di dunia ini.

Bagaimana mungkin ini dapat terjadi?

Eri menoleh sekali lagi. Mengingat saat ini dan menorehkan setiap detil adegan ini dalam hati.

Sky yang menatap garang ke arah John.

John yang menanggapi sikap Sky dengan pandangan dinginnya.

Eri menarik napas. Mungkin Maximus memang bukan tempat bagi seorang Erika Valerie.

Ya, lebih baik dia melarikan diri sementara masih sempat, bukan?

***

Sky mengepalkan tangan hingga urat-uratnya menonjol. Rahang Sky mengeras ketika pandangannya beradu dengan pandangan ayahnya.

Alih-alih memukul lagi, John Alexander memutar badan sehingga ia memunggungi Sky. Kepalanya agak menunduk saat berkata, "Kau tak tahu apa-apa tentang aku."

Sky membuang muka. Mendadak pikirannya dipenuhi rasa muak.

"Aku tidak pernah bisa mencintai seorang wanita seperti aku mencintai Yudiasari," ada penyesalan dalam nada suara John, "Aku tak mungkin mengkhianati wanita yang paling kucintai dengan menyerahkan Jade, atau bahkan Eri kepada Kuga."

Sky merasakan wajahnya memanas. Setengah hatinya tidak dapat menerima penjelasan ini.

"Kau tahu mengapa aku menyayangi Rosita? Rosi sangat mirip Yudia, lincah, namun anggun. Aku menganggapnya hampir seperti putri Yudia. Sekarang aku menemukan dua anak perempuan itu, bagaimana mungkin aku akan melepaskan mereka begitu saja?"

John Alexander berbalik menghadap Sky. Untuk pertama kalinya, Sky melihat kelemahan di dalam sorot mata yang biasanya sekeras batu itu.

Sky menunduk, sudut-sudut bibirnya bergetar menahan emosi, "Tapi kau lupa kalau aku juga seorang lelaki," dia berkata lambat, "Bagaimana jika aku benar-benar jatuh cinta kepada Eri?"

"Hanya ada satu jalan, " John berkata tenang, "rebut dia dari Kuga. Kau tahu itu dengan jelas."

Sorot terkejut terlihat di mata Sky. Namun penerus klan Maximus itu belum sempat mendebat perkataan ayahnya.

Seorang pemuda kekar tiba-tiba berlari menerobos ruangan, "Nona ... nona Eri ... dia menghilang saat saya sedang berada di toilet tadi."

Mendengar nama Eri disebut, Sky langsung menyambar jaketnya. Tanpa sempat mengurus pikiran dan hatinya yang mulai berdebat, Sky memacu langkah menuju mobil.

Eri...

Gadis itu bahkan tak tahu masalah apa yang akan dia hadapi di luar perlindungan Maximus.

Stop Plagiarisme

Putu Felisia

[ FULL ] My Lovely GangsterWhere stories live. Discover now