Bab 12 - Dengarkan Aku (2)

111 14 1
                                    

Ryuzaki melihat sosok Kyouhei dari kejauhan. Sejak dulu, keangkuhan adiknya tak pernah bisa disembunyikan. Bahkan ketika kakek mereka memilih untuk memperlakukan Ryuzaki seperti raja, Kyouhei masih tetap tak mau tunduk. Mungkin bertunangan dengan Shiori adalah satu-satunya hal yang menunjukkan penundukan Kyouhei kepada tetua klan.

Kyouhei membuka pintu lalu masuk ke dalam Ferrarinya. Keinginan membunuh Kyouhei menari-nari dalam benak Ryuzaki. Tapi bagaimana bisa? Kegagalannya di Thailand membuat Ryuzaki berpikir keras. Shiori ternyata bukanlah sandera yang tepat.

Ryuzaki menaikkan kaca SUV-nya. Mengikuti kegiatan Kyouhei dari kejauhan sungguhlah membosankan. Sebagai manusia biasa, seharusnya Kyouhei memiliki kelemahan. Hanya kelemahan itu yang mampu menggoyahkan Kyouhei hingga mudah diserang.

Tapi apa kelemahan Kyouhei?

Baik Kyouhei maupun Ryuzaki bak dua ekor ular licik. Sungguh sulit menebak apa yang ada dalam pikiran mereka masing-masing. Karena itu, Ryuzaki menduga, saat ini Kyouhei juga sedang mereka-reka apa rencana yang sedang Ryuzaki persiapkan. Hanya itu keuntungan Ryuzaki saat ini.

"Yuri, apakah kau sudah mengonfirmasi kabar pertunangan adikku dengan Mawar Maximus?" Tanya Ryuzaki pada Yuri di sebelah.

"Hai (iya)," jawab Yuri cemas, "Sudah dikonfirmasikan."

"Menurutmu, apa yang sedang direncanakan Kyouhei kepada Gadis Maximus itu?"

"Aku... aku tidak tahu, Ryuzaki. Apakah mungkin, dia sedang merencanakan koalisi untuk menentangmu?"

Ryuzaki tertawa. Kalau begitu, gadis itu hanyalah sebuah alat. Begitu Kyouhei mendapatkan tujuannya, Kyouhei akan mencampakkan gadis itu seperti membuang boneka yang telah usang.

"Ini adalah foto yang berhasil diambil oleh orang-orang kita," Yuri kini menyerahkan beberapa lembar foto. Kening Ryuzaki langsung berkerut melihat foto-foto candid itu. Apakah kejadian ini memang betul terjadi?

Satu foto memperlihatkan Kyouhei melecehkan seorang gadis. Sedang foto lain memperlihatkan si gadis menodongkan senjata ke arah Kyouhei.

"Yuri-chan," kata Ryuzaki serius, "Gadis ini menodongkan senjata kepada adikku, dan dia masih membiarkan gadis ini hidup sampai sekarang?"

"Benar. Dia masih membiarkan gadis itu hidup sampai saat ini," sahut Yuri.

Ryuzaki tertegun, "Apa yang sedang kau rencanakan? Sandiwara apa yang sedang kau berusaha mainkan?"

"Ryuzaki, apa yang sedang kau pikirkan?"

"Yuri-chan, katakan kepadaku ... apakah mungkin, adikku itu ... Kuga Kyouhei jatuh hati kepada Si Mawar Maximus?"

Beberapa detik, Yuri terdiam. Namun, kemudian dia menjawab dengan yakin, "Tidak mungkin."

Jadi, apa yang sebenarnya diinginkan Kyouhei sekarang? Aliansi Maximus?

"Apapun yang direncanakan Kyouhei, itu tidak akan bisa menghentikanku," rahang Ryuzaki mengeras, "Aku bersumpah, Kyouhei-chan. Aku sendiri akan menyingkirkanmu dan klan Kuga!"

***

"Hajimemashite, Kuga-sama..." Jade mengulurkan tangan, mengucapkan satu-satunya kata dalam bahasa jepang yang dikuasainya. Seperti biasa, Jade berdiri dengan tegap. Sudah siap dengan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dia bahkan sudah belajar cara menggunakan senjata api lalu meminjam sebuah pistol kecil kepada Darius.

Jade menarik napas. Dalam hatinya, ia berharap tidak akan menggunakan pistol itu. Dia meraba saku kiri, berusaha menegakkan kaki walau jantungnya mulai berdebar tidak karuan.

Sementara itu, Kuga Kyouhei memandang gadis di depan dengan pandangan heran. Inilah putri kandung John Alexander. Seharusnya, sedari awal Kyouhei meminta gadis ini yang menjadi tunangannya.

"Hahaha," Kyouhei tidak dapat menyembunyikan nada geli dalam suaranya, "Apa yang membawamu datang ke kafe hotel ini? Hotel tempatku menginap tidaklah termasuk wilayah kekuasaan Maximus. Tak mungkin kau datang spesial untuk minum kopi di sini, bukan?"

"Tentu saja tidak," Jade berkata canggung, agak kagok karena ternyata Kyouhei begitu fasih berbahasa Indonesia, "Aku datang untuk menemuimu."

"Ah ... menemuiku? Kau adalah putri kandung John-sama. Tidakkah mereka melarangmu untuk ... berhadapan langsung denganku?"

"Kau tahu aku adalah orang yang tak bisa dilarang." Jade angkat bahu. Dia mulai merasa tidak nyaman saat Kyouhei mempersilakan Jade duduk, lalu menyilangkan kaki di depan Jade. Mengapa orang ini bisa begitu santai sementara dirinya sendiri sudah mulai grogi?

"Ada yang perlu aku bicarakan denganmu."

"Soukana?" Kyouhei memamerkan senyum khasnya, "Bicaralah!"

"Aku ..." Jade berkata setelah dapat menguasai diri, "Aku ingin kau membatalkan semua rencanamu yang berkaitan dengan kami. Baik itu pertunangan, maupun rencana balas dendammu kepada Eri."

"Lalu apa imbalannya?" Kyouhei menyeringai jail.

"Kau bisa mengarahkan kemarahanmu kepadaku" tantang Jade, "Aku lebih layak bertarung denganmu. Kalau kau berhadapan dengan gadis yang buta ilmu bela diri, bukankah itu hanya akan mempermalukanmu?"

Kyouhei tersenyum licik. Manik hitamnya berkilat-kilat saat menatap Jade, "Kau ingin menggantikan temanmu? Boleh juga! Mawar Maximus memang menarik sekali."

Tangan Jade kini bergerak lagi ke pistol di saku kiri, "Bermainlah dengan adil, Kuga-sama! Carilah lawan yang sesuai dengan levelmu!"

"Oh ya?" seringaian Kyouhei makin lebar, "Bagaimana jika kukatakan, sedari awal aku tidak ingin sebuah permainan yang adil?"

***

Hai, hai! ^^)/

Ketemu lagi di cerita ini. Maaf agak lama. Ditunggu vommentsnya, lho.

Stop Plagiarism

Putu Felisia

[ FULL ] My Lovely GangsterWhere stories live. Discover now