Bab 17 - Para Berandal

126 15 0
                                    

Sky benci kekalahan. Tapi, sudah lama dia tidak mengerahkan segenap emosi dalam pertarungannya. Kepahitan dan kemarahan meledak-ledak selalu membuatnya kehilangan kendali.

Karena semua itu mengingatkannya akan satu hal: masa lalunya yang kelam.

Sebelas tahun lalu, ketika dia merasakan kalah dan dipermalukan, di tangan seorang pemuda bernama Kuga Kyouhei.

"Tempat ini bukan tempat yang cocok untuk seorang gaijin (orang asing—ungkapan ini mengandung hinaan). Pemuda lembek sepertimu mau jadi penerus Maximus? Kurasa, tinggal tunggu waktu ... Maximus akan hancur berkeping-keping."

Pemuda itu memandang Sky dengan angkuh. Mata elangnya berputar meremehkan, kedua tangannya terlipat menunjukkan betapa dirinya sangat berkuasa. Sky benci mengakui betapa Kuga Kyouhei terlihat dominan dan cemerlang di bawah sejuknya cahaya matahari musim semi. Tanpa berpikir panjang, dia melayangkan tinju menghantam wajah pemuda itu.

Dan tentu saja, pukulan itu berujung perkelahian. Anak-anak SMA Oyama berkumpul di sekitar mereka. Semua meneriakkan semangat dan bertepuk tangan. Ini adalah hiburan yang menarik. Tentu mereka tidak melewatkannya.

Sky dan Kyouhei lantas mendapat hukuman membersihkan toilet selama seminggu. Alih-alih marah, Kyouhei malah kerap menertawakan dan menggoda Sky.

"Namamu Tsu-kai-san, bukan? Nama itu cocok denganmu," kata Kyouhei sambil mencuri-curi menyesap rokok, "Langit itu selalu berubah-ubah. Seharusnya, sesekali langit itu memiliki kekuatan mengeluarkan kilat dan guntur."

Jelas, ini merupakan sindiran. Sky tidak mampu menjawab. Dia hanya menaruh tongkat pengepel dan ember ke tempatnya. Sama seperti Kyouhei, di bibirnya terselip sebatang rokok mariyuana yang belum dinyalakan.

"Pukulanmu lumayan juga. Anak-anak bodoh itu memang tidak layak bertarung denganmu," kata Kyouhei.

Sky langsung ingat pernah menghajar orang-orang di kawasan Shinjuku. Kawasan itu ada dalam wilayah kekuasaan klan Kuga. Setelah melihat preman-preman menghajar seorang ibu-ibu penjual takoyaki, Sky langsung bertindak menghajar preman-preman—anggota klan Kuga itu.

"Mau berteman?"

Senyuman tanggung Kyouhei selalu terlihat menyebalkan. Tatapannya terlihat angkuh. Entah apa yang membuat Sky kemudian menyambut uluran tangan Kyouhei. Dia bahkan menyambut api dari pemantik di tangan Kyouhei.

"Seandainya, kakakku punya sifat manusiawi sepertimu. Ah, tapi kupikir, sifat itu kelak pasti menyusahkanmu," komentar Kyouhei, "Jadi penerus itu tidak enak. Aku berharap, aku tidak akan pernah menanggung beban itu ...."

Kata-kata ini terasa menyengat. Mungkin, karena hal ini juga, Sky mulai dekat dengan Kuga Kyouhei yang penuh siasat licik.

***

"Aku ingin bertaruh denganmu," Kyouhei berdiri di samping Sky, menunjuk seorang gadis yang sedang membaca buku di sebuah bangku taman.

"Isabella Chiba. Menarik, kan?"

Gadis itu cantik. Sky melihat rambutnya yang ikal dan disasak seperti Marie Antoinette, ratu Perancis di zaman revolusi. Kedua matanya bulat dan besar. Sejujurnya, Sky tidak ingin mengejar gadis itu. Perasaannya masih kacau benar, dan pikirannya masih dipenuhi asap mariyuana. Dia tidak sadar sepenuhnya.

"Kalau kau bisa mendekatinya, aku akan memberimu salah satu mobilku."

Sky tertawa terbahak-bahak. Dia ingin menolak. Namun, dia sedang masa putus asa. Hari-harinya berlalu tanpa disadari. Tantangan seperti ini pun akhirnya terasa amat menarik.

Tanpa kesulitan berarti, Sky menggoda Isabella. Sama-sama dari dunia yakuza, Isabella memiliki jiwa yang amat bebas. Mereka melakukan banyak hal gila selama menjalin hubungan: mencuri dan merampok, lalu tertawa bersama-sama.

Setiap ciuman dipenuhi gairah. Sky merasa semangatnya meluap-luap. Dia merasa, inilah takdirnya. Bukankah ini yang John inginkan dengan merenggut kebebasannya, dan memberi semua siksaan itu? Kegilaan yang menjadi kewarasan. Kejahatan yang semakin terasa wajar.

Tapi sayangnya, sama sekali tidak ada kepuasan yang datang. Setiap melakukan satu kegilaan, kegilaan lain akan terasa makin menantang.

Dan akhirnya, suatu hari ... Kuga Kyouhei menantangnya membawa Bentley—mobil hasil taruhan pacaran dengan Isabella. Malam itu begitu riuh. Sky menenggak beberapa botol bir. Kepalanya pusing karena mariyuana. Tapi tentu saja, tantangan semenarik ini mana mungkin dia lewatkan.

Sky masih ingat dengan jelas, bagaimana mobil itu berguling-guling, lalu jatuh ke bawah jembatan. Sky ingat rintihan Isabella dan tangannya yang terulur meminta bantuan. Yang paling tak bisa dia lupakan adalah bara api dan ledakan yang kemudian memusnahkan mobil itu.

Duar!

Sakit hati itu kini begitu menguasai Sky. Kobaran api imajinatif memenuhi pikirannya. Tangannya mengepal erat. Sky bahkan hampir tidak sadar, waktu Eri datang menghampirinya.

Masa lalu itu mengurung Sky hingga dadanya terasa sesak. Dia memejamkan mata. Dan ketika mendengar panggilan lirih Eri, tangannya bergerak sendiri ... meraih gadis itu.

"Sky?" suara itu terdengar lagi. Tanpa berkata apa-apa, Sky memeluk Eri erat-erat. Dipandangnya Eri dengan sedih. Setiap luka dalam diri Eri seolah menyiksanya berlipat-lipat. 

Stop Plagiarism

Putu Felisia

[ FULL ] My Lovely GangsterWhere stories live. Discover now