Bab 15 - dalam Pelukan Iblis Jahat (2)

132 19 0
                                    

Haloooo! ^^)/

Maaf, bab ini agak pendek karena saya belum ngedit lagi. Belakangan lagi sibuk soalnya. Makasih sudah mampir. Ditunggu vommentsnya :D  

***

Eri baru sadar, semua perkataan John Alexander benar adanya. Banyak penjahat ingin menangkap Mawar Maximus, termasuk orang-orang ini.

Granmax itu kini meluncur menjauhi kota. Entah ke mana, yang jelas ... semakin jauh roda mobil berputar, Eri semakin merasa kalau dirinya makin dekat dengan bahaya.

Dua lelaki di sebelah menempel erat pada Eri. Pandangan meremehkan itu berkali-kali terlihat. Namun, Eri bersyukur, karena menganggap Eri korban enteng, mereka memutuskan tak perlu repot-repot mengikat Eri.

Eri berpikir keras. Dia sudah melihat adegan ini beratus-ratus kali dalam adegan film laga favorit Jade. Otaknya berusaha mengingat detil film itu. Mungkin ada trik yang bisa dia pakai melarikan diri. Tidak. Bukan mungkin. Tapi harus.

Wanita di sebelah Eri kini menerima panggilan telepon. Setelah menutup telepon, wanita itu beranjak hendak membuka pintu. Segaris cahaya tipis menerobos masuk dari sela-sela pintu yang terbuka. Ini saatnya!

Sedetik sebelum seseorang masuk ke tempatnya, Eri memajukan tubuh, menembus celah sempit yang terbentuk di antara mobil dan badan orang itu. Tubuh Eri segera menghantam aspal. Namun, ia tidak membiarkan rasa sakit mengendalikannya. Eri bangkit dengan cepat, lalu segera berlari sekencang-kencangnya.

"Jangan biarkan dia lolos!"

"Kejar dia!"

Serentetan sumpah serapah dan teriakan terdengar dari jauh. Eri membayangkan nasibnya akan sangat buruk jika tertangkap. Jadi, dia memacu langkahnya sekuat tenaga. Tak peduli, napasnya telah terasa hampir putus.

Malam telah sepenuhnya turun ketika Eri mendekati kawasan pergudangan di pinggir kota. Tempat ini bukanlah tempat yang bagus untuk melarikan diri. Sayang, tidak ada pilihan lain. Eri melihat gentong-gentong besar berjejer di depan sebuah toko kosong, dan memutuskan akan menyembunyikan diri di sana.

Tetes-tetes hujan kini mulai turun. Suara langkah-langkah pengejar-pengejarnya kini semakin dekat.

"Di mana kau bersembunyi, Mawar Maximus?"itu suara laki-laki.

"Aku tahu, kau ada di situ," kini, wanita itu yang bicara, "Keluarlah! Menyerah saja! Tidak ada gunanya kau bersembunyi!"

"Kalau kami yang menangkapmu, nasibmu akan lebih buruk!" gerutu laki-laki lain.

Ini tidak bagus.

Eri mengangkat kepala untuk melihat keadaan sekeliling. Jalanan benar-benar sepi. Tidak ada orang berpotensi lewat di sana. Hujan masih saja turun dengan ganas. Sesekali, terdengar suara Guntur, menggetarkan hati.

Eri melihat robekan besar di lengan bajunya. Memar-memar di sana telah mulai membengkak. Untuk kesekian kalinya, Eri ingin menangis. Dia tidak menginginkan kehidupan seperti ini. Dia tidak ingin menjadi bagian dari Maximus, tidak ingin menjadi alat balas dendam Kuga Kyouhei, dan terlebih lagi... dia tidak ingin menyerahkan hatinya pada Sky.

Tapi, apa yang mampu dia lakukan?

Suara orang-orang itu sudah semakin dekat ....

Eri menutup telinganya, mendadak dikejutkan oleh bunyi mencicit yang sangat tajam. Mata Eri dibutakan cahaya. Tidak mampu melihat mobil siapa yang kini datang . Dia juga tidak tahu, mengapa orang-orang ini mendadak mendesah dan mengumpat.

Suara pintu menjeblak kini terdengar keras.

"Kalau aku jadi kalian, aku tidak akan melakukan hal ini."

Eri menahan napas.

Nada dingin suara itu membuatnya merinding. Dan jantungnya berdebar semakin cepat saat tahu siapa pemilik suara itu.

Sky.

***

Stop Plagiarism

Putu Felisia

[ FULL ] My Lovely GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang