Bonus Scene

144 8 4
                                    

Halo, Readers!

Sebelumnya, terima kasih sudah membaca My Lovely Gangster hingga akhir. Meski mungkin endingnya terasa menyesakkan, semoga kalian puas dengan ending ini. Ending ini memang tidak sekomplit di buku. Jadi, kalau kalian ingin membaca ending secara utuh, kalian bisa membaca buku yang diterbitkan Media Pressindo ini.

Nah, untuk mengobati sedikit perasaan nyesek, berikut saya berikan bonus scene yang seharusnya berada dalam buku ketiga serial My Lovely Gangster:

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Nah, untuk mengobati sedikit perasaan nyesek, berikut saya berikan bonus scene yang seharusnya berada dalam buku ketiga serial My Lovely Gangster:

Nah, untuk mengobati sedikit perasaan nyesek, berikut saya berikan bonus scene yang seharusnya berada dalam buku ketiga serial My Lovely Gangster:

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Darius tak henti mengutuk. Dari semua tempat, mengapa dia harus ke tempat seperti ini? Meski Eri mengatainya jorok, dia bukanlah orang yang gemar bergaul dengan kawasan kumuh. Memburu Rachel saja sudah menjadi pengalaman traumatik baginya. Eh, sekarang, malah pergi ke tempat yang lebih parah.

Hayden! Kalau saja pria itu bukan Ketua Maximus, Darius pasti menghajarnya sampai tidak bisa berdiri! Dua kali! Dua kali Hayden menyuruhnya menyusuri kawasan kumuh seperti ini!

Meski kawasan kumuh Jakarta sudah cukup membuatnya jijik, paling tidak, dia bisa berkomunikasi dengan penduduk setempat. Nah, ini? Meski menguasai bahasa Inggris dengan cukup efektif, Darius tetap tak bisa menggunakannya untuk bertanya. Lama-lama, dia jadi sebal melihat goyangan kepala dan kata nehi terlontar dari orang yang dia tanyai.

Darius mengembuskan napas dengan kesal. Lelah, dia duduk di atas beton rendah dekat tempat mangkal sebuah bajaj. Teriknya matahari siang itu membuatnya haus setengah mati. Tahu begini, lebih baik dia menuruti saran Andika untuk membawa tumbler.

"Berengsek!" Darius mengumpat lagi. Dikeluarkannya selembar foto itu lagi. Dengan jengkel, dia menatap sosok gadis berusia dua puluh empat tahun di sana. Sama seperti orang India pada umumnya, mata gadis itu besar bak buah badam. Kulitnya cokelat terang nan eksotis. Anting berlian di hidung menegaskan hidung bangir dan bibir merahnya.

Sonia Raghav.

Terima kasih sekali lagi untuk semua dukungannya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Terima kasih sekali lagi untuk semua dukungannya. Sampai ketemu di cerita berikutnya!

[ FULL ] My Lovely GangsterUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum