Bab 28 - Bunga yang Cantik

79 8 0
                                    

"Eri! Eri-chan?"

"Apa?" Eri memalingkan wajah ke arah Kyoko. Ketahuan sekali sedang tidak menyimak perkataan wanita itu. Menyesal rasanya, ia tadi mengikuti ajakan Kyoko keluar. Pikirannya sudah terlalu cemas saat mendengar orang-orang di Mansion Kuga berkata tentang pertarungan Kuga melawan Sky. Orang-orang itu bahkan sudah mulai memasang taruhan.

"Apa menurutmu Kuga-sama akan menang lagi?" Kata orang pertama, seorang pria dengan penampilan parlente kepada pemuda sipit di sebelahnya. Sebelah alis pemuda itu memakai anting.

"Entahlah..." Pemuda beranting itu terkikik geli, "Bukankah kali ini Pangeran itu sudah lama berhenti madat. Pasti kemampuannya sekarang sangat hebat..."

Pria parlente itu hanya tersenyum masam, "Kudengar banyak orang dunia hitam akan melihatnya."

Eri muncul ketika itu dengan kedua tangan terlipat.

"Melihat apa?"

Pembicaraan kedua orang itu kontan terhenti saat mereka melihat Eri. Wajah kedua orang itu berubah pucat, sebelum akhirnya mereka menundukkan kepala dan pergi dengan terburu-buru.

Apa maksudnya Kuga akan bertarung lagi melawan Sky?

Eri masih diliputi kebingungan seharian itu. dia mencoba mencari tahu dari setiap orang yang ditemuinya. Namun tak ada yang bersedia menjawabnya. Bahkan Kyoko juga terlihat menghindar, tetap bersikap biasa dengan mengajaknya keluar, shopping, dan menjelajahi perawatan kulit di sebuah salon. Apa sih yang ada di pikiran wanita ini?

Eri memaksakan langkahnya tersaruk-saruk memasuki kediaman Himemiya, rumah keluarga Kyoko. Eri mengagumi rumah ini. Sebuah rumah besar bergaya unik, rumah barat bergaya modern, sementara sebelah timur sangat tradisional Jepang. Pilar-pilar kayu menghiasai ruangan yang terbuka, lengkap dengan kolam-kolam ikan, koridor-koridor panjang, dan tatami yang memaksa Eri duduk bersimpuh di atasnya. Kali ini Kyoko mengajak Eri minum teh hijau di aula tengah rumahnya. Sungguh sengsara! Eri ingin menolak, tapi tidak enak pada Kyoko.

Kyoko memasukkan matcha (bubuk teh) dari chasaku (sendok dari bambu) ke sebuah mangkuk keramik, dengan sikap luwes. Kyoko kini mengambil menuang air hangat ke atas mangkuk, dan memutar sebuah chasen (kuas dari bambu) di atasnya. Anggun sekali. Eri bahkan tidak ingat kalau wanita ini hanyalah manusia biasa. Dengan sikapnya seperti itu, Kyoko terlihat sebagai bidadari.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Eri-chan?"

"Aku—" Eri mulai terbata, "Banyak hal yang kupikirkan saat ini. Semuanya sangat membingungkanku."

"Kau masih memikirkan soal pertarungan itu?" Kyoko menyerahkan mangkuk keramik itu pada Eri. Pahit sekali rasa teh di dalamnya.

"Tidak akan terjadi apa-apa," Kyoko berkata lamat-lamat, "Mereka berdua terlalu kuat untuk dikalahkan."

"Apa yang sedang mereka rencanakan?"

"Pertarungan sesama cowok itu hanyalah sebuah hal yang biasa," Kyoko tersenyum, "Kalau kau ingin melihat pertunjukan yang bagus, akan kuajak kau kesana..."

Eri tertegun, "Kemana lagi kau akan membawaku?"

"Melihat pertarungan Mawar Maximus," Kyoko tersenyum jahil.

***

Sekelompok anak-anak ABG seumuran Jade Judy telah berkumpul di kawasan sepi Shinjuku. Dandanan mereka benar-benar aneh dengan rambut berwarna-warni, pakaian tabrak motif dan aksesoris mengerikan melekat di tubuh mereka. Cewek-cowok remaja itu sudah siap dengan motor masing-masing, tertawa diantara deru mesin dan kepulan asap knalpot di udara. Mereka menatap Jade Judy dan Darius yang sejak tadi menunggu mereka. Darius baru saja mengecek motor Jade saat salah seorang diantara mereka, cowok berambut gondrong yang mengaku bernama Akira sang raja jalanan, menyalami Darius, sebelum menghampiri Jade Judy.

[ FULL ] My Lovely GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang