Chapter 2

1K 138 66
                                    

Zakline berjalan di depan ketiga gadis yang terlihat kebingungan dengan pemandangan di sekitar mereka.

"Kalau seadainya ini luar angkasa seharusnya tubuh kita melayang-layang bukan?" Tanya Jennie.

"Secara komposisi dan struktur hampir sama dengan bumi. Udara, bebatuan, gunung dan lingkungan hanya yang berbeda adalah di sini terlalu dingin mungkin karena jauh dari matahari. Anggap saja ini planet yang cukup jauh dari sistem tata surya. Tapi apa mungkin manusia akan bisa bertahan disini? Mengingat manusia begitu membutuhkan cuaca seperti di bumi. Terlepas dari semua keanehan ini, aku baru tahu kalau ada kapsul berbentuk aneh seperti ini?" Sinb menunjuk pada sebuah kapsul besar dengan kemampuan untuk membawa beberapa orang masuk di dalamnya.

Zakline seolah mendengarkan perkatan Sinb. Ia berhenti berjalan dan membalikkan badannya, memandangi Sinb dengan muka ramahnya.

"Sebenarnya planet ini sudah ditemukan oleh manusia bumi yang kalian juluki sebagai NASA, kalau tidak salah kalian menyebutnya Planet Kepler-186 yaitu kembaran bumi. Aku sedikit kagum dengan mereka yang mampu mendeteksi keberadaan planet ini, padahal planet ini terlapisi dengan cincin pembungkus terbuat dari triliunan partikel debu, bebatuan, dan es yang mampu menyamarkan Planet ini agar tidak mampu terdeteksi oleh para penghuni Planet mana pun." Gumam Zakline membuat Sinb nampak berfikir.

"Tunggu, Planet kembaran bumi? Kepler-186? Ah, aku ingat planet ini berada dalam zona Goldilocks yang merupakan zona planet yang bisa dihuni karena berada cukup dekat dengan matahari bukan?" Zakline seketika mengangguk sambil tersenyum, ia sangat senang melihat Sinb segera mengerti.

"Lalu bagaimana mereka bisa NASA bisa mengetahuinya? Ku pikir teknologi lebih berkembang pesat disini dari pada di bumi?" Tanya Sinb nampak bingung seketika.

"Hamba juga masih menyelidiki kasus ini. Mungkin itu juga yang menjadi penyebab Czar ingin menguasai Bumi, ia tidak ingin Planet ini di ketahui oleh penghuni bumi karena pusat dari segala kekuatannya ada di planet ini." Terang Zakline.

"Wah Daebak! Ternyata planet itu benar-benar bisa di huni. Ini akan menjadi cerita menarik bila kita sampai di bumi. Kita akan menjadi terkenal, karena kita yang pertama menjejakkan kaki kita di Planet ini. Wah, aku tidak percaya ini???" Sinb menjadi heboh sendiri tanpa menanggapi ucapan Zakline yang terakhir tentang penyerangan Czar ke bumi.

"Omg! Ini benar-benar seperti film di star war. Kita melakukan perjalanan antar Planet dan sebentar lagi kita akan memasuki kapsul keren ini!" Jennie berdecak kagum sembari memeluk Sinb yang juga terlihat begitu gembira sementara Mina hanya diam seperti biasanya, seolah nampak berfikir membuat Sinb penasaran.

"Mina, apa yang kau fikirkan?" Sinb melirik kearah Mina yang terlihat berfikir keras.

"Ku rasa nenek tidak berbohong tentang dongeng itu." Jennie seketika menoleh dan menatap Mina lekat, sementara Sinb memukul dahinya dengan keras.

"Pabbo! Aku lupa itu, kita berkumpul untuk menanyakan dari mana asal kekuatan kita bukan?" Mina dan Jennie mengangguk.

"Ku rasa disini jawabannya." Lanjut Mina.

"Omg! Serius! Aku tidak menyukai fakta ini." Jennie berubah sedikit takut. Ia mulai mengingat setiap detail dongeng neneknya dan tujuan yang sebenarnya mereka datang kemari.

"Aku tau, tapi kita tidak punya pilihan lain!" Sinb terlihat bertekat. Ia tidak bisa menyerah begitu saja karena mereka sudah tidak memiliki pilihan lain.

"Apa kau bergurau? Kita hanya seorang gadis 17 tahun! Bagaimana bisa kita berkelana di dunia asing ini? Mom! Aku ingin pulang!" Jennie mulai menangis mengetahui mengetahui tujuan lain dari perjalanan antar planet yang baru saja ia kagumi.

THE WAR GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang