Chapter 15

598 119 106
                                    

Warning!!!
Hanya bisa dibaca untuk seseorang yang memiliki imaginasi tinggi 😂
.
.
.
Ngerasa nggak beberapa hal di ff ini ada yang jadi kenyataan meskipun cuma akting 😁
Papih meranin jadi si genius programer di Rich Man seenggaknya karakte dia hampir mirip lah sama Genio tapi kalau songongnya amit-amit ya 😂😂😂
.
.
Tonton Rich Man seru serius!
.
.
.
Happy Reading 😊

Masih disuguhkan dengan pemandangan kota Paily yang tertutup salju abadi. Sinb sudah terbangun dan mendapati Demian terjaga dengan pandangan menerawang.

"Demian..." Panggil Sinb dengan lirih, membuat pria itu segera tersadar dalam ketermenungannya. Beranjak berdiri dan mendekati Sinb yang masih terlihat begitu lemah.

"Kau butuh sesuatu?" Tanya Demian dengan lembut. Cukup mencengangkan untuk Sinb, bagaimana bisa pria pendebat dan kaku seperti Demian berbicara cukup lembut seperti ini? Sinb membatu untuk sesaat.

"Ehem..." Demian berdehem karena melihat Sinb melamun. Gadis itu segera tersadar dan kecanggungan tiba-tiba saja tercipta.

"Apa yang kau pikirkan?" Masih dalam suara lembutnya, Demian bertanya dan Sinb terlihat bingung untuk memberikan alasan.

"Em...Jennie...Ah maksud ku Lexia dan Sieera...Dimana mereka?" SIALAN! Sinb benar-benar mengumpati dirinya yang tiba-tiba segugup dan secanggung ini.

"Mereka pergi ke Baraky untuk mencarimu." Jawab Demian yang masih memandang Sinb dengan serius, membuat gadis itu tak nyaman.

"Oh...Apa kau tidak tau mereka bahwa kalian sudah menemukanku?" Tanya Sinb.

"Mereka akan baik-baik saja. Kau hanya perlu memberitahuku apa yang terjadi?" Kali ini Demian membenarkan posisinya untuk menghadap Sinb sepenuhnya yang berjarak beberapa jengkal dihadapannya.

Sinb terdiam, ia bingung harus memulai ceritanya dari mana?

"Aku ingin kau mengatakannya dengan jujur." Lanjut Demian dan kali ini Sinb mendesah berat.

"Malam itu saat semua tertidur lelap...Aku merasa pergerakan berlawanan dan itu cukup membuatku terbangun. Aku tidak menyangka bahwa mereka adalah 2 dari klan ksatria." Sinb tersenyum masam mengingat kejadian malam yang cukup mengejutkan dirinya itu.

"Dua klan ksatria? Siapa?" Tanya Demian yang memperlihatkan kirut di dahinya, sementara ia terlihat sekali menjaga suara beratnya itu untuk tak terdengar syarat dengan emosi.

"Pengendali gravitasi, Tristan dan pengendali waktu, Nero." Kata Sinb sembari menghela nafas, kecemasan itu nampak begitu saja di wajah pucatnya. "Mereka bisa menciptakan ruang virtual dimana pun. Aku harus menciptakan perisai agar mereka tak bisa memasuki tempat ini." Kini Sinb terlihat mulai panik, kalut dengan segala kemungkinan yang ada dipikirannya.

Greb

Tanpa Sinb duga, Demian mencondongkan tubuhnya dan menarik gadis itu dalam pelukannya.

"Tenanglah...Denta dan Aaron sudah mengurusnya. Sekuat apapun mereka, Denta lebih menguasai tempat ini dari pada mereka." Ungkap Demian tapi Sinb masih merasa itu belumlah cukup.

"Tapi mereka sangat berbahaya. Nero bisa menghentikan waktu dan masuk kemari dengan bantuan Tristan." Kata Sinb sembari melepaskan pelukan Demian.

"Dengarkan aku, Denta sudah memasang perangkap beberapa kilo meter dari sini dan mereka tidak akan muda untuk melewatinya!" Tegas Demian tapi Sinb tetap menggeleng.

THE WAR GALAXYWhere stories live. Discover now