Chapter 21

538 99 47
                                    

🎶Playlist🎶

EXO - What it Love
.
.
Follow
.
Vote
.
Komen
.
Jadiin readinglist
.
.

Sebuah harapan muncul dengan penyatuan dua ingsan, berharap beban yang awalnya di pikul sendiri dapat dihadapi bersama. Namun bersamaan dengan itu, sesuatu yang menakutkan akan segara datang. Mengharuskan mereka semuanya untuk lebih waspada di setiap waktu.

Demian dan Sinb kembali ke pusat pelatihan Baracky. Para ksatria, Mina, Jennie dan Arriona ternyata menunggu mereka dengan cemas.

"Putri Reika!" Panggil mereka serempak.

"Sinb!" Mina dan Jennie datang untuk memeluknya.

"Kau kemana saja? Kami kesulitan mencarimu." Ucap Jennie dan Sinb tersenyum.

"Aku hanya butuh waktu  untuk berfikir." Jawab Sinb sambil melirik Demian kemudian mereka saling tersenyum.

"Kau tidak apa-apa kan? Apa aku perlu mengecek keadaanmu?" Tanya Mina dan lagi-lagi Sinb tersenyum dan menggeleng.

"Tenanglah, aku baik-baik saja." Katanya yang masih berusaha untuk meyakinkan Mina.

"Putri Reika..." Panggil Genio membuat Sinb  menoleh. "Bisakah kita berbicara berdua?" Tanya Genio dengan raut wajah yang serius.

Demian terlihat tak suka dengan permintaan Genio ini. Sinb masih terdiam, melirik Demian. Seolah menunggu, apakah pria itu akan marah atau tidak? Bahkan mengizinkannya atau tidak?

Sungguh sesuatu yang terbilang baru dan menggelikan. Meskipun mereka tak berdebat seperti dulu, mereka terlihat saling memberikan kode lewat tubuh mereka.

"Demian..." Panggil Arriona dan mulai mendekat, meneliti tubuh Demian dengan seksama. "Syukurlah kau baik-baik saja. Oh ya, aku membawakan sup kesukaanmu dan yang lainnya juga sudah memakannya." Kata Arriona penuh perhatian.

"Demian, ku katakan padamu jika ia tidak pernah mau memasak apapun untuk ku. Ia dengan senang hati melakukannya untukmu." Aaron menambahi, seolah berusaha mempromosikan saudari kembarnya itu kepada Demian membuat Demian terdiam, sementara wajah Arriona yang seputih susu itu, nampak merah merona. Kali ini pria itu memandangi Sinb yang terlihat mendesah. Bukannya ia tidak tau jika gadis yang kini berstatus sebagai kekasihnya itu kesal. Demian harus menyelesaikan ini, ia tidak suka memiliki kesalah pahaman dengan Sinb. Dulu, memang dirinya menyukai berdebat dengan Sinb tapi kali ini, ia tak ingin sama sekali.

Saat ini yang paling Demian inginkan adalah Sinb bisa nyaman berada disekitarnya, mengingat gadis ini memiliki begitu besar beban pikiran dan sikap menyebalkannya yang selalu berusaha untuk menyimpan semuanya sendiri membuat Demian selalu merasa khawatir terhadapnya. Demian juga tak ingin lagi, Sinb berfikiran untuk mengorbakan dirinya dan berakhir jatuh dalam permainan Enzio. Ia sudah memohon kepada Sinb agar gadis itu mau terus berada disisinya dan Demian harus melindungi Sinb, bagaimana pun caranya!

"Ehem..." Demian berdehem, seolah berusaha untuk membuat perhatian semua orang teralih kepadanya dan benar saja, semua orang memperhatikannya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian." Kata Demian dengan pelan.

"Tentang apa itu?" Tanya Raidon yang terlihat bersemangat seperti biasanya.

"Tidak ada sesuatu yang berbahaya terjadi kan?" Entah kenapa? Linux kelihatan cemas.

"Demian, wajahmu sangat aneh!" Cibir Axel yang tertawa mengejek Demian.

"Kau baik-baik saja?" Aiden mengkhawatirkan Demian yang tiba-tiba menunjukkan ekspresi lain. Jika seandainya pria itu sakit, Aiden dengan sigap akan membantu memulihkannya. Ia melupakan fakta bahwa Mina jauh lebih bagus dalam urusan menyembuhkan tapi dia adalah Aiden yang polos dan dipenuhi fikiran positif.

THE WAR GALAXYWhere stories live. Discover now