9 : Part II. The Truth

21.8K 1.8K 59
                                    

#playlist : chapter 9

🎵 (Isi lagu yang kalian suka)

....

9 : Part II. The Truth

....

"Karena mungkin di masa depan saya akan membutuhkan anda, saya putuskan untuk tidak menikah....."

- Nightmare, 2k18

....



"Halo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo?"

"Ini Papa, nak." Jantung Keyra berdetak tak semestinya, nyaris ia menelan cangkir kopi miliknya.

"Maaf? Mungkin salah sambung." Balas Keyra dengan bibir bergetar. Menggigit bibir, dia alihkan pandangan dari wajah Marsha ke luar jendela. Ia hanya tak mau kalau Marsha mengetahui wajah gusar nya.

"Aku bilang ini Papa, nak."

"M-maaf?"

"Dimana kamu sekarang? mari bertemu."

"Heuh?" Keyra melirik Marsha sebelum menatap sahabat Wulan yang tengah memainkan ponsel, membalas pesan mungkin. "B-baiklah."

"Siapa?" tanya Marsha mendongak menatap Keyra saat ia baru saja menutup telepon. Keyra tersenyum kaku dengan bibir gemetar, "Salah sambung tante." Lantas meraih cangkr nya kembali untuk menandaskan kopi miliknya.

Marsha hanya berooh singkat.

"Yasudah, tante pamit ya? sudah setengah jam, tante harus pergi ke kantor pencatatan sipil."

Kening Keyra berkerut, "Ngapain tante?"

"Mau urus pencatatan perubahan status kewarganegaraan." Keyra melongo terkejut, "Tante yang pindah jadi WNA?"

Marsha menggeleng pelan disertai senyuman, "Bukan tante tapi Sergey, suami tante. Bulan depan tante bisa tinggal di Indonesia dengan om kamu. Doakan juga, bulan depan tante dan om mau berangkat umroh."

Lagi – lagi Keyra melongo kaget sebelum tersenyum lebar, ikut senang dengan Marsha. "Selamat tante. Nggak perlu jauh – jauh nelfon kalo tante di Jakarta kalo gitu."

"Yaudah tante pamit ya. Mami kamu memang nggak meminta tante menjelaskan semuanya tadi, tapi tante rasa itu perlu buat kamu tahu, jadi maaf kalau tante terlalu ikut campur begini."

Keyra menggeleng pelan terlalu bangga memiliki ibu lain selain Mami nya. Memeluk erat Keyra, Marsha mengecup pipi perempuan itu sebelum pergi. "Hati – hati, tante pulang dulu."

"Kapan – kapan deh main kerumah."

"Iya tante, makasih tante mau cerita. Salam untuk om." Wanita dengan usia yang sama dengan Mami itu pun pergi dari sana setelah Keyra mencium tangan Marsha.

Mami!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang