22 : Usaha

18.1K 1.8K 86
                                    

#playlist :

🎵 : 2002 - Anne Marie

...
22 : Usaha
...







Malamnya Keyra dikejutkan dengan kehadiran Rangga yang tiba – tiba muncul di depan rumah.

Keyra sudah berpesan pada Marfu’ah agar merahasiakan keberadaan Keyra yang tengah bergelung di atas ranjang. Alasan sedang tidur pun diambilnya sebab ia sedang tidak mood untuk bertemu dengan Rangga.

Boleh dikatakan kalau Keyra masih menyimpan sebal dengan ibu laki – laki itu.
Setelah mengutus Marfu’ah keluar, Keyra benar – benar tertidur. Dua jam kemudian Keyra bangun dengan kaki kebas karena tertekuk. Meregangkan otot sebentar ia melirik jarum jam tepat di angka sembilan. Beranjak dari ranjang Keyra hendak turun untuk minum. Kerongkongan nya kering dan butuh segelas air.

Ia menyipit aneh dengan tingkah Marfu’ah yang berdiri melongokkan kepala dari balik gorden.

“Kenapa Mar?”

“Eh mbak,” Marfu’ah berlari kecil mendekati Keyra, “Itu mbak, mas’e masih nunggu di depan. Kasihan. Lagi marahan ya mbak?”

Keyra melangkah mendekati jendela, agak terkejut. “Serius? Jam sembilan malem loh Mar ini.”

“Nah makanya mbak, saya kasihan liatnya. Daritadi nunggu di depan rumah. Mbak Keyra nggak mau nemuin barang sebentar?”

“Ntar kamu lapor lagi sama Mami.”

“Gak deh mbak, Mar kasian. Pasti udah di gigit nyamuk tuh diluar.”

Membuka pintu, Keyra langsung bersitatap dengan Rangga yang otomatis menoleh ketika suara pintu terbuka terdengar. Rangga Nampak tersenyum lega melihat sosok Keyra muncul.

“Sudah bangun?” Keyra tak menjawab melainkan berjalan untuk membuka gerbang. Iya, Rangga menunggu diluar gerbang. Duduk di atas motor dengan jaket hitam yang disampirkan ke stang.

“Dari tadi?” Tanya Keyra dingin. “Motornya masukin aja, jangan di depan.”

Rangga patuh, menyalakan motor lantas memasukan ke halaman rumah. Keyra melirik barang bawaan yang ditenteng Rangga sebelum menaruh dua keresek putih di atas meja. Martabak Bali dengan dua jenis yang berbeda, asin dan manis.
Marfu’ah keluar dengan dua cangkir teh hangat yang kemudian di taruh di atas meja.

“Nun sewu Mar ganggu, mau nganterin minum. Karena ibu Mami nggak dirumah jadi Mar kasih kesempatan sekali ini aja buat ngobrol. Jangan kemaleman tapi!”

Rangga mengulum senyum geli sebelum mengangguk mengerti. Kalau tidak kepepet pun Rangga sungkan bertamu di jam – jam seperti ini. Marfu’ah beranjak masuk. Sementara ia melirik penuh kehatian pada Keyra yang duduk di seberang sambil memainkan ponsel.

Perempuan itu nampak tak berselera dengan kehadirannya. Dalam hati ia sudah menebak hal apa yang membuat mood perempuan itu drop. Rangga bangkit bergeser duduk di sebelah Keyra yang tiba – tiba langsung mendapat lirikkan mata penuh,

“Ngapain?” Tanya nya dingin.

Rangga sontak hanya menggaruk rambutnya sebelum kembali ke tempatnya semula, apa boleh buat. Kalau sudah begini Rangga hanya perlu mengalah. Wajah bangun tidurnya tertekuk meski kepalanya menunduk memainkan ponsel. Baru kali ini ia mendapati rambut Keyra yang hanya di cepol rendah, berbeda dengan tatanan rambut yang biasanya tergerai dengan ujung yang sedikit curly.

Kalau dilihat sekali lagi, perempuan itu lebih cantik dengan tampilan sederhana seperti ini. Kaus oversized dengan celana training hitam tanpa heels tinggi yang sering menyakiti kaki Keyra atau baju – baju dengan ukuran minim yang sanggup membuat Rangga berkali – kali nyebut.

Mami!!! Where stories live. Discover now