#21

1.9K 110 0
                                    

Satu bulan kemudian......
Pada hari Sabtu pagi

Sepasang kekasih sedang bercengkerama via telepon.

"Nanti siang maen yuk." kata Rani.

"Jam berapa?" balas Fatih.

"Jam sepuluh gimana?" tanya Rani.

"Oke deh." ucap Fatih.

"Bye sayang." ujar Rani yang dibalas dengan bunyi sambungan telepon yang terputus.

*Sedangkan di sisi lain

'Gimana nih, telpon nggak ya?' batin Hafis bimbang.

"Kalo nelpon nggak enak, tapi kalo nggak nelpon aku butuh banget. Kalo lewat chat nanti chatku tenggelem. Dia kan sibuk." hatinya menimang-nimang.

Tangannya bergerak hendak menekan tombol telepon ketika tiba-tiba ada pesan masuk.

Azalea : Fis, nanti kumpul jam 9 di masjid sekolah kan?

'Alhamdulillah dichat duluan.' ucap Hafis dalam hati.

Hafis : iyaa, kardus buat galang dana gimana?

Azalea : udah beres, perizinan nya udah oke kan?

Hafis : Alhamdulillah udah.

Hafis segera bersiap untuk acara galang dana. Galang dana kali ini ditujukan untuk warga Allepo nun jauh disana. Sedang di seberang sana Azalea sudah bersiap dengan kunci motornya dan melesat membelah jalanan kota menuju ke sekolah.

Pukul 09.00 WIB di masjid sekolah

Masjid sudah ramai dengan anggota ROHIS dari kalangan kelas X, XI, dan XII ( alumnus )

"Yuk dek berangkat sekarang." kata kak Nabila (kelas XII)

"Hari ini, yang kelas XII dan kelas XII muter di kampung. Terus yang kelas X di alun-alun kota dan sekitarnya." jelas kak Zidan.

"Terus kalo udah waktu dzuhur, kita semua kumpul di masjid Agung."  tambahnya.

"Oke"
"Siap"

"Siip"

Mereka semua bergegas menuju lokasi yang ditentukan. Delapan orang kini sudah sampai di alun-alun kota.

Sebelum beraksi mereka melakukan pembagian tempat. Dua orang di sisi barat dan selatan alun-alun. Dua orang di sisi timur dan utara alun-alun. Dua orang di lampu pemberhentian yang dekat masjid agung. Dan dua orang di depan jejeran swalayan.

Mereka mulai menggalang dana. Terkadang harus bermental baja dengan penolakan, sikap acuh dari orang-orang, dan tatapan sinis.

Jam 10.30 WIB mereka memutuskan untuk berkumpul di tengah alun-alun.

Saat berkumpul, mereka bercengkerama yang berujung curhat.

"Aku haus banget, niih." kata Danu.

"Iya, aku juga." imbuh Farid.

"Minum." sahut Azalea.

"Kawan-kawan yang baik hati dan tidak sombong, ada yang membawa minum?" tanya Danu kepada seluruh yang hadir.

"Nggak ada lah, kan kita kesini cuma bawa kardus doang." ujar Hafis diikuti tawa dan ocehan yang lainnya.

"Tahan bentar deh, habis dzuhur kita makan dan minum bareng-bareng." saran Azalea.

"Yaaaah." ucap Danu.

"Kalo kita jajan sekarang yang ada orang pada su'udzhon sama kita." jelas Azalea.

"Bener juga tuh." tambah Hafis.

"Oke deh." tutur Farid, sedang Danu hanya tertunduk lesu.

"Yuk mulai galang dana lagi." ucap Harun.

"Eitss... Bentar deh." cegah Azalea.

"Kenapa, Za?" tanya Sarah.

"Itu tuh, kalian liat nggak?" ujar Azalea sambil menatap ke sepasang sejoli. Pria dengan kaus biru langit berpadu abu-abu tua dan seorang wanita yang menggunakan style kerudung jaman now. Semua mata mengikuti ke arah Azalea memandang.

"Mau ngapain Za?" tanya Danu.

"Mau galang dana lah." jawab Azalea dengan seringai jahil nya.

"Udah deh za, nggak usah macem-macem." kata Farid.

"Aku nggak macem-macem kok. Ada yang mau nemenin aku nggak nih? Kalo nggak ada aku sendiri aja." ujar Azalea.

Semua tampak sedang berpikir. Kalau nemenin Azalea nanti malu, tapi kalo nggak ditemenin bisa ngawur deh tuh orang.

"Aku aja, Za." sela Hafis disaat semuanya sedang berpikir.

"Oke, ayo Fis. Kalian semua kalo mau nonton silakan." tutur Azalea.

Hafis dan Azalea beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju sepasang kekasih yang dimaksud tadi. Sedangkan yang lain hanya memandang dan berharap cemas semoga Azalea nggak berbuat yang macam-macam, karena dia jail banget.

"Udah santai aja, udah ada Hafis kok." ucap Farid. Dan yang lain hanya diam, menanti pertunjukan.

Saat perjalanan

"Za, beneran nih cuma galang dana?"  tanya Hafis.

"Iya, fis. Aku nggak jail kok untuk kali ini. Santai aja." jawab Azalea.

Langkah kaki mereka berdua semakin mendekat kepada sepasang kekasih tersebut. Jujur, baik Azalea maupun Hafis risih melihat pemandangan itu #efeksingle. Mereka berdua berjalan ke depan sepasang kekasih itu.

"Assalamualaikum." ucap Hafis dan Azalea bersamaan.

Azalea begitu terkejut karena ternyata yang ada di hadapannya kini adalah Fatih dan Rani. Begitu pun dengan Hafis yang tak menyangka kalau yang di depannya adalah Fatih.

"Waalaikumussalaam." jawab mereka berdua nyaris bersamaan.

"Permisi mas mbak. Maaf mengganggu." ucap Azalea.

"Jadi kita dari rohis SMA N * *-***-** sedang mengadakan galang dana untuk membantu saudara muslim kita di Allepo." sambung Hafis.

Fatih nampak kikuk dan memasukkan selembar uang Rp 5000.

"Makasih, semoga amal baik kalian diterima oleh Allaah. Masih muda udah halal aja, iri deh." kata Azalea sambil bercanda.

"Iya nih mas, mbak. Aku juga pengen deh punya kekasih halal. Prosesnya lagi otw nih. Barakallah mas mbak." imbuh Hafis dengan nada yang dibuat santai.

"Assalamualaikum." ucap Hafis dan Azalea bebarengan sambil berlalu dari hadapan mereka.

Fatamorgana CintaWhere stories live. Discover now