#27

1.7K 87 0
                                    

Keesokan paginya Azalea bersekolah seperti biasa. Seperti tak terjadi apa-apa. Rani yang melihat sikapnya pun mengernyit bingung. 'Kok bisa?' batinnya.

Sambil menunggu bel masuk Azalea membawa mushaf Al-Qur'an miliknya. Sementara itu, Rani masih sibuk dengan pikirannya. Bel masuk pun berbunyi.

____________

Rani tak bisa berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung. Yang ada di pikirannya kini, 'kok bisa sih Azalea keluar. Apa aku bodo banget gitu ya?' batin Azalea. Sedang di sisi lain Azalea membuang masalah kemarin dari pikirannya. Tak mau lagi ia mengingat hal itu.

Dan di sisi yang lain pula, Hafis sedang memikirkan kejadian kemarin. Bagaimana bisa Azalea terkunci seperti itu? Ia takut kalau hal seperti itu terulang kembali. Ia takut Azalea sakit lagi.

____________

Rani POV

Haduh duh...............
Aku Frustasi..........
Udah nggak bisa balikan sama Fatih............
Rencana buat Azalea nggak berhasil.....
Hmmmzzzzzzzzzz........
Sebel......................
Sebel banget.....nget............nget
Uang saku dipotong gara-gara nilai turun......
Hhhmmmmmpppzzzzz..................,
Males banget balik ke rumah.....
Pulang sekolah main aja lahhh......
Kemana tapi?........
Emmmm...............
Ke tempat......emmmmm.....mm... Nonton?
Nggak ah..... Sendirian.......
Emmmm......... Ke cafe aja laah yaaa. Sekalian wifi.......
Oks.

***

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Aku menuju lapangan parkir untuk membawa motorku berjalan-jalan. Aku langsung memakai helm berwarna baby-pink menutupi kerudung putih yang kukenakan di atas kepalaku.

Aku melajukan motorku dengan kecepatan tinggi. Empat menit kemudian aku sampai di kafe yang tempatnya cozy banget. Aku memilih tempat duduk di pojok dekat dengan jendela yang menyuguhkan pemandangan jalan raya. Aku memesan seporsi pancake, dan segelas jus strawberry. Aku langsung menyambungkan hp ku dengan wifi yang ada di kafe ini. Sudah hampir setengah jam aku di sini, pancake yang ku pesan telah bertransmigrasi ke perutku. Sedangkan jus strawberry yang ada di hadapanku masih bersisa setengah gelas. Samar-samar ku dengar suara orang yang selama ini namanya bertengger di pikiranku.

____________

Author POV

'Fatih?' batin Rani. Ia masuk ke dalam kafe bersama seorang gadis?  Ya, sepertinya dia pernah melihat orang itu. Dia adik kelasnya di sekolah. Rani bergegas menyeruput minumannya yang tinggal separuh gelas itu. Setelah itu ia bergegas menghampiri mereka berdua yang sedang tertawa bersama itu.

"Kamu siapa?" tanya Rani yang menyiratkan kecemburuan. Sedang yang ditanya malah mengernyit bingung.

"Hah?" jawab gadis itu tak mengerti.

"Jadi orang ini, dia orangnya Fatih? Hah?" tanya Rani berapi-api.

"Apaan sih Ran?" ucap Fatih.

"Kamu nggak usah berlagak bego deh. Dan kamu." ujar Rani kepada Fatih yang dilanjutkan dengan tatapan sinisnya kepada gadis yang ada di hadapannya.

"Nggak usah sok cantik deh lo. Ciih." ucap Rani, lalu ia berjalan keluar dari kafe itu.

***
Seusai Rani keluar dari kafe
***

"Dia siapa, mas?" tanya Azizah, gadis cantik yang sedari tadi bersama Fatih.

"Oh itu, mantan pacar." jawab Fatih.

"Wuiih, udah main punya pacar aja. Mau nyaingin mas Faiz nih ceritanya? Atau jangan-jangan beneran lagi saingan?" sahut Azizah sambil terkekeh.

"Eh ya nggak lah. Ya kali saingan sama kakak aku. Yang ada aku diledekin tiap hari." tutur Fatih.

"Cewek yang tadi segitu cintanya ya? Sampe aku yang sepupunya aja dikira apa tadi?" kata Azizah.

"Duh duh. Nggak kuat ngebayangin." tambahnya.

"Jangan ngebayangin. Berat. Kamu nggak akan kuat. Biar aku saja." ucap Fatih dengan lagaknya.

"BASI." balas Azizah.

Fatamorgana CintaWhere stories live. Discover now