#28

1.6K 85 0
                                    

Rani menstarter motornya meninggalkan kafe yang baru saja menjadi tempat persinggahannya. Sudah pukul 16.47 WIlB. Dalam hati ia merutuki kebodohannya yang sembarangan mengunci orang di dalam gudang. Bodoh, bodoh, bodoh. Ternyata ia salah orang selama ini.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Sial, batin Rani dalam hati. Ia meminggirkan motornya di depan minimarket yang ada di pinggir jalan. Ia memeriksa bagasi motor, dan dia tak menemukan mantolnya. 'Payah' hatinya berdecih. Ia memutuskan untuk berteduh menunggu hujan.

Tiga menit menunggu ada seseorang yang menyapa Rani.

"Ran, lagi ngapain?" tanya seseorang yang muncul dari pintu minimarket.

'Ya ampun ni anak, ngapain juga ada di sini, masih ngerasa bersalah nih' batin Rani.

"Emmh, itu Za, lagi nunggu hujan." jawab Rani.

"Oh, nggak bawa mantol ya?" tanya Azalea.

"Enggak Za, lupa." jawab Rani.

"Bentar ya Ran." ucap Azalea menuju motornya

Azalea mengeluarkan mantol berwarna ungu dengan motif polkadot dari dalam bagasi motornya, juga mantol berwarna biru muda dengan motif yang sama. Azalea menghampiri Rani, dan menyerahkan mantol berwarna ungu yang masih terlipat rapi kepadanya.

"Nih Ran, pake aja dulu." ucap Azalea.

"Nggak papa nih?" tanya Rani ragu.

"Nggak papa lah, lagian ini juga udah sore, pasti kedinginan kalo nunggu kelamaan di sini." tutur Azalea.

Rani menerima pinjaman mantol dari Azalea. Tubuhnya juga terlalu lelah kalau harus menunggu di depan minimarket. Dan parahnya lagi, uang sakunya bisa dipotong kalo pulang larut, apalagi dengan alasan menunggu hujan, terkesan ceroboh dan konyol.

"Makasih Za, besok aku balikin." ucap Rani.

"Iya, Ran. Sama-sama." sahut Azalea.

Mereka melajukan motornya masing-masing menembus derasnya hujan. Hingga sampai pada pertigaan mereka berpisah. Azalea belok ke kiri, sedangkan Rani belok ke kanan.

"Ya ampun, baik banget sih tu anak." ucap Rani dalam hati.

Lima menit menembus hujan, akhirnya Rani sampai di pekarangan rumahnya. Ia segera memasuki rumah. Saat tiba di teras, ia melepaskan mantol milik Azalea, lalu membawanya ke garasi, setelah itu menggantungnya agar cepat kering dan tidak bau. Setelah itu ia bergegas ke kamar, berganti baju dari yang seragam kini mengenakan baby doll. Lalu berjalan ke dapur untuk membuat teh hangat.

Mama dan Papanya belum pulang, mungkin nanti jam delapan malam baru tiba di rumah. Rani menuju ruang keluarga dengan secangkir teh di genggamannya. Sambil menyesap teh hangatnya, ia masih berpikir tentang Azalea, jujur ia menjadi penasaran.

"Hemmm, aku penasaran deh sama Azalea, dia kok masih baik gitu ya? Padahal dulu aku sering pacaran di depan dia, akhir-akhir ini sering kasih tatapan sinis ke dia, tapi masih baik aja? Gimana ya kalo dia tau aku yang ngunci dia di gudang?" ucap Rani dalam hati.

"Besok mau ngobrol sama dia deh." tutur Rani dengan seulas senyum di bibirnya.

Fatamorgana CintaWhere stories live. Discover now