#45

1.6K 75 0
                                    

"Ibu, Aza sudah ada jawaban. Boleh minta tolong supaya keluarga pak Amir diundang kemari?" tanya Azalea kepada Sang Ibu.

Sambil tersenyum ibu Azalea menjawab "Boleh,  nak. Segera ibu hubungi keluarga mereka. "

"Terimakasih, bu. " ucap Azalea.

Azalea POV

Satu jam yang lalu aku merebahkan diri di kamarku.  Begitu lelahnya aku mengendarai motor dari Bogor menuju tempat kelahiranku yang berada di Jawa Tengah. Buat aku yang tipikal manusia males gerak,  sebenarnya aku enggan pergi sendirian dalam jarak sejauh itu. Usai shalat Ashar aku menghampiri ibu dan meminta tolong kepadanya agar dapat menghubungi keluarga pak Amir.

Kini aku sedang berada di teras rumah. Ketika sebuah suara memanggilku dari belakang.

"Aza,  sehabis isya' nanti keluarga pak Amir akan berkunjung ke sini. " ucap ibu.

"Iya,  bu. " kataku sambil berdiri lalu menghampiri ibu.  "Mau Azalea bantu apa,  bu? " tanyaku pada ibu.

"Nggak usah,  nak.  Kamu istirahat saja ya. " tutur ibu kepadaku.

"Iya bu. Azalea pamit ke kamar dulu ya. " ucapku pada ibu.

Setibanya di kamar aku langsung merebahkan badanku di atas ranjang dengan telinga yang tersumpal earphone yang kugunakan untuk mendengarkan murottal.



____

Waktu rasanya berlalu begitu cepat. Sekarang aku sudah duduk di ruang tamu beserta ayah, ibu, dan keluarga pak Amir yang kini berada di hadapanku. Setelah basa-basi antar orang tua dari kedua keluarga, akhirnya pak Amir menanyakan pertanyaan yang dua minggu lalu terucap dari mulut putranya.

"Jadi bagaimana dengan jawabanmu, nak? " tanya pak Amir kepadaku.

Kukumpulkan segala keyakinanku hingga akhirnya aku dapat mengatakan "In syaa Allaah, saya terima khitbah dari putra bapak. "

"Alhamdulillah. " ucap semua yang ada di ruangan itu serempak.

"Lalu bagaimana dengan tanggalnya?" ujar Ayah kemudian.

"Dua pekan lagi bagaimana?" usul pak Amir.

"Saya sih setuju saja. Tergantung anaknya. " timpal ibu.

"Lalu dengan sekolahnya Azalea bagaimana?" tutur istri dari pak Amir.

"Bukannya putra ibu dengan Azalea satu institut,  ya? Kan waktu itu ibu cerita sama saya. " sahut ibu.

"Eh,  iya.  Saya lupa. " jawab istri pak Amir.  Jujur,  aku saja tak tahu kalau calon suamiku menempuh pendidikan di tempat yang sama denganku.

"Bagaimana anak-anak sekalian? " tanya ayah kepada dia dan aku.

Kami berdua hanya menjawab dengan anggukan pelan.

"Lalu untuk mahar bagaimana? " tanya pak Amir.

"Saya kira putra bapak sudah mengetahui apa yang ingin saya jadikan sebagai mahar pernikahan saya." jawabku.

Setelah itu,  ayah, ibu, pak Amir dan istrinya berbincang-bincang cukup lama. Berhubung sudah malam,  mereka pamit kembali ke rumah mereka.

Fatamorgana CintaWhere stories live. Discover now