1 | ALBERIC

280K 13.1K 447
                                    

Jangan lupa vote dan comen
Happy Reading

Rasa peduliku kini muncul perlahan, berusaha menggapai rasa lain yang terbengkalai dihati
__Alberic

Hari ini hari senin, dimana Lena akan memasuki sekolah barunya Sma Darmantara. Dengan bando pink yang menghiasi rambutnya membuat Lena terlihat semakin lucu. Lena sedari tadi berkeliling untuk mencari ruang kepala sekolah, tapi tidak ketemu. Nanya sama orang? Uh itu bukan tipe Lena, ia pemalu tapi suka malu-maluin.

"Ih mana sih ruang kepala sekolah," gerutunya, jujur saja jika kaki Lena sekarang sudah terasa pegal.

Lena terus berkeliling hingga waktu menunjukan pukul 6.45 dan lima belas menit lagi bel masuk berbunyi. Sudah lima belas menit pula ia berkeliling mencari ruang kepala sekolah.

Lena pun tidak menyerah begitu saja untuk mencari ruang kepala sekolah. Saat hendak melewati kantin, Lena melihat sekumpulan anak laki-laki dengan pakaian acak-acakan. Rambut telah melewati batasannya, sepatu bukan dengan warna yang seharusnya di pakai, dan ada pula yang mengingat dahinya dengan dasi sekilah.

Lena memberanikan diri menghampirinya. Ia menghilangkan semua rasa malunya agar bisa menemukan ruang kepala sekolah. Bagaimanapun ini adalah hari pertama ia sekolah dan ia tidak boleh telat untuk masuk kelas

"Permisi?" Lena memberanikan membuka suaranya, tangannya menggenggam erat tali tasnya.

"Iya ada apa neng cantik? Mau nyari abang?" salah satu dari mereka menyahut, ingin sekali Lena membalas ucapan laki-laki tersebut yang membuatnya merasa geli sendiri.

"Lena lagi nyari dimana tempat ruang kepala sekolah, tapi Lena nggak tahu dimana." Ucapnya to the point. Lena menatap sepatunya, karena sungguh ia sangat malu. Apalagi di depannya kini adalah laki-laki semua.

"Ouh ruang paman handsome lu Ric, ya udah mending lo antar deh Ric!" Suruhnya kepada Eric.

Eric mendongkak melihat siapa yang meminta bantuan kepadanya dan sahabat-sahabatnya. Ia mendengus pelan saat melihat seorang perempuan di depannya, baru saja dua minggu yang lalu ia gila karena perempuan dan membuat ia seperti enggan untuk kembali menghadapi seorang perempuan.

"Eh itu Lena mau tau ruang kepala sekolah," ucapnya tergagap karena ditatap tajam oleh seorang Eric.

"Gue sibuk!" singkatnya dengan dingin. Eric kembali menghisap rokoknya, kakinya ia naikan ke atas meja, kelakuannya terlihat bossy sekali.

"Yaudah makasih, Lena cari sendiri aja," Lena membalikan badan untuk pergi kembali mencari ruang kepala sekolah, tetapi sebelum Lena menjauh dari sana ada satu suara yang membuat gerakannya kembali terhenti.

"Yaudah gue anterin dah kasihan anak baru dia," seseorang bangun dari duduknya dan menghampiri Lena. "Ayo!"

Di perjalanan dari lorong ke lorong terasa begitu canggung membuat Lena mau tak mau harus membuka pembicaraannya. Ia juga harus sangat berterima kasih kepada laki-laki yang kini ada di sampingnya.

"Hai nama lengkap Lena itu, Saylena Arganta Maymac. Panggil aja Lena," Lena kini tidak tergagap seperti tadi, bahkan ia memberikan senyuman tipis kepada laki-laki itu.

"Ouh Lena ya?" Lena mengangguk. "Kalau gua Farel," mereka berjabat tangan. "Farel Setamoraja,"

Hening.

Tak lama mereka sampai di depan ruang kepala sekolah. Lena menoleh kearah Farel, lalu ia tersenyum tipis. "Makasih Farel," Lena memasuki Ruang kepala sekolah, sedangkan Farel masih berdiri di tempat dengan kedua tangan yang ia masukan ke kantong celana.

ALBERICWhere stories live. Discover now