7 | ALBERIC

173K 9K 162
                                    

Jangan lupa vote dan comen

Happy Reading

Gue peduli karena gue sayang. Gue perhatian karena gue cinta. Dan lo gak bisa menentang apa yang sudah takdir tentukan.
_Alberic

Sudah seminggu Eric dan Lena menjalin hubungan. Tidak ada gangguan apapun selama Lena menjadi pacarnya dikarenakan Eric selalu ada disampingnya. Akhir-akhir ini juga Eric menjadi lebih possessive kepada Lena, ia selalu menghajar siapapun lelaki yang berani dekat dengan Lena, walaupun kepada teman sekelasnya sekalipun.

Seorang Lelaki kini tengah berbaring diatas kasur empuknya. Tak peduli dengan mentari yang telah menyambut paginya. Ia terusik disaat sorotan cahaya mentari menyinari wajahnya. Matanya terbuka, ia menolehkan wajah mencari ponsel untuk melihat waktu. 7.00, telat itu pasti. Dengan santai ia kekamar mandi, memakai seragam dan memakai farfume mint-nya.

Eric turun dari tangganya, disana terdapat kedua orang tuanya yang lagi-lagi berdebat.

"Itu salah kamu Chandra, kamu tidak becus menjaga anak kamu," teriak seorang wanita kepada suaminya.

"Dara, menjaga anak itu tugas kamu. Sudah seharusnya kamu menjaganya, kenapa kamu malah memeberikannya kepada orang lain?"

"Waktu itu kamu kan yang menyuruhnya. Menyuruhnya untuk dititipkan kepada temanku, kenapa kamu menyalahkanku,"

Itulah sebabnya Eric tidak betah berada dirumahnya, kedua orangtuanya seakan tidak menganggapnya ada. Bahkan kedua orang tuanya tidak pernah bertegur sapa semenjak kakaknya hilang sebelum ia lahir. Eric tidak pernah melihat kakaknya kecuali dari fotonya.

Eric tidak peduli dengan perdebatan kedua orangtuanya, ia keluar dan menyalakan mesin motornya. Ia pun melesat meninggalkan pekarangan rumahnya.

Sungguh Eric ingin keluarganya seperti keluarga yang harmonis lainnya, ada kasih sayang ibu, pengertian ayah. Tetapi itu semua kandas hanya dengan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Dulu mantan pacarnya yang selalu memberi perlngertiannya. Ah Eric merindukannya, tetapi semenjak kedatangan gadis polos itu ia menjadi lebih terbuka. Terlebih lagi perhatian yang diberikan Lena. Eric pun tersenyum mengingat hal itu.

Eric pun kini tengah bingung dengan perasaannya. Move on? Entahlah ia sebenarnya sudah menyayangi Lena tetapi Bianca selalu menghantui pikirannya.

Kini Eric berada di depan gerbang sekolah Darmantara, sekolah milik ayahnya. Ia lebih memilih untuk bolos sekolah daripada tidak fokus. Eric pun melajukan kembali motornya ke warbel. Disana ada keenam sahabatnya yang termasuk anak Ragonda. Eric menepikan motornya di parkiran warung.

"Wuihh si bos ternyata ikut bolos, feeling gue bener kan," bangga Mike.

"Emang lo punya feeling, gue rasa lo gak punya." Ejek Deval.

"Anjir amat lo,"

Eric duduk disebuah gazebo bersama keenam sahabatnya, ia mengambil rokoknya dan menghisapnya.

"Ric gimana hubungan lo?" tanya Farel.

"Baik pasti, Ericnya aja makin lengket sama Lena. Sekalinya ada cowok yang berinteraksi sama si Lena si Eric langsung siap hajar," Frans terkekeh dengan ucapannya mengingat ke possessivan sahabatnya.

"Itu namanya sayang," tambah Jo.

"Semenjak lo jadian kita-kita belum kenalan lho sama si Lena," ucap Arie.

"Gak penting," santai Eric dengan asap yang keluar dari mulut dan hidungnya.

"Yaelah,"

×××××

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang