45 | ALBERIC

97.3K 4.6K 1.6K
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Lo itu seperti bintang, yang sulit gue raih. Lo itu seperti matahari yang cahayanya sulit gue genggam, dan lo seperti bulan, yang bersinar walau gelap menyerang
_Alberic

"Jawab Eric, please." Bianca terus menatap Eric, setelah itu senyuman manis terbit dari bibir Eric.

"Ya. Gue mau balikan sama lo," setelah itu Bianca langsung memeluk erat Eric. Sangat erat seakan ia tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.

"Gue janji bakal jaga rahasia tentang hubungan kita ini Ric, gue janji. Makasih Ric, lo itu orang yang paling berharga buat gue." Bianca menggenggam erat tangan Eric, begitupum sebaliknya.

"Gue masih cinta sama lo Biy," bisik Eric pelan, Bianca hanya tersenyum senang.

'Eric lebih milih gue daripada lo Lena,' batin Bianca puas.

×××××

Semua peserta camping di pulangkan karena kejadian yang menimpa Lena, semua tidak tahu siapa pelaku yang menyiksa Lena begitu kejam. Bahkan ketiga sahabatnya pun tak habis pikir dengan kejadian ini.

Hari ini Lena berada di rumah sakit, kedua orang tuanya mengetahui hal itu tetapi karena pekerjaan mereka yang begitu menumpuk membuat mereka tak bisa datang. Sedangkan Barca, Lena tak berani menghubunginya, walaupun Barca selalu menanyakan keadaan Lena, ia selalu menjawa bahwa dirinya baik-baik saja walaupun itu hanya sebuah kebohongan. Ia tidak mau kalau Barca khawatir disana.

"Eric mana?" tanya Lena parau, ini sudah hari kedua dimana Lena dirawat.

Yuka tersenyum miring. "Dia sibuk, sibuk sama orang baru, eh gak baru deh udah lama tetapi di daur ulang jadi baru lagi," ucapan Yuka membuat Lena tidak mengerti.

"Maksud Yuka?" tanya Lena pelan, karena tenggorokannya kini terasa kering walau ia sudah minum air putih.

"Udah jangan dipikirin mending lo istirahat," Manda menarik selimut Lena hingga ke pinggang.

"Tapi Lena mau tahu Eric ada dimana? Kenapa dia gak jenguk Lena? Dia gak khawatir gitu sama Lena? Lena kangen sama dia," mata Lena hampir berkaca-kaca.

"Udah lah Len gak usah mikirin cowok kayak dia, mending lo putusin aja dia, cowok brengsek gitu lo pertahanin," cerocos Aice dengan lingkaran mata yang menghitam, karena kurang tidur.

"Tapi kan kalau pacaran itu pasti gak bisa lupa sama pasangannya, kaya Lena yang gak bisa lupa sama Eric walaupun Lena pingsan hehehe," Lena terkekeh pelan.

"Maaf dong ambilin ponsel Lena," titah Lena, Manda yang berada dekat nakas mengambilnya dan memberikannya ke Lena.

Mereka bertiga mengernyit heran. "Buat apa?" tanya Manda.

"Telepon Eric, Lena kangen sama suara Eric," Lena menekan ponselnya untuk mencari nomor yang akan dihubunginya.

Lena menempelkan ponselnya ke telinganya, hingga panggilan itu tersambung membuat senyum Lena merekah.

'Halo ini siapa?' tanya suara dari seberang.

Lena mengernyitkan alisnya karena suara ini masih suara Eric, tetapi kenapa Eric harus bertanya siapa dirinya?

"Ini Lena, kok Eric gak tahu sih,"

'Ouh Lena, sorry nomor lo gak ada. Mau minta nomor ponsel lo, tapi kan lo di rumah sakit.'

"Kok bisa sih?"

'Ponsel gue baru lagi Lena, kemarin aja gue beli. Yang lama udah rusak, gara-gara gue banting.'

ALBERICWhere stories live. Discover now