14 | ALBERIC

136K 6.7K 102
                                    

Andai hati ini bisa berkata
Aku mencintaimu
Agar kau bisa tahu
Bahwa ini bukanlah kebohongan
Tapi ini ketulusan yang terpusat dari hati

__Alberic

Aice, Manda dan Yuka kini tengah berada di kelas, Lena ia pergi ke toilet sejak tiga menit yang lalu. Aice seperti biasa selalu bergosip ria dengan Yuka sedangkan Manda? Ia malah membaca koleksi novelnya yang kemarin dibeli.

"lo tahu gak sih maksud si Jo itu apa?" tanya Aice kelewat kepo.

"Gak tahu, tapi kata gua mah itu tentang masa lalu si Eric."

"Udah-udah jangan pada ngegosip, tapi btw katanya Bang Barca mau kesini," timbrung Manda.

"Iya emang mau kesini, katanya sih kasus yang kemarin si Lena di bully sama si Lexa. Enak banget ya punya abang kayak si Lena." Aice mulai menghayal kedalam imajinasinya.

Yuka menepuk kepala Aice, sehingga membuatnya meringis. "Jangan ngekhayal deh. Emang enak sih jadi adiknya Bang Barca kayak si Lena, tapi abangnya itu sangan over protective apalagi sekarang pacarnya si Eric posesif nya minta ampun. Si Lena lagi temu kangen aja di kira yang enggak-enggak." cerocos Yuka panjang kali lebar.

Aice dan Manda membenarkan ujaran dari Yuka. Memang benar jika Barca adalah orang yang over protective kepada Lena begitupun dengan Eric yang posesif.

"Terus sekarang Lena kemana?" tanya Yuka.

"Pan tadi teh ke toilet," jawab Aice dengan logat sunda.

"Itu si Lena dianterin siapa?" Manda menunjuk Lena seorang lelaki yang saling berbagi senyum.

"MAMPUS!" Aice dengan kecepatannya menghampiri Lena dan menjauhkannya dari lelaki entah siapa dia.

"Ih Aice apa-apaan?" Lena bingung dengan sikap tiba-tibanya Aice. Begitupun dengan seorang lelaki yang kini ada dihadapan Aice.

"Lo!" Aice menunjuknya tepat di depan wajahnya. "Jangan dekat-dekat sahabat gue, karena dia udah punya pacar."

Lelaki itu tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Aice. Lena dan ketiga sahabatnya memandangnya bingung.

"Gue bukan penikung kali. Gue ini sahabat Lena di Sma-nya dulu." Aice hanya ber-oh ria.

"Oh sahabat Lena toh." Lena maju ke tengah diantara Aice dan Alta. Ya lelaki itu adalah Nialta.

"Aice udah tahu kan dia siapa?" tanya Lena. Aice sontak mengangguk. "Nah Nial ini namanya Aice, teman baru Lena yang udah Lena anggap sahabat." Aice dan Alta saling menjabat tangan.

"Terus Nial siapa?" tanya Aice tak ada habis-habisnya.

"Nial itu nama spesial dari Lena." PD-nya dengan mengangkat wajahnya angkuh.

"Elah cuma orang kek lo dikasih nama spesial? Mungkin dulu Lena khilaf jadi kasih nama lo Nial. Sesuai sih sama tinggi badan lo yang kayak sungai Nial." Aice tersenyum sinis ke arah Alta.

"Itu sungai Nil, bege," Alta menjitak kepala Aice membuatnya meringis.

"Udah-udah, Nial ini Manda dan ini Yuka," mereka menjabat tangan Alta, dengan senyum yang di paksakan.

ALBERICWhere stories live. Discover now