29 | ALBERIC

114K 5K 73
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Katakanlah kalau gue satu-satunya orang dihati lo. Dan katakanlah tidak ada orang lain yang bisa singgah dihati lo.
Karena lo harus tahu sakitnya diduakan oleh hati.
_

Alberic

Srak

Seorang wanita paruh baya membuka gorden jendela bewarna putih tulang. Wanita itu tersenyum menatap anaknya yang selama ini tidak pernah dianggapnya. Wanita itu menghampiri anaknya dan duduk di tepian ranjang. Tangannya terulur untuk menyentuh pipi anaknya.

"Eric bangun nak, udah jam 6.00." Eric melenguh pelan. Matanya mengerjap berusaha menerima sinar matahari yang sudah terasa silau di pagi hari.

"Ibu," Eric bagun dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Eric kamu mandi ya, ayah sama ibu nunggu kamu dibawah buat sarapan," ucapnya lembut dengan mengelus surai rambut Eric yang mulai sedikit panjang.

"Iya bu," setelah itu wanita itu bangun dan pergi ke luar kamarnya. Eric diam-diam tersenyum, inilah keluarga sebenarnya.

Eric mengecek ponselnya terlebih dahulu. Banyak sekali pesan yang masuk dari Lena. Ada apa? Itulah yang ada di pikiran Eric.

Eric
Er
Ic
Oi
Eric Lena minta maaf
Maaf pisan
Lena gak bisa jalan sama Eric
Kata sahabat Lena
Lena gak pernah kumpul bareng sama mereka
Jadi sekarang Lena mau hangout sama sahabat Lena
Sebenarnya Lena baru tau arti hangout
Gak apalah yang penting Lena udah izin
Gak apa-apa kan
Bilangin juga ke abang kalau Lena mainnya sama sahabat Lena
Aice yang bawa mobil
Tenang kok Lena bakalan bawa uang
Gak minta traktiran
Makasih
Sayang Eric:*
-Saylena

"Anak ini, sampai ponsel gue lamban." Kekeh Eric.

"Gue kasihan sama lo Len, abang lo keluar negeri tapi lo sendiri kagak tahu." Gumam Eric

Iya gak apa apa
Hati hati ya
Jangan dekat-dekat sama cowok lain
Kalau ada cowok yang berani lirik lo
Siap siap gue bacok
Hati hati say:*
-Alberic

"Berarti sekarang gue di rumah," gumamnya.

Setelah itu Eric pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama Eric turun dari kamarnya dan menghampiri kedua orang tuanya untuk makan siang. Eric memberi senyuman canggung, karena baru pertama kali ia makan semeja dengan kedua orangtuanya.

Eric mengambil nasi goreng yang sudah disiapkan, dan memakannya. Eric sekarang hanya fokus untyk makan, hanya deentingan sendok yang mengisi ruang makan ini.

"Eric, bagaimana dengan sekolahmu? Atau gengmu?" pertanyaan dari Chandra membuat acara makan Eric terhenti pelan.

Eric mendongakan keoalanya menatap ayahnya. "Tau darimana Eric punya geng?" tanya'nya.

"Eric kamu lupa kalau ayah ini pemilik yayasan? Apalagi setiap hari kamu suka buat onar." Jelasnya dengan kekehan kecil.

"Maaf," cicit Eric.

Chandra mengusap puncak kepala Eric. "Nikmati saja masa remaja kamu, tapi kamu jangan lupa buat belajar juga. Ini juga demi masa depan kamu." ujarnya diangguki Eric.

"Eric hari ini kamu ada acara gak?" tanya Dara-Ibu Eric.

Eric menggeleng pelan. "Gak ada bu, emang kenapa?" tanya Eric.

ALBERICWhere stories live. Discover now