4 | ALBERIC

195K 10.7K 290
                                    

Jangan lupa vote dan coment
Biar author yang galau ini kembali bahagia

Lo bikin gue jinak Len, gak tahu kenapa gue gak bisa berbuat apapun kalau ada lo
__Alberic

"Gue udah mutusin kalau gue bakal usaha deketin Lena," finalnya.

"Selamat berjuang Ric, gue doain lo cepet move on," Farel menepuk bahu Eric dua kali.

Eric dan Farel menatap kamar yang sekarang ditempati menjadi seperti kapal pecah, bungkus ciki bertebaran dimana-mana, cangkang kacang kulit berserakan dimana-mana, komik dan segala buku entah dimana tempatnya dan orang yang menyebabkan itu semua malah tertawa-tawa? Sungguh Farel sangat geram sekarang.

"ANJIRR KAMAR GUE!!" teriak Farel, semua sahabatnya menatap Farel dengan cengiran tak berdosa. "Rapihin semuanya kalau tidak," Farel meletakan jari telunjuk di lehernya.

"Iya iya nanti kita rapihin," ucap Arie sebal.

"GAK ADA KATA NANTI!! SEKARANG KERJAKAN!! AMBIL SAPU SAMA PELANNYA DI DAPUR CEPAT!!" Farel berdiri diatas kasurnya seraya menunjuk-nunjuk sahabatnya.

"Iya-iya," jawabnya serentak.

Semua lelaki yang di suruh untuk membersihkan kamar Farel mengeluarkan sumpah serapahnya, bahkan Mike menatap Eric memohon agar Eric mendukungnya.

"Eric," panggil Mike dengan suara seperti anak kecil.

"Udah bersihin aja dulu, sorry sorry gue gak bisa bantu," Eric memasang senyuman miringnya.

"Kaliah Jahadd!" dramatis Arie dan Mike.

×××××

"Lena kemarin gimana ceritanya lo bisa diculik?" tanya Yuka menatap teman baru seharinya ini.

"Kok kalian bisa tahu? Lena kan belum cerita apa-apa," Lena menunduk menatap kedua sepatunya. Tiba-tiba air matanya jatuh membuat ke tiga temannya terkejut. Tetapi dengan cepat Lena menghapusnya.

"Jangan nangis Lena," Manda mengusap punggung Lena.

"Kita tahu karena berita itu dari salah satu anak Ragonda, semua murid Sma Darmantara lagi ngomongin tentang berita ini. Apalagi tangan Eric yang sekarang diperban," mendengar ucapan dari Aice membuat Lena mendongkak.

"Itu salah Lena, tangan Eric ke tusuk pisau karena Lena," air mata Lena tak bisa lagi di bendung mengingat kejadian kemarin.

'Lena gak boleh nangis!' Batin Lena.

"WHATT!! Jadi yang di perban itu dari tusukan pisau?" mereka bertiga menatap Lena kaget.

"Udahlah Lena gak mau cerita lagi, Lena jadi parno," ucap Lena.

Lena menidurkan kepalanya keatas meja, dengan berbantal tangan. 'Lena capek,'

Sementara itu Eric, ia sedang berada di kelasnya dengan duduk di atas meja Arie. Ia menatap tangannya yang di perban sesekali ia menekan-nekan lukanya untuk merasakan sakit atau tidaknya.

"Ric, balik kumpul yuk!" Ajak Mike.

"Gak dulu gue ada acara." Eric melirik Farel yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Acara apa? Keluarga?" timbrung Deval.

"Rahasia," ucap Farel yang disertai dengan kikikan kecil. "Lo semua gak perlu tahu, ini acara gua sama Eric." Lanjutnya.

"Wah gak ngajak-ngajak, jahat ya kalian sama Arie," Arie mencebikan bibirnya membuat sahabatnya menatapnya jijik.

"Geleh sia teh!" ucap Deval dengan logat sundanya.

ALBERICWhere stories live. Discover now