32 | ALBERIC

97.3K 4.9K 147
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Gue kangen suara lo saat lo larang gue ini itu
Gue kangen sama perlakuan lo yang manis
Dan gue kangen senyuman lo yang dulu lo tunjukan hanya buat gue
_Saylena

Bel pulang akhirnya berbunyi, sedari tadi Manda terus duduk di kursi yang sudah di sediakan di Uks, sedangkan Lena terbarik diatas ranjang Uks. Manda sedang menunggu Yuka dan Aice untuk membawakan tas mereka berdua.

Tak lama Yuka dan Aice datang dengan nafas terengah-engah. Tak lupa dengan tas Lena dan Manda di tangannya masing-masing.

"Nih tas lo, serasa babu gue." Yuka melempar tas Manda.

"Biasa aja dong." Decak Manda.

"Si Lena mana? Tasnya nih," Aice mengangkat tas Lena.

"LENA ADA DISINI!" pekiknya.

Aice menghampiri Lena dan melihat Lena wajahnya pucat. Ia memberikan tasnya dan memegang dahi Lena. "Lo beneran demam? Gue kira si Manda cuma ngibul buat bisa bolos sama lo." Cerocos Aice.

"Gue gak bohong bego,"  Manda melempar pulpen yang disediakan untuk mengabsen murid yang masuk Uks.

"Sakit woi." Teriak Aice.

"Guys gue harus pulang, gue harus ke rumah bibi gue, maaf ya bye!" Yuka berlari membuat kuciran rambutnya kekanan dan kekiri.

"Eh gue juga harus pulang nih, Lena lo mau ikut gak?" tanya Manda.

"Lena mau tiduran dulu, Manda sama Aice gak apa-apa duluan aja." Lena tersenyum di wajah pucatnya.

"Lo gak apa-apa beneran?" tanya Aice memastikan, Lena mengangguk. "Yaudah kita duluan ya bye, kalau ada apa-apa chat aja." Lena mengangguk lemah.

Manda dan Aice meninggalkan Lena yang sedang melamun di Uks. "Lena harus pulang, Sean udah jemput Lena." Lena melihat percakapannya dengan Sean di ponselnya.

Lena bangun dari ranjang Uks dengan hati-hati. Lena menggendong tasnya dan keluar dari Uks, bau badannya sudah berganti dengan bau minyak angin. Lena menatap lapangan outdoor yang sangat panas. Setelah pulang Lena berjanji akan tidur dan beristirahat.

Lena terus berjalan hingga ia sampai di parkiran, disana ia melihat Eric yang terus melihat Lena. Ada rasa khawatir dimatanya, namun ia berusaha menutupinya dengan rasa kecewa.

"Ric pacar lo kenapa? Pucet banget." Tanya Jo heboh.

"Ric Lena itu masih pacar lo, lo harus peduli walaupun itu hanya sedikit." Saran Farel.

Eric hanya mendengus kasar.

Lena melewati Eric, tak lupa ia menyapa Eric walau dengan suara parau. "Hai Eric," senyumannya mengembang di bibir pucatnya.

Eric hanya melihat Lena dari ekor matanya, tak ada niatan untuk membalasnya. "Eric jangan marah sama Lena ya." Setelah itu Lena pergi ke gerbang menghampiri Sean. Sean memeluk Lena setelah itu mereka melepaskan pelukannya.

Di parkiran Eric mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras, wajahnya memerah karena amarah.

"Lo semua lihat sendiri kan?" tunjuk Eric ke arah Sean dan Lena.

"Cowok itu siapa? Kayak akrab," sahut Deval.

"Mungkin pacara barunya." Tebak Eric dingin.

Sedangkan Lena ia tersenyum kala Sean menggodanya . "Len wajah lo pucat kenapa?" tanya Sean khawatir.

"Emang kelihatan banget ya?" tanya Lena.

"Banget."

"Pantas pucat juga, orang Lena dari pagi belum makan. Tapi tadi sempet makan roti," ucap Lena tak lupa dengan senyumannya.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang