34 | ALBERIC

102K 4.6K 161
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Gue baru sadar kalo hidup gue tanpa lo itu terasa sia-sia, hampa seperti udara
_Alberic

Lena pulang sekolah dengan membawa sebuket bunga ditangannya, sedangkan cokelat dan suratnya ia simpan di dalam tasnya. Lena sangat senang hari ini, senyumannya tak pernah hilang dari bibir indahnya. Banyak orang yang menatapnya heran apalagi pada sebuket bunga itu. Dan saat itu Lena hampir melupakan sesuatu.

"Yah kan Lena janji mau latihan make up dirumah Aice. Gimana dong? Aice lagi kenapa harus tinggalin Lena dan nggak ingetin Lena." Gumamnya kesal.

Lena mengambil ponsel dan menghubungi Aice, dan pada sambugan ke dua panggilannya diangkat oleh Aice.

"Aice sekarang jadi nggak nih, kok Aice nggak ingetin Lena sih? Padahal Lena kan pelupa," cerocos Lena membuat Aice berdecak di seberang panggilan.

'Hei kan yang tadi nyuruh pulang duluan siapa? Gue juga lupa peak! Kan katanya tadi lo bilang gini 'kalian duluan aja Lena mau nyimpen buku paket ke loker' kan? Inget kan alah masa lo nggak inget, otak lo medet kali gara-gara penuh rumus.'

Aice mencerocos lebih panjang membuat Lena mendengus kasar. Lena tak habis pikir, mengapa ia betah bersahabat dengan Aice? Manusia es krim jadi-jadian yang mempunyai mulut toa.

"Yaudah kapan nih jadinya? Sekarang?" Lena mencebikan bibirnya.

'Sorry aja nih sekarang gue gak bisa, gue disini ada kumpul teman Smp gue. Masa mereka gue kacangin, atau lo yang gue kacangin, yaudah besok atau lusa bisa?'

"Ya tapi bisa sih bisa, kalo alat-alatnya Lena masih bingung. Kalo beri Lena gak tahu apa-apa,"

'Besok gue anterin lo beli make up deh, sekalian gue harus beli kado buat teman Smp gue. Mau gak?'

"Yaudah Lena ikut-ikut aja, tapi harus jadi ya? Kalo nggak Lena bacok nih,"

'Virus dari si Etic dah nular,'

"Yaudah kalau begitu papay Lena mah pulang. Jangan kangen ya es krim muach." Lena tersenyum dan memasukan ponselnya ke kantong seragam. Dari jauh Eric melihat itu tersenyum pula.

"Sementara gue lupain masalah hubungan gue yang sedang kacau sama Lena gegara cowok itu, gue mau baikan sama Lena persetanlah dengan cowok itu, karena tanpa si Lena hidup gue serasa sia-sia." Eric menghampiri Lena yang berada di lapangan menuju parkiran.

Lena tidak menyadari bahwa di belakang ada Eric yang akan menghampirinya sedangkan semua orang sibuk membuka ponsel untuk memvideokannya.

Eric hanya mendelik kesal kepada orang-orang yang selalu ikut campur masalahnya. Alexa yang berada di sudut lapangan pun terlihat bingung. Hingga tiba-tiba Eric berlari dan langsung memeluk Lena.

"Lena maafin gue," lirihnya pelan ditelinga Lena.

Tubuh Lena membeku, bunga yang di tangannya hampir terjatuh jika saja Eric tidak menahannya. Semua murid memekik histeris, adapun yang membuat snap di media sosial. Eric membalikan badan Lena hingga mereka saling berhadapan. "Gue minta maaf ya Len, harusnya di mensive kita yang ke saru bulan itu bisa bahagia bukan seperti ini." Tunduk Eric lesu.

"Iya Lena maafin tapi nanti Lena jelas_"

"Shut, gue gak peduli siapa cowok brengsek itu, tapi kalau gue ketemu lagi sama dia gue bakal habisi dia," Eric menempelkan jari telunjuknya di bibir Lena.

"Tap_"

"Shut,"

Seorang perempuan menghampiri mereka berdua ke tengah lapangan. Eric hanya menatapnya datar sedangkan Lena tersenyum hangat.

ALBERICWhere stories live. Discover now